[PDF] Sister Fillah You Ll Never Be Alone - eBooks Review

Sister Fillah You Ll Never Be Alone


Sister Fillah You Ll Never Be Alone
DOWNLOAD

Download Sister Fillah You Ll Never Be Alone PDF/ePub or read online books in Mobi eBooks. Click Download or Read Online button to get Sister Fillah You Ll Never Be Alone book now. This website allows unlimited access to, at the time of writing, more than 1.5 million titles, including hundreds of thousands of titles in various foreign languages. If the content not found or just blank you must refresh this page





Sister Fillah You Ll Never Be Alone


Sister Fillah You Ll Never Be Alone
DOWNLOAD
Author : Kalis Mardiasih
language : id
Publisher: Mizan Qanita
Release Date : 2020-07-25

Sister Fillah You Ll Never Be Alone written by Kalis Mardiasih and has been published by Mizan Qanita this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2020-07-25 with Self-Help categories.


Kenapa ya, kebanyakan buku yang ngomongin perempuan, ditulis laki-laki? Saat ngomongin perempuan, yang dibahas lebih banyak alasan kenapa perempuan “lebih muda masuk neraka”, perempuan suka umbar aurat, suka ghibah dan semacamnya. Bahkan konon, yang paling sering mengkritik dan ngomongin perempuan itu ya sesama perempuan. Benarkah? Apa nggak ada yang bisa dilakukan perempuan demi sesama perempuan, bahkan mulai dari hal kecil sekalipun? Buku ini buku tentang perempuan yang ditulis oleh perempuan. Perempuan mungkin lembut, tetapi perempuan juga adalah pejuang tangguh. Perempuan memang cantik, tapi cantiknya bukan hanya dari bersolek tetapi juga bersinar karena kecerdasannya. Perempuan tegas, tapi dia juga penuh empati. Kalis mengajak kita untuk melihat perempuan dari berbagai aspek. Banyak perempuan yang sukses dengan keluarga dan pendidikan, di sisi lain masih banyak perempuan yang masih terlilit persoalan: para ibu tunggal yang harus berjuang membesarkan anaknya, korban kawin muda, buruh perempuan tanpa upah layak, perempuan korban kekerasan, dan banyak lagi. Dan sebagai sesama perempuan, kita harusnya saling menguatkan bukan saling menjatuhkan Ketika buku-buku keislaman tentang perempuan lebih banyak dinarasikan dari sudut laki-laki, buku Kalis ini menawarkan sudut pandang perempuan dalam berkeislaman. ―Dr. Faqihuddin Abdul Kodir, penulis Qiraah Mubadalah: Tafsir Progresif untuk Keadilan Gender dalam Islam, pendiri Mubaadalahnews.com Kekuatan Kalis adalah ia mampu merasakan sesuatu yang besar pada fenomena yang tampak sederhana dan menuliskannya secara sederhana dengan kandungan yang besar. Ia mau membela yang “bukan dirinya”. —Husein Ja’far Al Hadar, vlogger Islam Cinta di channel: “Jeda Nulis”; Direktur Cultural Islamic Academy, Jakarta; penulis muda tentang tema-tema keislaman di media massa Kalis mewakili suara perempuan yang ingin berteriak, tapi tak mampu beranjak, … dengan sangat cerdas. —Zahra Amin, Pemred Mubaadalahnews.com, Koalisi Perempuan Indonesia Jawa Barat Pengingat bahwa perempuan lebih dari sekadar apa yang selama ini diperdebatkan. —Gita Savitri Devi, YouTuber, bloger, penulis Rentang Kisah [Mizan, Qanita, Novel, Motivasi, Self-Help, Pengembangan Diri]



Sister Fillah You Ll Never Be Alone


Sister Fillah You Ll Never Be Alone
DOWNLOAD
Author : Kalis Mardiasih
language : id
Publisher:
Release Date : 2024-02-22

Sister Fillah You Ll Never Be Alone written by Kalis Mardiasih and has been published by this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2024-02-22 with categories.


