[PDF] Mayat Di Puncak Bukit - eBooks Review

Mayat Di Puncak Bukit


Mayat Di Puncak Bukit
DOWNLOAD
Battery Reconditioning
Ford Manuals

Download Mayat Di Puncak Bukit PDF/ePub or read online books in Mobi eBooks. Click Download or Read Online button to get Mayat Di Puncak Bukit book now. This website allows unlimited access to, at the time of writing, more than 1.5 million titles, including hundreds of thousands of titles in various foreign languages. If the content not found or just blank you must refresh this page



Mayat Di Puncak Bukit


Mayat Di Puncak Bukit
DOWNLOAD
Battery Reconditioning
Ford Manuals
Author : Shahidan (Md. Noh.)
language : ms
Publisher:
Release Date : 1987

Mayat Di Puncak Bukit written by Shahidan (Md. Noh.) and has been published by this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 1987 with categories.




Mayat Di Puncak Bukit


Mayat Di Puncak Bukit
DOWNLOAD
Battery Reconditioning
Ford Manuals
Author : Shahidan Md. Noh
language : ms
Publisher:
Release Date : 1982

Mayat Di Puncak Bukit written by Shahidan Md. Noh and has been published by this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 1982 with Children's stories, Malay categories.




Ratu Pemikat


Ratu Pemikat
DOWNLOAD
Battery Reconditioning
Ford Manuals
Author : Zhaenal Fanani
language : id
Publisher: Pantera Publishing
Release Date : 2020-12-17

Ratu Pemikat written by Zhaenal Fanani and has been published by Pantera Publishing this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2020-12-17 with Fiction categories.


