[PDF] Siapakah Ahlussunnah Wal Jama Ah Yang Sebenarnya - eBooks Review

Siapakah Ahlussunnah Wal Jama Ah Yang Sebenarnya


Siapakah Ahlussunnah Wal Jama Ah Yang Sebenarnya
DOWNLOAD

Download Siapakah Ahlussunnah Wal Jama Ah Yang Sebenarnya PDF/ePub or read online books in Mobi eBooks. Click Download or Read Online button to get Siapakah Ahlussunnah Wal Jama Ah Yang Sebenarnya book now. This website allows unlimited access to, at the time of writing, more than 1.5 million titles, including hundreds of thousands of titles in various foreign languages. If the content not found or just blank you must refresh this page



Siapakah Ahlussunnah Wal Jama Ah Yang Sebenarnya


Siapakah Ahlussunnah Wal Jama Ah Yang Sebenarnya
DOWNLOAD
Author : Dr. H. Kholilurrohman, MA
language : id
Publisher: NURUL HIKMAH PRESS
Release Date : 2019-08-01

Siapakah Ahlussunnah Wal Jama Ah Yang Sebenarnya written by Dr. H. Kholilurrohman, MA and has been published by NURUL HIKMAH PRESS this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2019-08-01 with Religion categories.


Mukadimah Al-Hamdu Lillah, Wa ash-Shalatu Wa as-Salamu ‘Ala Rasulillah. Dalam mukadimah buku ini ada beberapa poin yang hendak penulis tuangkan, sebagai berikut: (Satu); al-Hamdu lillâh, senantiasa kita mengucapkan syukur kepada Allah bahwa kita dijadikan oleh-Nya sebagai orang-orang mukmin. Sesungguhnya, di antara nikmat teragung yang dikaruniakan oleh Allah bagi kita adalah nikmat Iman dan Islam. Semoga kita terus diberi kekuatan oleh Allah untuk senantiasa menjaga nikmat teragung ini hingga akhir hayat. (Dua); Sungguh karunia besar, kita dihimpunkan dalam kelompok mayoritas umat Islam; Ahlussunnah Wal Jama’ah. kelompok moderat, tidak ekstrim kanan, juga tidak ekstrim kiri, tetapi pertengahan antara kedua (al-Firqah al-Mu’tadilah). Kelompok yang dijamin keselamatannya oleh Rasulullah di akhirat kelak (al-Firqah an-Nâjiyah). (Tiga); Di antara ni’mat Allah yang sangat besar, beberapa puluh tahun ke belakang, penulis diperkenalkan oleh Allah lewat guru-guru penulis terhadap sebuah kitab agung yang sangat berharga. Kitab karya seorang ulama terkemuka, pimpinan para ahli hadits di daratan Syam (Siria dan sekitarnya) pada masanya; al-Imâm al-Hâfizh Ibn Asakir, berjudul Tabyîn Kadzib al-Muftarî Fîmâ Nusiba Ilâ al-Imâm Abî al-Hasan al-Asy’ari. Sebuah kitab berisi dalil-dalil tekstual (Barâhîn Naqliyyah) dan bukti-bukti logis (Barâhîn ‘Aqliyyah) kebenaran aqidah Ahlussunnah Wal Jama’ah. Terjemah harfiah judul kitab tersebut adalah; “Penjelasan kobohongan pendusta dalam apa yang disandarkan kepada al-Imâm Abul Hasan al-Asy’ari”. Kitab yang tidak hanya membela Imam Ahlussunnah; Abul Hasan, tetapi juga sebagai pijakan dan dalil bagi kita dalam kebenaran apa yang kita yakini. Yang karena itulah, al-Imâm Tajuddin as-Subki mengatakan siapa yang mengaku dirinya Ahlussunnah tetapi tidak memiliki dan membaca kitab tersebut maka ia belum kokoh dalam ke-sunni-annya. Demi Allah, saat pertama kali penulis membaca kitab tersebut tidak terasa air mata menetes, sujud syukur kepada Allah. Betapa besar karunia Allah kepada