Sinopsis Kenapa ya, kebanyakan buku yang ngomongin perempuan, ditulis laki-laki? Saat ngomongin perempuan, yang dibahas lebih banyak alasan kenapa perempuan “lebih mudah masuk neraka”, perempuan suka umbar aurat, suka ghibah dan semacamnya. Bahkan konon, yang paling sering mengkritik dan ngomongin perempuan itu ya sesama perempuan. Benarkah? Apa nggak ada yang bisa dilakukan perempuan demi sesama perempuan, bahkan mulai dari hal kecil sekalipun? Buku ini buku tentang perempuan yang ditulis oleh perempuan. Perempuan mungkin lembut, tetapi perempuan juga adalah pejuang tangguh. Perempuan memang cantik, tapi cantiknya bukan hanya dari bersolek tetapi juga bersinar karena kecerdasannya. Kalis mengajak kita untuk melihat perempuan dari berbagai aspek. Banyak perempuan yang sukses dengan keluarga dan pendidikan, di sisi lain masih banyak perempuan yang masih terlilit persoalan: para ibu tunggal yang harus berjuang membesarkan anaknya, korban kawin muda, buruh perempuan tanpa upah layak, perempuan korban kekerasan, dan banyak lagi. Dan sebagai sesama perempuan, kita harusnya saling menguatkan bukan saling menjatuhkan. Yuk, baca buku ini! Bukan hanya wajib dimiliki oleh perempuan, laki-laki pun harus tahu bahwa perempuan sangat istimewa dengan segala aspek yang melengkapinya. DETAIL Format : Soft Cover Penulis : Kalis Mardiasih Jumlah Halaman : 200 Penerbit : Mizan Publishing Tanggal Terbit : 22 Februari 2022 ISBN : 9786024412654 Berat : 0.175 kg Panjang : 20 cm Lebar : 14 cm Bahasa : Indonesia



Belahan Jiwa


Belahan Jiwa
DOWNLOAD
Author : Tasaro GK
language : id
Publisher: Mizan Qanita
Release Date : 2021-10-08

Belahan Jiwa written by Tasaro GK and has been published by Mizan Qanita this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2021-10-08 with Family & Relationships categories.