BEBERAPA saat lamanya Pendeta Sinting terdiam seraya memandang tak berkedip ke arah Manusia Dewa. Di hadapannya Joko bergumam tak jelas mengisyaratkan bahwa dia terkejut bercampur kagum. Tiba-tiba kesunyian di tempat itu disentak dengan suara tawa yang keluar dari mulut Pendeta Sinting. Melihat Pendeta Sinting tertawa, mendadak Manusia Dewa buka mulut dan ikut-ikutan tertawa bergelak. Hingga sekejap kemudian di tempat itu riuh rendah dengan suara tawa bergelak-gelak, membuat Joko Sableng geleng-geleng kepala. “Busyet! Apakah demikian sapaan jumpa antara tokoh-tokoh rimba persilatan? Berha… ha… ha…, dulu sebelum berkata?!” Begitu tawa keduanya berhenti, Pendeta Sinting usap-usap kumisnya. Lalu terdengar suaranya. “Hari baik, bulan baik. Hingga tak disangka kita jumpa lagi. Rasanya sudah lama kita tak jumpa, bagaimana? Apa kau baik-baik saja selama ini sobatku, Manusia Dewa?” Manusia Dewa condongkan kepalanya ke depan dengan sedikit menunduk. Saat kepalanya ditarik kembali, terdengar dia berucap. “Selama angin masih berhembus. Selama laut masih bergelombang. Selama takdir manusia masih menggantung di langit. Tak ada yang tak mungkin bila Dia menghendaki. Banyak perubahan terjadi, namun seperti yang kau lihat tubuh tua ini baik-baik saja! Kau sendiri?!” “Ucapannya tak berubah dari dulu! Padahal aku tak mengerti maksud ucapannya. Berhadapan macam orang begini mulutku jadi ngilu…,” kata Pendeta Sinting. Lalu guru Joko Sableng ini angkat bicara lagi. “Begitulah. Seperti halnya kau, aku baik-baik saja…,” sejenak Pendeta Sinting putuskan kata-katanya. Sesaat kemudian menyambung. “Aku sangat gembira bertemu denganmu lagi. Namun tentunya ada hal penting sampai kau jauh-jauh datang ke sini!” Manusia Dewa tengadahkan kepala. Saat itu matahari sudah hampir tenggelam, namun pantulan cahayanya masih menyeruak, dan perlahan-lahan rembulan tampak menapak langit dari balik gumpalan awan di sebelah utara. Untuk beberapa lama Manusia Dewa menatap bulan yang baru muncul. “Takdir telah membawaku ke sini. isyarat alam menuntun pikiranku bahwa arakan awan kelam mengambang di langit biru! Bumi jadi gelap meskipun matahari bersinar! Rembulan bercahaya. Tapi warna merah membuat cahayanya pudar!” Pendekar Pedang Tumpul 131 terkesiap mendengar ucapan Manusia Dewa. Diam-diam dia menduga-duga arti ucapan orang tua Itu. “Hem…. Nampaknya apa yang baru saja dibicarakan Pendeta Sinting benar adanya. Mendengar kata-kata kakek itu, sesuatu akan terjadi. Tapi apa…?!” Joko berpaling pada gurunya. Yang dipandang geleng-geleng kepala seakan menjawab apa yang hendak ditanyakan Joko. “Sobatku, Manusia Dewa,” kata Pendeta Sinting pada akhirnya setelah diam beberapa lama. “Apakah ucapanmu itu pertanda akan terjadi sesuatu hai yang luar biasa?!” Manusia Dewa palingkan wajahnya menghadap Pendeta Sinting. Kedua telapak tangannya tetap menakup di bawah dagu. “Sobatku, Pendeta Sinting. Aku tak berhak menjawab ya atau tidak atas pertanyaanmu, itu bukan kuasaku! Hanya saja, tanda-tanda alam tadi menunjuk ke arah pertanyaanmu. Peristiwa besar! Tanda-tanda itu mengarah ke sana!” Pendeta Sinting memandang lekat-lekat pada sahabatnya itu. Mulutnya komat-kamit dan bergetar, namun di lain kejap mulutnya telah membuka perdengarkan suara tawa perlahan. “Sobatku, Manusia Dewa. Anggaplah memang Suatu peristiwa besar akan terjadi. Yang jadi pertanyaan sekarang adalah peristiwa apa?! Apa kau juga menangkap peristiwa besar apa yang hendak terjadi?!” “Jangan tanya apa yang akan terjadi, Sobatku. Aku mungkin bisa menjawab semua pertanyaanmu, tapi menjawab apa yang akan terjadi adalah bukan jadi hakku! Namun demikian, tanda-tanda zaman sedikit banyak bisa menjawab apa sebenarnya yang akan terjadi!” “Sontoloyo benar! Ngomong sama dia aku jadi pusing sendiri!” rungut Pendeta Sinting yang rupanya tak sabar dengan segala ucapan Manusia Dewa. Penghuni jurang Tlatah Perak ini lantas jerengkan sepasang matanya. Mulutnya membuka hendak berkata, namun sebelum ucapannya keluar, Manusia Dewa telah berujar. “Kau pernah dengar cerita tentang hura-hura besar yang terjadi