[PDF] Amerta 74 Fiksimini Yang Patut Diwaspadai - eBooks Review

Amerta 74 Fiksimini Yang Patut Diwaspadai


Amerta 74 Fiksimini Yang Patut Diwaspadai
DOWNLOAD

Download Amerta 74 Fiksimini Yang Patut Diwaspadai PDF/ePub or read online books in Mobi eBooks. Click Download or Read Online button to get Amerta 74 Fiksimini Yang Patut Diwaspadai book now. This website allows unlimited access to, at the time of writing, more than 1.5 million titles, including hundreds of thousands of titles in various foreign languages. If the content not found or just blank you must refresh this page





Amerta 74 Fiksimini Yang Patut Diwaspadai


Amerta 74 Fiksimini Yang Patut Diwaspadai
DOWNLOAD

Author : Nektarity
language : id
Publisher: Rumpun Nektar
Release Date : 2012-11-23

Amerta 74 Fiksimini Yang Patut Diwaspadai written by Nektarity and has been published by Rumpun Nektar this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2012-11-23 with Art categories.


Entahlah … sulit mengatakan bagaimana sebuah kalimat bisa terangkai, seperti rimbun edelweiss di puncak gunung. Tak bertuan, tumbuh begitu saja, tanpa ditanam siapapun. Kalimat terlahir dari pemerkosaan keresahan terhadap otak di atas tuts-tuts keyboard komputer yang sekarat seperti siput bila dibandingkan dengan jalangnya pikiran yang melintas. Jangan bertanya ‘mengapa?’ sebab tak ada jawaban yang mampu menjawab. Atau justru jawabannnya ada di diri sendiri. Sebab kata-kata itu jujur. Jangan ajak dia berbohong. Dia mampu berkuasa atas apapun di semesta ini. Tuhan berfirman lewat kata-kata. Kamu memaki, merayu, menyanyi lewat kata-kata. Apa yang lebih indah dari kata-kata? Antologi ini bukan rayuan gombal. Bukan pula realita hidup yang ditransfer ke dalam bentuk fiksi. Meski ini tentang kita. Terlalu absurd menceritakan sebuah kisah mengenai diri sendiri ke dalam bentuk fiksi. Bagiku mengarang adalah sebuah proses berandai-andai. Kadang-kadang ilusi. Realita hidup biarlah menjadi kenangan seperti batu di sungai, tertinggal oleh arus. Kita arus, bukan batu. Antologi ini telah mengalami proses dramatisasi, seperti layaknya fiksi lainnya. Tapi jangan cepat percaya, sebab ini cuma kata-kata. Jangan terprovokasi. Makna cerita bukan hanya untuk kamu, tapi untuk semesta. Dalam harap yang Amerta.