enemukan belahan jiwa adalah kerinduan yang menggayuti setiap jiwa. Kita mendamba agar keberadaannya melengkapi kekosongan dalam diri. Kita menghabiskan pencarian panjang dengan berbagai ujian agar bisa bertemu sang kekasih hati, seseorang yang dalam bayangan akan menjadi belahan jiwa sempurna. Namun, kala kita sudah temukan sosoknya, apakah pencarian ini akan terhenti dalam gemerlap pesta pernikahan? Pernikahan bagai sebuah lorong panjang untuk menguji seberapa tangguh pasangan kekasih meneguhkan cinta. Kala terjangan masalah mengguncang: kecewa, bosan, kurangnya perhatian, dan keraguan, akankah kita rela mengorbankan segalanya demi belahan jiwa? Hanya waktu yang mampu menyingkap seberapa kuat sebuah cinta hingga kita dengan yakin mengatakan dialah sang Belahan Jiwa. Secangkir Teh Tawar Engkau dan aku baru saja memulai sebuah obrolan panjang begitu kita membuka halaman pertama buku ini. Seperti meletakkan secangkir teh tawar di pinggir meja, dan menikmati pagi santai tanpa berpikiran lima atau sepuluh menit lagi kita harus mengerjakan macam-macam hal. Aku akan melupakan komputer, IG story, kemacetan jalan, dan kolega yang menyebalkan. Engkau tinggalkan sejenak drama Korea-mu, buku masakanmu, apa pun yang menjadi rutinitasmu. Hal paling penting, aku berharap engkau semakin rileks ketika tahu, aku akan mendengarkan setiap teorimu tanpa mendebat ini dan itu. Engkau tahu, itu tak pernah mudah bagiku. Lima belas tahun ini, engkau lebih banyak mendengarkan. Kali ini, aku akan berusaha menikmati ketika menjadi seorang pendengar. Aku berjanji kepadamu untuk tidak menyela, tetapi engkau harus terus-menerus mengingatkanku akan janjiku itu. Aku pelupa, engkau tahu? Persisnya, aku memang banyak bicara. Lima belas tahun memang bukan waktu yang terlalu lama, tetapi sama sekali bukan rentang waktu yang sebentar. Kita hampir tidak pernah betul-betul duduk berhadapan dan berusaha memecahkan persoalan. Semua mengalir begitu saja. Itu terjadi karena engkau memang lebih banyak mengalah. Sedangkan, aku akan menemukan kesalahanku sendiri dan berusaha memperbaikinya atau setidaknya engkau memang sangat ahli mengingatkanku dengan cara yang aku inginkan. Setiap pertanyaan kemudian bertemu dengan jawaban. Itu tidak ideal. Namun, itu yang mempertahankan rumah tangga kita hampir tanpa guncangan, bukan? Kita bahkan perlu mulut orang lain untuk menemukan kebenaran yang sudah kita ketahui. Kita tahu, setiap pemberi solusi, mampu memberikan tips-tips yang baik ketika berada di luar sebuah masalah. Seseorang yang canggih memberi solusi problem pernikahan tidak bisa kita ukur seberapa harmonis rumah tangganya sendiri. Kita kadang hanya cukup tahu, dia tak pernah mengecewakan ketika memberi masukan-masukan tentang pernikahan. Setidaknya, terkesan begitu bagi seseorang yang membutuhkan teman bicara saat dia merasa biduk rumah tangganya terasa tak lagi bertenaga. Sedikit membosankan. Kita mungkin akan mencari seorang penceramah agama, motivator, atau konsultan pernikahan demi mendapat nasihat, masukan-masukan praktis, dan sedikit mentertawakan diri sendiri, barangkali. Problem rumah tangga tentu saja sangat beragam. Ketika hal itu terus-menerus memberondong, lalu kita tak sanggup lagi berpikir bagaimana menyelesaikannya, segalanya terasa melelahkan. Namun, tahukah engkau, bahwa segala jenis nasihat itu pada akhirnya akan mengembalikan jalan keluar per - soalan kepada kita sendiri. Mereka hanya membantu kita untuk membuka diri, jujur kepada diri sendiri. Mengoreksi kekurangan, lalu berusaha memperbaikinya. Aku ingin tahu, apakah ada yang aku lewatkan selama belasan tahun ini? Rutinitas bertahun-tahun ini, barangkali memunculkan keajegan yang mengurangi sebagian besar keasyikan kita dalam menikmati kehidupan rumah tangga. [Mizan, Mizan Publishing, Qanita, Keluarga, Bahasa Indonesia]



Merekam Dunia Umat Islam


Merekam Dunia Umat Islam
DOWNLOAD
Author : M. Fakhru Riza
language : id
Publisher: GUEPEDIA
Release Date :

Merekam Dunia Umat Islam written by M. Fakhru Riza and has been published by GUEPEDIA this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on with Antiques & Collectibles categories.


Merekam Dunia Umat Islam PENULIS: M. Fakhru Riza Ukuran : 14 x 21 cm ISBN : 978-623-283-649-5 Terbit : Agustus 2020 www.guepedia.com Sinopsis: Buku ini berisi kumpulan esai yang sebelumnya pernah diterbitkan di beberapa media online. Adapun tema buku ini secara umum berisi seputar dunia Islam secara luas. Buku Merekam Dunia Umat Islam ini merupakan ungkapan kegelisahan seorang generasi muda muslim yang bergulat dengan keberislamannya dan modernitas. Buku ini mengomentari segala hal yang terkait dengan fenomena yang sedang dialami oleh umat dengan pendekatan kritis. Buku ini membicarakan peristiwa yang terkait dunia Islam pada masa penjajahan, fenomena intoleransi di Indonesia dan segala peristiwa yang terkait Islam di Barat. Buku ini juga merekam seputar sejarah, kehidupan dan pemikiran para pemikir muslim besar di Indonesia: Gus Dur, Kuntowijoyo, dan Nurcholish Madjid. Buku ini dapat menjadi pijakan awal kalangan yang ingin memahami seluk beluk seputar dunia umat Islam kontemporer. Sebab, di dalam buku ini mengulas berbagai peristiwa kekinian yang sedang terjadi di dunia Islam nasional maupun global. Di buku ini, ulasan seputar peristiwa yang terkait dengan dunia Islam tak hanya berisi paparan yang deskriptif saja. Namun juga memakai sebuah analisis yang cukup kaya yang membantu para pembaca untuk memahami fenomena dunia Islam yang sedang terjadi. www.guepedia.com Email : [email protected] WA di 081287602508 Happy shopping & reading Enjoy your day, guys