ratusan tahun silam di Pulau Biru?!” “Pulau yang katanya dihuni oleh seorang sakti yang memiliki Kitab Serat Biru itu? Memang, aku pernah dengar ceritanya. Tapi kurasa cerita itu hanya mengada-ada saja! Ternyata hingga sekarang aku tak dengar seorang pun yang mendapatkan kitab itu! Bahkan lambat laun cerita itu lenyap!” kala Pendeta Sinting pula. Manusia Dewa tertawa pelan mendengar ucapan Pendeta Sinting. “Boleh aku tahu, sudah berapa tahun kau mengasingkan diri tak terjun dalam belantara persilatan?!” Pendeta Sinting terdiam sejenak seolah mengingat. Lalu bergumam. “Menurut perhitunganku sudah kurang lebih dua puluh empat tahun!” “Sobatku. Dua puluh empat tahun bukan waktu yang pendek. Masa selama itu telah cukup untuk membuat suasana benar-benar berubah!” “Maksudmu…?!” “Dalam lima belas tahun terakhir ini, rimba persilatan diramaikan dengan perburuan kaum persilatan untuk mendapatkan Pedang Tumpul 131 serta Kitab Serat Biru. Mungkin karena Pedang Tumpul 131 sulit membuka rahasianya karena si pembawa petunjuk lenyap berpindah-pindah, orang rimba persilatan mengarahkan pandangan dan telinganya pada Kitab Serat Biru, meski dengan diam-diam juga menyelidik tentang pedang pusaka itu!” Pendeta Sinting dan Joko Sableng terkejut. “Manusia Dewa. Pedang Tumpul 131 sekarang .,” Pendeta Sinting tidak meneruskan ucapannya. “Aku tahu…. Pemuda di depanmu itu telah berhasil mendapatkan pedang pusaka itu. Karenanya secara diam-diam aku mengikutinya. Dan tak diduga jika dia orang yang dekat denganmu. Aku gembira karenanya. Sengaja aku mengikutinya untuk mengetahui siapa dia adanya. Terus terang, mula-mula aku merasa cemas. Aku khawatir pedang pusaka itu jatuh ke tangan orang yang tidak kita inginkan….” “Dia muridku!” sahut Pendeta Sinting. Manusia Dewa arahkan pandangannya pada Pendekar Pedang Tumpul 131. Memperhatikan lekat-lekat sebelum akhirnya berkata. “Syukur jika demikian. Hatiku sekarang tenteram!” “Kembali pada Kitab Serat Biru itu…,” ujar Pendeta Sinting seakan tak sabar. “Aku rasanya masih menyangsikan adanya!” “Justru aku hampir yakin adanya!” tukas Manusia Dewa. “Dan entah siapa yang memulai, akhir-akhir ini beberapa tokoh rimba persilatan telah muncul dan berbisik-bisik mencari jalan mendapatkan kitab itu, malah sebagian telah berada di sekitar pulau!” “Kau tahu banyak tentang kitab itu?!" tanya Pendeta Sinting. Manusia Dewa gelengkan kepalanya. “Tentang kitabnya, aku buta sama sekali. Hanya yang kutahu sedikit tentang orang sakti itu. Menurut yang pernah kudengar dari orang terpercaya, orang sakti itu bernama Ki Ageng Mangir Jayalaya. Tak jelas apa Ki Ageng telah mati atau belum. Yang pasti suatu keanehan melekat padanya!” “Keanehan? Keanehan apa?!” “Orang itu tubuhnya sebagian berada di atas dan sebagian di dalam tanah!” Pendeta Sinting dan Joko Sableng tersentak kaget mendengar keterangan Manusia Dewa. Mereka berdua seakan tak percaya. Rupanya Manusia Dewa menangkap perasaan orang, hingga tak lama kemudian dia mendehem beberapa kali sebelum berkata. “Inilah rimba persilatan. Dunia yang tak henti-hentinya diselimuti beberapa keanehan yang rasanya tak masuk akal. Namun begitulah kenyataannya! Herannya, semakin aneh, semakin menyedot perhatian orang dan mengundang orang berlomba-lomba menguak misteri keanehan itu. Mereka tak sadar, bahwa semakin terkuak, semakin remang-remang yang tampak. Lebih-lebih mereka jadi lupa jika Sang Pencipta Alam lebih daripada segala misteri di alam ini!” “Ucapanmu benar…,” desis Pendeta Sinting. “Lantas apa yang terbaik yang harus kita lakukan sekarang?!” “Manusia punya tugas mendamaikan umat. Rimba persilatan tak akan damai jika masalah Pulau Biru tak cepat diselesaikan!” Pendeta Sinting komat-kamitkan mulut. “Jelasnya, kau mengajakku memburu kitab itu. Begitu?!” “Aku tidak mengajak. Manusia diberi kemampuan berbeda-beda. Hanya saja jika merasa mampu kenapa tidak digunakan?!” Pendeta Sinting menyeringai lalu mengangguk-angguk. Berpaling pada Joko Sableng dan berkata. “Kau telah dengar semua penuturannya. Bagaimana pendapatmu?!” Pendekar 131 tersenyum-senyum