kita bahwa kita dijadikan oleh-Nya berada dalam barisan kaum Asy’ariyyah dan Maturidiyyah di dalam aqidah yang notabena golongan Ahlussunnah Wal Jama’ah sebenarnya. Sementara dalam fiqh, --yang toleransi khilâfiyah di dalamnya sangat luas-- kita dijadikan orang-orang pengikut al-Imâm Muhammad ibn Idris asy-Syafi’i (w 205 H). (Empat); Buku yang ada di hadapan pembaca ini adalah kutipan-kutipan dari kitab Tabyîn di atas. Itu-pun hanya sebagian kecilnya saja. Ditambah catatan-catatan kecil di sana-sini. Tentu, buku ini sama sekali bukan representasi kitab Tabyîn, apa lagi untuk menjelaskannya. Namun paling tidak, semoga “kulit” atau pandangan global dari kitab Tabyîn tersebut dapat tertuang dalam buku sederhana ini. Tentu, dengan harapan semoga buku ini dapat memberikan kontribusi dan pencerahan bagi setiap peribadi muslim Sunni dalam pijakan keyakinan Ahlussunnah mereka. Âmîn. * * * * * * * * * Ada sekelompok orang membuat pertanyaan aneh, berkata: “Apakah kaum Asy’ariyyah (para pengikut al-Imam Abul Hasan al-Asy’ari) termasuk golongan Ahlussunnah Wal Jama’ah?”. Tepatnya pertanyaan ini dilontarkan oleh orang-orang Wahabi. Ini betul-betul pertanyaan aneh dan sangat tidak ilmiah. Secara ringkas, pertanyaan tendesius ini tersirat mengandung banyak kemungkinan pemahaman atau tuduhan. (Satu): Bisa jadi orang yang membuat pertanyaan tersebut adalah orang yang sangat bodoh, tidak pernah belajar ilmu agama dengan benar, khususnya sejarah. Karena orang yang pernah belajar dengan baik dan benar, kepada para ulama yang terpercaya (tsiqah) dan memiliki mata rantai keilmuan (sanad) yang bersambung ke atas maka ia akan mendapati bahwa para ulama pengemban (pewaris) ajaran syari’at ini adalah kaum Asy’ariyyah dalam setiap generasinya. (Dua): Boleh jadi orang yang melontarkan pertanyaan itu adalah orang yang sangat lugu, picik, dan sempit dalam berfikirnya. Katak dalam tempurung. Ia hanya mengetahui beberapa nama saja yang --menurutnya-- sebagai ulama yang lurus di atas jalan kebenaran. Dan seperti demikian inilah doktrin faham Wahabi. Mereka memandang sesat kepada siapapun, kecuali yang sepaham dengan ajaran mereka. Hanya bila sudah dikatakan kepada mereka; “Ibnu Taimiyah berkata: ...”, atau “Muhammad bin Abdul Wahhab berkata: ...”, atau “Utsaimin berkata: ...”, atau “Ibnu Baz berkata: ...”; maka mereka akan diam menerima; sami’na wa atha’na. Selain ulama mereka sendiri mereka menilainya bukan ulama, atau bukan Ahlussunnah. (Tiga): Poin yang tersirat dari pertanyaan tendensius itu adalah bahwa kaum Asy’ariyyah adalah orang-orang sesat. Atau paling tidak, yang tersirat dari pertanyaan itu adalah bahwa dipenanya meragukan kebenaran aqidah Asy’ariyyah. Sebenarnya, redaksi pertanyaan di atas adalah “model halus” untuk menyesatkan, bahkan mengkafirkan kaum Asy’ariyyah. Karena demikian itulah keyakinan mereka; kaum Asy’ariyyah dan Matridiyyah adalah orang-orang kafir musyrik[1]. Karena itu besar kemungkinan pertanyaan di atas dilontarkan untuk tujuan cibiran, melecehkan dan hanya untuk olok-olok. Seharusnya, jika hendak ditanyakan maka redaksi pertanyaan bagi seorang yang terpelajar adalah; “Siapakah bersama kaum Asy’ariyyah yang masuk dalam barisan Ahlussunnah Wal Jama’ah?”