Fountain Of Christianity


Fountain Of Christianity
DOWNLOAD
Author : Hazrat Mirza Ghulam Ahmad
language : en
Publisher: Islam International
Release Date : 2008

Fountain Of Christianity written by Hazrat Mirza Ghulam Ahmad and has been published by Islam International this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2008 with Religion categories.


The Promised Messiah(as) wrote Fountain of Christianity in March 1906, in response to the book Yansbi-ul-Islam, in which a Christian gentleman has tried to prove that the Holy Quran does not contain any new teachings and that the Holy Prophet(sa) merely copied the narratives from past scriptures-God forbid. The Promised Messiah(as) responded to this objection, first, by raising serious doubts about the authenticity of the Christian Gospels, and then went on to show how the Holy Quran is a unique and peerless book, how so many of its prophecies have been fulfilled, and how its blessings live on to this day. In this small book, the author also argues against the doctrines of Trinity and Atonement held by present-day Christians, and shows that these beliefs have nothing to do with the teachings of Jesus(as) himself. The second part of the book, or Epilogue, consists of a profound thesis on the meaning of true salvation. The Promised Messiah(as) describes salvation as "The abiding peace and happiness which man, by his very nature, hungers and thirsts for,and which is achieved through personal love and recognition of God, and through a perfect relationship with Him."



Sisters A Graphic Novel


Sisters A Graphic Novel
DOWNLOAD
Author : Raina Telgemeier
language : en
Publisher: Scholastic Inc.
Release Date : 2014-08-26

Sisters A Graphic Novel written by Raina Telgemeier and has been published by Scholastic Inc. this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2014-08-26 with Juvenile Nonfiction categories.


Raina Telgemeier’s #1 New York Times bestselling, Eisner Award-winning companion to Smile! Raina can't wait to be a big sister. But once Amara is born, things aren't quite how she expected them to be. Amara is cute, but she's also a cranky, grouchy baby, and mostly prefers to play by herself. Their relationship doesn't improve much over the years, but when a baby brother enters the picture and later, something doesn't seem right between their parents, they realize they must figure out how to get along. They are sisters, after all.Raina uses her signature humor and charm in both present-day narrative and perfectly placed flashbacks to tell the story of her relationship with her sister, which unfolds during the course of a road trip from their home in San Francisco to a family reunion in Colorado.



Listen Humanity


Listen Humanity
DOWNLOAD
Author : Meher Baba
language : en
Publisher:
Release Date : 1957

Listen Humanity written by Meher Baba and has been published by this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 1957 with Spiritual life categories.


Of the teachings of an Indian mystic, a frequent traveller in the West.



Miftah Ul Janna


Miftah Ul Janna
DOWNLOAD
Author : Hüseyin Hilmi Işık
language : en
Publisher: Hakikat Kitabevi
Release Date :

Miftah Ul Janna written by Hüseyin Hilmi Işık and has been published by Hakikat Kitabevi this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on with Religion categories.


l-hamd-u-lillâh-illedhî je’alenâ min-et-tâlibîna wa lil’ilmi min-er-râghibîna wa-s-salât-u-wa-s-salâm-u-’alâ Muhammadin-illedhî erselehu rahmatan lil’âlamîna wa ’alâ Âlihi wa Ashâbihi ajma’în.