sambil membatin dalam hati. “Aku tahu. Dia akan melimpahkan tugas ini kepadaku….” “Sontoloyo!Jangan cengengesan. Aku bersungguh-sungguh!” bentak Pendeta Sinting meski kejap kemudian dia ikut-ikutan tersenyum. “Sebaiknya kita memang menyelidik Pulau Biru itu Guru…, rasa-rasanya ucapanmu tadi sebenarnya tidak menanyakan bagaimana pendapatku, namun menanyakan kesiapanku! Benar bukan?” “Sontoloyo! Ternyata kau bisa menebak siratan ucapanku! Bagus kalau kau telah mengerti!” gumam Pendeta Sinting. “Kau bersedia bukan?!” “Pedang Tumpul 131 ada di tanganku. Apa pun yang terjadi, aku siap melakukannya!” ujar Joko pula. Manusia Dewa mendehem, membuat Pendeta Sinting dan muridnya berpaling. “Anak Muda. Kuasai pikiran. Jangan mengandalkan benda ciptaan. Pedang di tanganmu memang hebat, tapi jika pedang itu lenyap apa lagi yang kau andalkan? ilmu…? ingat, Anak Muda. Di atas langit masih ada langit. Semakin dalam kita menggali lubang semakin gelap yang kita lihat!” “Kau dengar ucapannya, Sontoloyo?! Kau jangan sombong, itu akan membawamu ke arah kegelapan!” desis Pendeta Sinting pada Joko, membuat Joko terpekur dan angguk-anggukkan kepala. “Kurasa sudah lama kita bicara. Sekarang aku harus pergi. Jika guratan masih menggariskan, tentu kita akan jumpa lagi…,” habis berkata demikian, tiba-tiba Manusia Dewa keluarkan suara tawa bergelak, membuat Pendeta Sinting dan JO KO Sableng sama-sama tengadahkan kepala seraya kerahkan tenaga dalam menangkis suara tawa yang menusuk gendang telinga. Karena suara tawa itu terus menggema tak henti-henti, Pendekar Pedang Tumpul 131 segera palingkan kepala ke arah di mana tadi Manusia Dewa berada, sepasang mata Joko jadi terbeliak dengan mulut menganga. Ternyata Manusia Dewa tidak ada lagi di tempat itu! Padahal suara tawanya masih terdengar! “Dia sudah tidak ada lagi, bukan?!” gumam Pendeta Sinting tanpa berpaling pada Joko. “Benar. Padahal suaranya masih terdengar hingga sekarang!” “Itulah. Manusia satu itu kepandaiannya memang sulit diukur!” Sang guru lantas arahkan pandangannya pada Joko. “Hem…. Kau memikirkan sesuatu?!” “Aku kagum dengan ketinggian Ilmunya. Waktu terjadi bentrok tempo hari dia hanya mendorong kedua telapak tangannya untuk menangkis serangan ganas. Nyatanya lawan dapat dibuat roboh terluka dalam….” “Aku tahu, kau menginginkan ilmu seperti itu bukan? Hem..,. Mudah saja asalkan kau sudah dapat membutakan sepasang mata dan mata hatimu! Mendengar ceritamu tadi, tampaknya memerlukan waktu sangat panjang bagimu untuk sampai ke sana….” “Kenapa bisa begitu, Guru…?!” “Selama hati masih kotor, selama mata masih tergiur melihat paha dan dada apalagi pinggul yang bergoyang-goyang, simpan dulu keinginanmu!” Joko Sableng menyeringai sambil garuk-garuk leher. Dalam hati dia berbisik. “Rasanya keinginan bukan saja hanya tersimpan, namun tak akan terjadi kenyataan. Mataku rasanya gatal jika melihat dada dan paha. Apalagi pinggul besar yang bergoyang-goyang. He…. He..He…!” “Sontoloyo! Apa kau sekarang sudah siap?!" tiba-tiba Pendeta Sinting menyentakkan lamunan Joko. “Kalau tak ada yang ingin dibicarakan lagi, aku siap, Guru!” “Hem…. Mendengar keterangan Manusia Dewa apa yang akan kau hadapi bukan urusan ringan! Selembar nyawamu jadi taruhannya. Muslihat licik dan tipu daya keji akan menghadangmu! Meski matamu tidak bisa dicegah dari melihat paha mulus, dada membusung serta lenggak-lenggoknya pinggul, tapi pikiran jernih dan kepala dingin jangan sampai tergadai!” “Akan kuingat selalu ucapanmu, Guru…. Aku pamit sekarang….” Habis berkata, joko menjura dalam. Lalu bangkit dan di kejap kemudian lenyap meninggalkan tempat Itu. “Mudah-mudahan Sontoloyo itu kuat menghadapi tantangan! Hem…. Menurut Manusia Dewa sekarang telah banyak muncul tokoh rimba persilatan, membuatku ingin tahu. Memang tak ada salahnya aku melihat-lihat dunia luar yang telah lama kutinggalkan. Gila! Kenapa aku jadi ikut-ikutan bingung…? Apakah aku memang orang bingung? Bukan, bukan bingung, tapi sinting. Ha…. Ha…. Ha…,” Pendeta Sinting tertawa sendiri, lalu bangkit dan berkelebat tinggalkan tempat itu.