. Ini namanya pertanyaan seorang yang paham dan ilmiyah. Anda jelaskan kepada orang yang melontarkan pertanyaan “bodoh / asal jadi” di atas, bahwa seluruh ulama terkemuka di kalangan Ahlussunnah Wal Jama’ah, dari masa ke masa, dari generasi ke generasi mereka semua adalah para pengikut al-Imâm Abul Hasan al-Asy’ari, atau pengikut al-Imâm Abu Manshur al-Maturidi. Mereka semua adalah Asy’ariyyah Maturidiyyah. Tanyakan kepada orang itu, apakah anda kenal dengan para ulama terkemuka ini; Abul Hasan al-Bahili, Abu Sahl ash-Shu’luki (w 369 H), Abu Ishaq al-Isfirayini (w 418 H), Abu Bakar al-Qaffal asy-Syasyi (w 365 H), Abu Zaid al-Marwazi (w 371 H), Abu Abdillah ibn Khafif asy-Syirazi; seorang sufi terkemuka (w 371 H), al-Qâdlî Abu Bakar Muhammad al-Baqillani (w 403 H), Abu Bakar Ibn Furak (w 406 H), Abu Ali ad-Daqqaq; seorang sufi terkemuka (w 405 H), Abu Abdillah al-Hakim an-Naisaburi; penulis kitab al-Mustadrak ‘Alâ ash-Shahîhain, Abu Manshur Abd al-Qahir ibn Thahir al-Baghadadi (w 429 H) penulis kitab al-Farq Bayn al-Firaq, al-Hâfizh al-Khathib al-Baghdadi (w 463 H), Abu al-Qasim Abd al-Karim ibn Hawazan al-Qusyairi penulis kitab ar-Risâlah al-Qusyairiyyah (w 465 H), Abu Ali ibn Abi Huraisah al-Hamadzani, Abu al-Muzhaffar al-Isfirayini penulis kitab at-Tabshîr Fî ad-Dîn Wa Tamyîz al-Firqah an-Nâjiyah Min al-Firaq al-Hâlikîn (w 471 H), Abu Ishaq asy-Syirazi; penulis kitab at-Tanbîh Fî al-Fiqh asy-Syâfi’i (w 476 H), Abu al-Ma’ali Abd al-Malik ibn Abdullah al-Juwaini yang lebih dikenal dengan Imam al-Haramain (w 478 H)?? Kalau si-penanya itu berkata tidak kenal nama-nama ulama di atas, dan ia hanya mengenal nama Ibnu Taimiyah dan Muhammad bin Abdul Wahhab saja, maka anda katakan kepadanya; “Selamat tinggal”. Berarti, nyatalah orang tersebut telah berjalan di atas faham ekstrim. Ia tidak faham keyakinan dan ajaran mayoritas ulama. Wa man syadzdza syadzdza fin-nar. Kholil Abu Fateh, Al-Asy’ari as-Syafi’i ar-Rifa’i al-Qadiri [1] Golongan Wahabi mengkafirkan kaum Asy’ariyyah tertuang dalam banyak karya-karya ulama mereka. Bahkan doktrin ini menjadi kurikulum resmi sekolah mereka dalam berbagai tingkatan. Di antaranya, buku berjudul “at-Tauhid”, -al-Marhalah ats-Tsanawiyyah, ash-Shaff al-Awwal-, karya Saleh ibn Fawzan, yang secara resmi menjadi buku kurikulum mereka. Pada halaman 67, berkata: “Maka orang-orang musyrik adalah orang-orang terdahulu dari kaum Jahmiyyah, Mu’tazilah, dan Asy’ariyyah”. Siapakah Ahlussunnah Wal Jama'ah Sebenarnya? Mengenal Golongan Selamat (al-firqah an-najiyah) Dan Meluruskan Tuduhan Terhadap al-Imam Abul Hasan al-Asy’ari Penyusun : Dr. H. Kholilurrohman, MA ISBN : 978-623-90574-7-3 Editor : Kholil Abou Fateh Penyunting : Kholil Abou Fateh Desain Sampul Dan Tata Letak : Fauzi Abou Qalby Penerbit : Nurul Hikmah Press Redaksi : Pondok Pesantren Nurul Hikmah Jl. Karyawan III Rt. 04 Rw. 09 Karang Tengah, Tangerang 15157 https://nurulhikmah.ponpes.id [email protected] Hp : +62 87878023938 Cetakan pertama, Agustus 2019