Islamic Mysticism And The Bektashi Path


Islamic Mysticism And The Bektashi Path
DOWNLOAD
Author : Baba Rexheb
language : en
Publisher: Lulu.com
Release Date : 2019-10-28

Islamic Mysticism And The Bektashi Path written by Baba Rexheb and has been published by Lulu.com this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2019-10-28 with categories.


"The Bektashi Way is profoundly simple yet perplexingly complex, striking in its boldness yet gracious in its subtlety; consequently, while shining forth brightly it still is seemingly cloaked in obscurity. There have been attempts to gather its history, characteristic ideas, and observable aspects together and to elucidate its inner wisdom in prose, but few of these attempts have been made by knowledgeable insiders, and even fewer of these have been made in English. This full translation of Baba Rexheb's Islamic Mysticism and the Bektashi Path from its original Albanian is thus a unique addition to the literature on Bektashism in English, and a boon to those who seek to know more about this clearly enigmatic way." --- Vafi Baba



Small Fry


Small Fry
DOWNLOAD
Author : Lisa Brennan Jobs
language : id
Publisher: Mizan Qanita
Release Date : 2019-12-09

Small Fry written by Lisa Brennan Jobs and has been published by Mizan Qanita this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2019-12-09 with Fiction categories.


“Dia menatapku dari majalah-majalah, koran-koran, dan layar-layar di kota mana pun aku berada. Itu ayahku dan tidak ada yang tahu, tapi itulah kenyataannya. Bagaimana sedihnya ditolak ayah sendiri? Getirnya harus merahasiakan fakta bahwa ayahmu salah satu orang paling terkenal di dunia? Seperti sinetron, tapi ini kisah nyata. Lisa Brennan-Jobs, putri sulung Steve Jobs, pencipta merek komputer dan gawai ternama, harus menanggung krisis identitas diri parah selama bertahun-tahun akibat hubungan keluarga yang rumit dan tidak stabil. Chrisann, ibu kandung Lisa, dan Steve Jobs tidak pernah berencana memiliki anak di usia muda. Gaya hidup Chrisann sebagai seorang seniman cenderung bebas, dan kondisi ekonominya terbatas. Ketika hubungan Chrisann dan Lisa memburuk, Lisa memutuskan untuk tinggal bersama sang ayah, yang kaya raya namun sering bersikap dingin kepadanya. Lisa berusaha keras untuk menjadi anak baik dan berprestasi, demi mencecap kasih sayang sang ayah. Tapi Steve Jobs tetap menjaga jarak dengan putrinya, membuat Lisa kecewa. Terkoyak antara benci dan cinta, Lisa berjuang untuk memahami dan menerima siapa dirinya. Tujuh tahun setelah Steve Jobs tiada akibat kanker pankreas, Lisa menghimpun keberanian untuk berbagi kisah hidupnya yang kontroversial. Inilah Small Fry, kisah Lisa Brennan-Jobs, yang menurut New York Times ditulis dengan “indah sekaligus memilukan”. NELAYAN KETIGA. Master, aku bertanya-tanya bagaimana ikan hidup di laut. NELAYAN PERTAMA. Yah, seperti manusia hidup di darat; yang besar-besar menyantap yang kecil-kecil. Tak ada perbandingan yang lebih tepat untuk orang kaya yang kikir daripada seekor paus; hilir mudik kian kemari, memancing ikan-ikan kecil yang malang ke depannya, lalu akhirnya melahap mereka semua dalam sekali telan. Paus-paus semacam itu kerap kudengar di darat, yang tak pernah berhenti menganga sampai mereka sudah menelan seluruh paroki, gereja, menara, lonceng-lonceng, dan semuanya. —Shakespeare, Pericles Sungguh