Leftenan Adnan Wira Bangsa


Leftenan Adnan Wira Bangsa
DOWNLOAD
Battery Reconditioning
Ford Manuals
Author : Abdul Latip Talib
language : ms
Publisher: PTS Litera Utama
Release Date : 2008

Leftenan Adnan Wira Bangsa written by Abdul Latip Talib and has been published by PTS Litera Utama this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2008 with Fiction categories.


Dalam pertempuran dengan askar Jepun, Askar Melayu menunjukkan keberanian dan semangat keperwiraan yang hebat di mana seramai 152 anggota Askar Melayu, termasuk 7 pegawai Melayu dan 6 orang pegawai British yang dipinjamkan ke Rejimen Askar Melayu terkorban. Antara pegawai Askar Melayu yang terkorban itu adalah Leftenan Adnan bin Saidi. Dia bersama 42 orang anggotanya berjuang sehingga ke titisan darah yang terakhir. Novel Leftenan Adnan Wira Bangsa, karya penulis novel sejarah prolifik Abdul Latip Talib, memaparkan kisah serangan terakhir askar Jepun di Singapura serta keberanian dan keperwiraan askar Melayu yang sanggup berjuang sehingga ke hujung nyawa.



The Kill Order


The Kill Order
DOWNLOAD
Battery Reconditioning
Ford Manuals
Author : James Dashner
language : id
Publisher: Bentang Pustaka
Release Date : 2016-09-30

The Kill Order written by James Dashner and has been published by Bentang Pustaka this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2016-09-30 with Young Adult Fiction categories.


Sebelum WICKED dibentuk, sebelum Glade dibangun, sebelum Thomas memasuki Maze, ledakan sinar matahari menerpa bumi dan manusia terserang penyakit. Mark dan Trina di sana saat semua itu terjadi, dan mereka selamat. Tapi, selamat dari ledakan matahari adalah hal yang mudah jika dibandingkan dengan apa yang terjadi setelah itu. Sekarang penyakit kegilaan menyebar di Amerika Serikat bagian timur, dan ada yang mencurigakan tentang asal usul penyakit itu. Parahnya lagi, penyakit itu bermutasi, dan semua bukti menunjukkan bahwa umat manusia akan bertekuk lutut karenanya. Mark dan Trina yakin ada cara untuk menyelamatkan manusia yang tersisa sebelum mereka semua terjangkit kegilaan. Mereka bertekad untuk menemukan jalan keluarnya--kalau mereka masih bisa bertahan hidup. Karena di dunia baru yang luluh lantak ini, semua nyawa ada harganya. Dan bagi sebagian orang, ada yang dianggap lebih pantas mati alih-alih dibiarkan hidup. [Mizan, Bentang Pustaka, Novel, Terjemahan, Fantasi, The Maze Runner, The Scorch Trials, Indonesia]



Kekasih Di Puncak Mabuk


Kekasih Di Puncak Mabuk
DOWNLOAD
Battery Reconditioning
Ford Manuals
Author : Aslan Abidin
language : id
Publisher: BASABASI
Release Date :

Kekasih Di Puncak Mabuk written by Aslan Abidin and has been published by BASABASI this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on with Juvenile Fiction categories.


terlentang ke arah matahari. tanah subur. mata mengerjap ditimpa sinar. menakar kedalaman, menanam benih, –terbayang bunga mekar bergetar, buah berguncang. tegalan gembur. begitu gegap kita garap. bagai gemuruh musim hujan, kita sergap- menyergap. –“terus, benam lebih dalam,” katamu menatap rindang. ya, aku paham. * Puisi-puisi dalam buku ini—sebagaimana kebanyakan tumpuan artikulasi puisi Aslan Abidin—menggarap arena puitik yang menarik: tubuh manusia. Idiom-idiom bagian tubuh luar, sebab berefek estetik-erotik, menjadi lebih betenaga dimuati gagasan. Selain itu, tampak pula pergeseran ke penggunaan idiom bagian tubuh dalam. Peralihan dari tubuh luar ke tubuh dalam dibuat untuk menghasilkan tekanan pengungkapan psikedelik. Perubahan kesadaran itu justru merupakan upaya menampakkan pikiran dalam berbagai garapan tema: romantik, eksistensial, sampai kritik sosial. Isi tersebut dikemas sebagai puisi-puisi naratif dengan bentuk persajakan dan simetri-tipografis telaten demi mendesakkan rasa estetik dan perubahan persepsi ke pembaca.