Argumentasi Ahlussunnah Wal Jamaah


Argumentasi Ahlussunnah Wal Jamaah
DOWNLOAD
Author : K.H. Ali Maksum
language : id
Publisher: Penerbit Kalam
Release Date : 2020-02-29

Argumentasi Ahlussunnah Wal Jamaah written by K.H. Ali Maksum and has been published by Penerbit Kalam this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2020-02-29 with Religion categories.


Ahlus sunnah wal jama’ah sejak bermula, sebenarnya bukanlah “grup”, atau “kelompok”, atau “aliran” yang dibentuk dan dirancang sedemikian rupa. Berbeda dengan yang lain, ia tidak pernah dikenal ada pendiri, atau perancang yang men-design-nya. Apalagi secara kelembagaan, ia tidak pernah melembaga. Kalau pun kemudian dikenal sebagai “grup”, atau “kelompok”, atau “aliran”, maka sebutan itu lebih mengarah pada “wadah” yang dimiliki oleh “golongan” mainstream sebagai kontra wacana terhadap kelompok yang sudah mapan. Wadah ini dikenal sebagai “Ahlus Sunnah” (pengikut tradisi) karena para pengikutnya senantiasa berusaha keras mengidentifikasi diri mereka melalui upaya mereka mengikuti ajaran dan teladan Baginda Nabi Muhammad shallallahu ‘alayh wasallam dan para Sahabat. Bagi mereka, para Sahabat adalah generasi Nabi. Para Sahabat telah memberi dukungan dan sokongan luar biasa kepada Nabi, yang memungkinkan Islam bisa berkembang pesat hingga hari ini. Para Sahabat adalah sumber transmisi keilmuan Nabi, yang tanpa mereka, mustahil orang bisa mengenal Kanjeng Nabi. Golongan ini juga dikenal sebagai “al-Jama’ah” (majority atau mayoritas) justru karena mereka nonpartisan, tidak berkonflik, tidak berpihak, dan tidak bersekutu dengan kelompok-kelompok yang bertikai secara sosial dan politik berkait kepemimpinan kaum muslimin, terlebih paska kematian Kanjeng Nabi Muhammad shallallahu ‘alayh wasallam. Afiliasi mereka tidak pada “orang”, tapi pada kebenaran. Keberpihakan mereka tidak pada siapa yang berkuasa, tapi pada bagaimana ajaran Islam bisa tetap berlaku, tanpa pandang bulu. Dan ternyata, yang berpandangan seperti ini justru mayoritas kaum muslimin. Merekalah golongan kebanyakaan, bukan para elit yang berkonflik karena memiliki kepentingan dan target politik. Golongan kebanyakan atau majority atau al-Jama’ah ini kemudian dideskripsikan oleh Imam Abul Hasan al-Asy’ari di berbagai halaman kitabnya, Maqalatul Islamiyyin Wakhtilaful Mushallin. Pandangan-pandangan ulama mereka dalam kitab tersebut di-resume dan disimpulkan oleh Imam Abul Hasan al-Asy’ari, serta dilabeli sebagai “pandangan ulama Ashhabul Hadits dan Ahlus Sunnah”. (Al-Asy’ari, 1411 H./1990 M.: 345- 350). Jadi posisi Imam Abul Hasan -dan kemudian Imam Abu Manshur al-Maturidi- sebagai salah seorang tokoh Ahlus Sunnah wal Jama’ah, bukan merupakan perintis, pengasas atau pendiri “golongan”, karena beliau sekedar memberikan gambaran dan perumusannya. Ide, pendapat dan pandangan-pandangan itu sudah ada dan beredar luas, hanya saja beliau yang mendeskripsikannya. Para tokoh golongan ini bertambah dan berkembang mengingat besarnya jama’ah pengikutnya. Dan bukan hanya soal-soal teologi dan kalam, tapi juga berkenaan dengan bidang peribadatan dan mu’amalat, serta tashawwuf. Para peneliti merumuskan siapa-siapa saja tokoh yang menjadi panutan kalangan mayoritas, dan pandangan-pandangannya diikuti oleh kebanyakan masyarakat. Dari situlah ketemu nama-nama besar yang menjadi kiblat mayoritas kaum muslimin di seluruh dunia. Ada Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i dan Imam Ahmad dalam hal kajian fiqh, serta Imam al-Junayd al-Baghdadi dan Imam al-Ghazali dalam bidang tashawwuf. Pandangan para tokoh tersebut berlanjut kepada para murid dan penerus pemikiran mereka. Permasalahan juga berkembang sedemikian rupa merespon zaman dan peradabannya. Hal itu terus diterima dan diikuti oleh mayoritas kaum muslimin di seluruh dunia. Hingga sampailah pandangan-pandangan ini ke seluruh pelosok Nusantara tanpa hiruk pikuk, diterima sebagai suatu kewajaran. Hal ini tentu karena pendekatan dakwah luar biasa dari para penyebarnya, yang mengenalkan Islam tidak sekedar sebagai ajaran, tapi juga sebagai gaya hidup. Mereka menyebarkan Islam sebagai pedagang, lewat perdagangan; sebagai petani, melalui pertanian; sebagai seniman, lewat media berkesenian… Buku Hujjah Ahlis Sunnah wal Jama’ah karya Simbah KH. Ali Maksum rahimahullah kiranya hadir dalam kerangka tersebut. Buku ini dinamakan dengan “hujjah” (argumentasi) kalangan Ahlis Sunnah karena buku ini semula merupakan bahan-bahan debat dengan beberapa tokoh ulama Yogyakarta terkait tema-tema aktual pada akhir tahun 70-an. Bahanbahan tersebut kemudian diedit dan disistematisir sedemikian rupa oleh Allahuyarham KH. Subki Masyhadi dari Sampangan, Pekalongan. Buku ini ternyata mendapat sambutan luar biasa dari kalangan masyarakat. Di Krapyak Yogyakarta dan di banyak pondok pesantren di Jawa Tengah dan Jawa Timur, buku ini menjadi bacaan wajib yang dikaji oleh para kiai kepada santrisantri, khususnya pada setiap bulan Ramadlan. Dan hingga hari ini buku tersebut masih dicetak ulang, dan diterjemahkan. Buku yang ada di tangan pembaca ini adalah salah satu versi terjemahannya. Upaya ini dilakukan tentunya agar masyarakat semakin tahu dan paham penyelesaian isu-isu penting yang berlaku di kalangan Ahlus Sunnah wal Jama’ah, serta bagaimana jawaban-jawaban ulama seputar isu-isu tersebut.