pengalaman aneh, menjadi sosok anonim yang berdiri di tengah hujan salju, dan menjadi pusat perhatian publik. —Saul Bellow, Humboldt’s Gift Tiga bulan sebelum dia meninggal, aku mulai mencuri barang-barang dari rumah ayahku. Aku berkeliaran tanpa alas kaki dan menyelipkan benda-benda ke dalam sakuku. Aku mengambil perona pipi, pasta gigi, dua mangkuk warna biru tosca yang gompel, sebotol cat kuku, sepasang sandal balet usang, dan empat sarung bantal putih kusam. Setelah mencuri setiap benda, aku merasa puas. Aku berjanji pada diri sendiri bahwa ini akan menjadi yang terakhir. Namun, tak lama kemudian dorongan untuk mengambil benda lainnya kembali datang seperti dahaga. Aku berjingkat-jingkat memasuki kamar ayahku, berhati-hati agar tidak menginjak papan lantai yang berderit di ambang pintu. Kamar ini dulu ruang kerjanya, waktu dia masih kuat naik tangga, tapi dia tidur di sini sekarang. Kamar itu berantakan disesaki buku-buku, surat, dan botol-botol obat; apel-apel kaca, apel-apel kayu; berbagai penghargaan, majalah-majalah, dan bertumpuk-tumpuk kertas. Ada lukisan-lukisan berbingkai karya Hasui yang menggambarkan senja dan matahari terbenam di kuil-kuil. Sepetak cahaya merah muda terpentang di dinding di sampingnya. Dia berbaring bertopangkan bantal-bantal di tempat tidur, mengenakan celana pendek. Tungkainya telanjang dan sekurus lengan, menekuk seperti tungkai belalang. “Hai, Lis,” panggilnya. Segyu Rinpoche berdiri di sebelahnya. Akhir-akhir ini lelaki itu selalu ada saat aku datang berkunjung. Lelaki Brasil bertubuh pendek dengan mata cokelat berbinar, sang Rinpoche adalah biksu Buddha bersuara parau yang mengenakan jubah cokelat menutupi perut bulatnya. Kami memanggil lelaki itu dengan gelarnya. Zaman sekarang, orang-orang suci dari Tibet terkadang lahir di barat, di tempat-tempat seperti Brasil. Bagiku dia tidak “terlihat” suci—dia tidak tampak berjarak atau gaib. Di dekat kami, sebuah kantong kanvas hitam berisi zat gizi berdengung oleh mesin dan pompa, selangnya menghilang di suatu tempat di bawah seprai ayahku. “Menyentuh kakinya itu ide yang bagus,” Rinpoche berkata, meletakkan tangannya melingkari kaki ayahku di tempat tidur. “Seperti ini.” Aku tidak tahu apakah sentuhan kaki itu ide bagus untuk ayahku, atau untukku, atau untuk kami berdua. Oke,” kataku, lalu meraih satu kaki yang dibalut kaus kaki tebal, walaupun rasanya aneh ketika mengawasi wajah ayahku, karena saat dia mengernyit kesakitan atau marah kelihatannya sama seperti saat dia hendak tersenyum. “Rasanya enak,” kata ayahku sambil memejamkan mata. Aku melirik lemari laci di sampingnya dan rak-rak di sisi lain kamar itu, mencari benda-benda yang kuinginkan, walaupun aku tahu aku takkan berani mencuri di depan matanya. Selagi dia tidur, aku berkeliaran di sekeliling rumah, mencari-cari entah apa. Seorang perawat duduk di sofa di ruang tamu, kedua tangan di pangkuan, bersiaga mendengarkan panggilan dari ayahku. Rumah itu sepi, suara-suara teredam, dinding batu bata bercat putih berlekuk-lekuk seperti bantal. Lantai terakota terasa sejuk di kakiku kecuali di bagian-bagian tempat matahari telah menghangatkannya menyamai suhu kulit. Dalam lemari di kamar mandi kecil dekat dapur, tempat dulunya ada satu edisi Bhagavad Gita yang sudah koyak-koyak, aku menemukan sebotol penyegar wajah mawar yang mahal. Dengan pintu tertutup, lampu dimatikan, duduk di penutup