Pekik Kemuliaan Buku 4 Dalam Cincin Bertuah


Pekik Kemuliaan Buku 4 Dalam Cincin Bertuah
DOWNLOAD
Battery Reconditioning
Ford Manuals
Author : Morgan Rice
language : id
Publisher: Morgan Rice
Release Date : 2015-08-04

Pekik Kemuliaan Buku 4 Dalam Cincin Bertuah written by Morgan Rice and has been published by Morgan Rice this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2015-08-04 with Juvenile Fiction categories.


"CINCIN BERTUAH mempunyai semua resep kesuksesan: plot, plot titik balik, misteri, para ksatria pemberani dan hubungan antar tokoh yang diwarnai patah hati, tipu muslihat dan pengkhianatan. Anda akan terhibur selama berjam-jam, dan sesuai untuk semua usia. Direkomendasikan sebagai koleksi pustaka semua pecinta kisah fantasi. --Books and Movie Reviews, Roberto Mattos Dalam PEKIK KEMUALIAAN [A CRY OF HONOR] (Buku #4 dalam Cincin Bertuah), Thor telah kembali dari Misi Seratus Hari sebagai prajurit yang tangguh, dan sekarang ia harus mempelajari apa maknanya untuk bertempur bagi tanah airnya, untuk bertempur antara hidup dan mati. Para McCloud telah menyerbu jauh ke dalam wilayah MacGil – lebih dalam ketimbang sebelumnya dalam sejarah Kerajaan Cincin – dan saat Thor berkuda untuk sebuah penyergapan, akan menjadi keputusannya untuk menyerang dan menyelamatkan Istana Raja. Godfrey telah diracun oleh kakaknya menggunakan racun yang sangat langka dan ampuh, dan nasibnya terletak di tangan Gwendolyn, sebagaimana dia melakukan apapun yang dia bisa untuk menyelamatkan kakaknya dari kematian. Gareth telah terjatuh lebih dalam menjadi keadaan paranoid dan tidak puas, merekrut sendiri suku biadab sebagai pasukan pribadi dan memberi mereka Aula Perak – mengusir Kesatuan Perak dan menyebabkan perselisihan dalam Istana Raja yang terancam meledak menjadi sebuah perang saudara. Ia juga merencanakan untuk membuat Nevaruns yang ganas agar membawa Gwendolyn, menjualnya dalam pernikahan tanpa persetujuannya. Persahabatan Thor semakin erat, saat mereka melakukan perjalanan ke tempat-tempat baru, menghadapi monster-monster tak terduga dan bertempur berdampingan dalam pertempuran yang tidak terbayangkan. Perjalanan Thor menuju kampong halamannya dan, dalam konfrontasi epik dengan ayahnya, ia mempelajari rahasia besar dari masa lalunya, siapakah dia, siapakah ibunya – dan tentang takdirnya. Dengan pelatihan paling canggih yang pernah ia terima dari Argon, ia mulai membuka kekuatan yang tidak ia tahu bahwa ia memilikinya, menjadi lebih kuat tiap harinya. Sebagaimana hubungannya dengan Gwen semakin dalam, ia kembali ke Istana Raja dengan harapan untuk melamarnya – namun mungkin itu sudah terlalu terlambat. Andronicus, dipersenjatai oleh seorang informan, memimpin sejuta pasukan Kekaisarannya untuk sekali lagi berusaha menerobos Ngarai dan menghancurkan Kerajaan Cincin. Dan saat hal-hal nampak seperti akan bertambah lebih buruk lagi di Istana Raja, kisah ini berakhir dengan lika-liku yang mengejutkan. Akankah Godfrey selamat? Akankah Garetj terusir? Akankah Istana Raja terbelah menjadi dua? Akankah Kekaisaran menyerang? Akankah Gwendolyn berakhir bersama Thor? Dan akankah Thor akhirnya mempelajari rahasia takdirnya? Dengan susunan dan karakterisasi kelas dunia yang rumit, PEKIK KEMULUAAN [A CRY OF HONOR] adalah sebuah kisah epik tentang sahabat dan kekasih, tentang pesaing dan peminang, tentang ksatria dan naga, tentang intrik dan mekanisme politik, tentang abad yang akan datang, tentang patah hati, tentang muslihat, ambisi dan pengkhianatan. Ini adalah sebuah kisah tentang kemuliaan dan keberanian, tentang nasib dan takdir, tentang sihir. Ini adalah sebuah fantasi yang membawa kita menuju sebuah dunia yang tidak akan pernah kita lupakan, dan akan menarik bagi semua usia dan jenis kelamin. Berisi 85.000 kata. "Masalah yang dikemas dengan aksi, roman, petualangan, dan ketegangan. Miliki buku ini dan jatuh cintalah lagi." --vampirebooksite.com (berdasarkan Penjelmaan)