Siapakah Sesungguhnya Golongan Ahlussunnah Wal Jamaah


Siapakah Sesungguhnya Golongan Ahlussunnah Wal Jamaah
DOWNLOAD
Author : Idik Saeful Bahri
language : id
Publisher: Bahasa Rakyat
Release Date : 2023-09-18

Siapakah Sesungguhnya Golongan Ahlussunnah Wal Jamaah written by Idik Saeful Bahri and has been published by Bahasa Rakyat this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2023-09-18 with History categories.


Isu tentang Ahlussunnah wal Jamaah selalu muncul setiap tahun. Setiap madzhab, aliran, bahkkan organisasi Islam selalu mengklaim bahwa dirinya lah yang paling Ahlussunnah. Perdebatan-perdebatan sudah sangat sering terjadi. Namun pada akhirnya, perdebatan itu tidak melahirkan kesimpulan yang konkret tentang apa itu Ahlussunnah wal Jamaah. Rasa penasaran umat Islam tentang konsep Ahlussunnah wal Jamaah sedikit banyak terobati dengan adanya Muktamar Ahlussunnah wal Jamaah di Grozny pada tahun 2016, mengambil tema kajian “man hum ahlussunnah wal jamaah” yang berarti “siapa sesungguhnya ahlussunnah wal jamaah”. Muktamar tersebut, selain memperkuat keyakinan bagi golongan Asy’ari Maturidi, namun juga ditentang oleh sebagian kecil pihak lainnya. Mereka yang tidak diajak dalam muktamar-seperti Saudi, menolak keras konsep Ahlussunnah wal Jamaah dalam muktamar itu. Namun lepas dari pada itu, konsep Ahlussunnah wal Jamaah yang digagas dalam muktamar di Grozny sesungguhnya merupakan konsep lama yang telah disepakati oleh jumhur ulama. Bahkan dalam Anggaran Dasar (Qanun Asasi) Nahdlatul Ulama misalnya, dalam pengajaran di kampus besar seperti al-Azhar, serta diajarkan di banyak negara-negara mayoritas Islam, konsep itu telah diadopsi. Buku ini tentu memperkuat hasil dari muktamar Ahlussunnah wal Jamaah di Grozny serta menguraikannya menjadi lebih komprehensif.