toilet, aku menyemprotkannya ke udara dan memejamkan mata. Percikannya jatuh di sekelilingku, sejuk dan suci, bagaikan di dalam hutan atau gereja batu tua. Selain itu, ada tabung perak lip gloss dengan sikat di salah satu ujungnya dan mekanisme pemutar di ujung satunya yang mengalirkan cairan ke tengah-tengah sikat. Aku harus memilikinya. Aku menjejalkan lip gloss itu ke dalam saku untuk kubawa pulang ke apartemen satu kamar di Greenwich Village yang kutempati bersama pacarku. Aku tahu pasti bahwa tabung lip gloss ini akan melengkapi hidupku. Di antara menghindari pembantu rumah tangga, adik-adikku, dan ibu tiriku di sepenjuru rumah supaya tidak ketahuan mencuri barang-barang, atau terluka saat mereka tidak memedulikanku atau membalas sapaanku, dan menyemprot diri sendiri dalam kamar mandi gelap agar aku tidak merasa terlalu menghilang—sebab di tengah tetes-tetes air yang berjatuhan aku merasa seakan-akan kembali mewujud. Berupaya menemui ayahku yang sakit di kamarnya mulai terasa seperti beban bagiku. Sepanjang tahun lalu aku berkunjung pada akhir pekan kurang lebih setiap dua bulan sekali. Aku sudah menyerah mengharapkan rekonsiliasi agung, seperti di film-film, tapi aku tetap saja datang. Di antara waktu kunjungan, aku melihat ayahku di mana-mana di New York. Aku melihatnya duduk dalam bioskop, lekuk leher yang sama persis sampai ke rahang dan tulang pipi. Aku melihatnya saat aku berlari menyusuri Sungai Hudson pada musim dingin, duduk di bangku menatap kapal-kapal di galangan; dan dalam perjalananku menaiki subway ke tempat kerja, melangkah pergi di peron menembus kerumunan. Para lelaki-lelaki kurus dengan kulit sewarna zaitun, jemari lentik, pergelangan tangan ramping, wajah berhias pangkal janggut yang kutemui di jalan, dari sudut-sudut tertentu, terlihat mirip dengannya. Setiap kali aku harus mendekat untuk mengecek, dengan jantung berdebar, walaupun aku tahu itu tidak mungkin dia karena dia sedang terbaring sakit di California. Sebelum ini, selama tahun-tahun yang kami lalui nyaris tanpa bicara, aku melihat fotonya di mana-mana. Melihat foto-foto itu memberiku perasaan ganjil. Rasanya sama seperti menangkap kilasan diriku dalam cermin di seberang ruangan dan mengira itu orang lain, lalu menyadari itu wajahku sendiri: Dia ada di sana, menatapku dari majalah-majalah, koran-koran, dan layar-layar di kota mana pun aku berada. Itu ayahku dan tidak ada yang tahu, tapi itulah kenyataannya. Sebelum berpamitan, aku pergi ke kamar mandi untuk menyemprotkan penyegar sekali lagi. Semprotan itu alami, yang artinya setelah beberapa menit berlalu aromanya tidak lagi tajam seperti mawar, tapi berbau busuk dan lembap seperti rawa, walaupun saat itu aku tidak menyadarinya. Sewaktu aku masuk ke kamarnya, Ayah tengah bersiap untuk berdiri. Aku mengamatinya menyatukan kedua tungkai dalam satu lengan, memutar tubuhnya sembilan puluh derajat dengan menekan kepala tempat tidur menggunakan lengan satunya, kemudian mengerahkan kedua lengan untuk mengangkat tungkainya melewati pinggiran tempat tidur dan memijak lantai. Ketika kami berpelukan, aku bisa merasakan tulang belakangnya, tulang rusuknya. Dia berbau apak, seperti keringat obat. “Nanti aku kembali lagi,” kataku. Kami melepaskan pelukan, dan aku mulai berjalan pergi. “Lis?” “Ya?” “Baumu seperti toilet.” [Mizan, Mizan Publishing, Qanita, Fiksi, Kisah, Keluarga, Dewasa, Indonesia]