Teh Dan Pengkhianat


Teh Dan Pengkhianat
DOWNLOAD
Battery Reconditioning
Ford Manuals
Author : Iksaka Banu
language : id
Publisher: Kepustakaan Populer Gramedia
Release Date : 2019-04-08

Teh Dan Pengkhianat written by Iksaka Banu and has been published by Kepustakaan Populer Gramedia this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2019-04-08 with Juvenile Fiction categories.


Dari penulis karya sastra pemenang Kusala Sastra Khatulistiwa 2014 kategori prosa, Semua untuk Hindia, hadir kembali tiga belas cerita pendek berlatar kolonial. Dalam Teh dan Pengkhianat kita diajak bertamasya lagi ke masa silam: ketika awal mula sepeda dipakai kaum bumiputra di Hindia Belanda, sewaktu wabah cacar mengancam sementara sarana dan prasarana transportasi masih terbatas, saat globe masih merupakan produk pencerahan budi yang mewah, tatkala rekayasa foto tidak bisa lain kecuali dilakukan dengan cara manual yang merepotkan, dan seterusnya. Iksaka Banu menampilkan sejarah sebagai pergulatan manusia berikut susah-senang maupun kekecewaan dan harapan yang meliputi. Kebebalan ataupun nalar tiap generasi.



Segala Yang Diisap Langit


Segala Yang Diisap Langit
DOWNLOAD
Battery Reconditioning
Ford Manuals
Author : Pinto Anugrah
language : id
Publisher: Bentang Pustaka
Release Date : 2022-03-22

Segala Yang Diisap Langit written by Pinto Anugrah and has been published by Bentang Pustaka this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2022-03-22 with Fiction categories.


Rabiah ingin mematahkan mitos yang beredar selama ini, bahwa garis keturunan keluarga bangsawan Minangkabau akan putus pada generasi ketujuh. Apa pun siap dia lakukan demi mendapatkan anak perempuan pembawa nama keluarga, termasuk menjadi istri kelima seorang lelaki yang terkenal mampu memberikan anak perempuan. Tidak disangka, penghalang utama Rabiah justru kakak kesayangannya, Magek. Setelah bergabung dengan Kaum Padri dari utara, Magek mengacungkan pedangnya ke arah Rubiah, siap menghancurkan semua yang dimilikinya: harta, adat, keluarga, dan masa lalu. Segala yang Diisap Langit, sebuah novel tentang pergulatan manusia di tengah ombak perubahan zaman. Tak ada yang tahu ujung jalan yang kita pilih. Tak ada yang mampu menerka pengorbanan apa yang harus kita buat. Semua demi bertahan hidup.



Semangat Hutan


Semangat Hutan
DOWNLOAD
Battery Reconditioning
Ford Manuals
Author : Ramlee Awang Murshid
language : en
Publisher: Alaf 21
Release Date : 2001

Semangat Hutan written by Ramlee Awang Murshid and has been published by Alaf 21 this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2001 with Malay fiction categories.


Bila Amiruddin terdengar berita mengenai sebuah jet peribadi terhempas di hutan Keningau, memorinya segera terbayangkan Wan Suraya kekasihnya. Benar... gadis itu adalah di antara mangsa yang terlibat. Dengan seorang rakan, Amiruddin bergegas ke tempat tragedi. Saudaranya yang tinggal di hutan juga dihubungi secara psikik untuk turut membantu. Dalam pada itu, sejenis makhluk aneh berkeliaran di hutan tersebut. Rogon amat digeruni oleh penduduk di pedalaman. Raungannya sahaja boleh mengecutkan perut. Bila ia menerjah, mangsa hanya mampu pasrah menanti ajal. Rogon juga tercium bau manusia di hutan sekitar tempat terhempasnya jet itu. Di antara Amiruddin dan Rogon, siapakah yang terlebih dahulu menemui Wan Suraya?