Mazhab Asy Ariyah Maturidiyah


Mazhab Asy Ariyah Maturidiyah
DOWNLOAD
Author : Imron Mustofa
language : id
Publisher: LAKSANA
Release Date :

Mazhab Asy Ariyah Maturidiyah written by Imron Mustofa and has been published by LAKSANA this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on with Biography & Autobiography categories.


Pembahasan tentang teologi Ahlussunnah wal Jama’ah tentu tidak akan terlepas dari nama besar Mazhab Asy’ariyah dan Maturidiyah. Mengapa? Sebab, keduanya merupakan perwakilan dari akidah mayoritas ulama dari masa ke masa. Namun, sebagian orang salah paham ketika mendengar istilah “Mazhab Asy’ariyah- Maturidiyah”. Mereka beranggapan bahwa kedua aliran pemikiran tersebut merupakan ajaran baru atau aliran baru yang berbeda dengan ajaran para ulama salafush shalih yang sudah ada sebelumnya. Benarkah demikian? Tentu tidak. Buku di tangan pembaca ini mengupas secara lengkap biografi dua tokoh paling penting dalam teologi Ahlussunnah wal Jama’ah, yakni Abu Hasan al-Asy’ari dan Abu Mansur al-Maturidi. Sejarah hidup dan pemikiran keduanya dalam membela akidah Ahlussunnah wal Jama’ah menjadi sajian utama buku ini. Melalui buku ini, pembaca diharapkan dapat memahami secara baik akidah Ahlussunnah wal Jamaah yang dianut oleh salafush shalih. Selamat membaca!



Memahami Makna Bid Ah Secara Komprehensif


Memahami Makna Bid Ah Secara Komprehensif
DOWNLOAD
Author : Dr. H. Kholilurrohman, MA
language : id
Publisher: Abou Fateh
Release Date : 2018-04-09

Memahami Makna Bid Ah Secara Komprehensif written by Dr. H. Kholilurrohman, MA and has been published by Abou Fateh this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2018-04-09 with Religion categories.


“Perkara yang baru (Bid’ah atau Muhdats) tidak pasti tercela hanya karena secara bahasa disebut Bid’ah atau Muhdats, atau dalam pengertian keduanya. Melainkan Bid’ah yang tercela itu adalah perkara baru yang menyalahi sunnah, dan Muhdats yang tercela itu adalah perkara baru yang mengajak kepada kesesatan”



Intisari Aqidah Ahlussunnah Wal Jama Ah


Intisari Aqidah Ahlussunnah Wal Jama Ah
DOWNLOAD
Author : AA.Hamid al-Atsari
language : ms
Publisher: Niaga Swadaya
Release Date : 2006

Intisari Aqidah Ahlussunnah Wal Jama Ah written by AA.Hamid al-Atsari and has been published by Niaga Swadaya this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2006 with Islam categories.




Rekonstruksi Aswaja


Rekonstruksi Aswaja
DOWNLOAD
Author : Tim Redaksi Majalah Tebuireng
language : id
Publisher: Majalah Tebuireng
Release Date : 1987-07-01

Rekonstruksi Aswaja written by Tim Redaksi Majalah Tebuireng and has been published by Majalah Tebuireng this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 1987-07-01 with Religion categories.


Di tengah aneka perubahan, umat sering menanyakan kembali hal-hal yang setiap hari dipegang sebagai ideologi: Aswaja. Bukan karena skeptis, melainkan sebagai usaha memaksimalkan daya guna ideologi itu sendiri.



Meluruskan Distorsi Dalam Ilmu Kalam


Meluruskan Distorsi Dalam Ilmu Kalam
DOWNLOAD
Author : Dr. H. Kholilurrohman, MA
language : id
Publisher: NURUL HIKMAH PRESS
Release Date : 2018-06-03

Meluruskan Distorsi Dalam Ilmu Kalam written by Dr. H. Kholilurrohman, MA and has been published by NURUL HIKMAH PRESS this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2018-06-03 with Religion categories.


Al-Imam al-Qadli Iyadl al-Maliki dalam asy-Syifa Bi Ta'rif Huquq al-Musthafa mengatakan bahwa ada dari orang-orang Islam yang keluar dari Islamnya (menjadi kafir) sekalipun ia tidak bertujuan keluar dari agama Islam tersebut. Ungkapan-ungkapan semacam; "Terserah Yang Di atas", "Tuhan tertawa, tersenyum, menangis" atau "Mencari Tuhan yang hilang", dan lain sebagainya adalah gejala tasybih yang semakin merebak belakangan ini. Tentu saja kesesatan akidah tasybih adalah hal yang telah disepakati oleh para ulama kita, dari dahulu hingga sekarang. Al-Imam Ibn al-Mu'allim al-Qurasyi (w 725 H), dalam kitab Najm al-Muhtadi Wa Rajm al-Mu'tadi (hlm. 588), meriwayatkan bahwa sahabat Ali ibn Abi Thalib berkata: "Sebagian golongan dari umat Islam ini ketika kiamat telah dekat akan kembali menjadi orang-orang kafir". Seseorang bertanya kepadanya: "Wahai Amir al-Mu'minin apakah sebab kekufuran mereka? Adakah karena membuat ajaran baru atau karena pengingkaran?" Sahabat Ali ibn Abi Thalib menjawab: "Mereka menjadi kafir karena pengingkaran. Mereka mengingkari Pencipta mereka (Allah) dan mensifati-Nya dengan sifat-sifat benda dan anggota-anggota badan".



Syarah Aqidah Ahlussunnah Wal Jama Ah


Syarah Aqidah Ahlussunnah Wal Jama Ah
DOWNLOAD
Author :
language : id
Publisher: Niaga Swadaya
Release Date : 2006

Syarah Aqidah Ahlussunnah Wal Jama Ah written by and has been published by Niaga Swadaya this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2006 with Faith (Islam) categories.




Ahlussunnah Wal Jama Ah Dan Bid Ah Khurafat


Ahlussunnah Wal Jama Ah Dan Bid Ah Khurafat
DOWNLOAD
Author : Djarnawi Hadikusuma
language : id
Publisher: UAD PRESS
Release Date : 2022-04-01

Ahlussunnah Wal Jama Ah Dan Bid Ah Khurafat written by Djarnawi Hadikusuma and has been published by UAD PRESS this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2022-04-01 with Religion categories.


Buku Alhussinnah wal Jama'ah dan Bid'ah-Khurafat ini merupakan buku klasik yang sudah relatif sulit ditemukan naskah copy apalagi aslinya. Buku ini mendiskusikan dua hal penting, utamanya pada bagian kedua, yakni tentang Alhussinnah wal Jama'ah dan Bid'ah-Khurafat. Pada waktu itu, paruh awal abad kedua puluh, buku ini dimaksudkan untuk memberi pengetahuan kepada masyarakat awam tentang apa itu ahlussunnah dan memberi pengertian kepada masyarakat agar menghindari perilaku bid'ah dan mempercayai khurafat. Namun, kemudian buku ini diminati oleh banyak kalangan, yang kemudian dijadikan bahan ceramah, pengajian, bahkan modal penting dalam berdakwah. Oleh karena itulah, buku ini hingga terbit berkali-kali. Melihat konteks zaman sekarang yang belum habis juga dibahas dan dibicarakan mengenai bid'ah dan khurafat, maka buku sangat penting artinya dihadirkan kembali untuk juga menjadi pengetahuan dan pegangan dalam memamahi dia isu tersebut. Dengan demikian, buku ini sangat penting bagi pembaca yang memiliki minat tentang permurnian aqidah, apalagi pembaca yang sedang mengembang amanat sebagai muballigh, khatib, da'i, dan sebagainya. Buku ini relatif penting untuk dijadikan dasar dalam menyelami tentang dua isu tersebut. Selamat membaca!!!