[PDF] Buat Apa Beragama - eBooks Review

Buat Apa Beragama


Buat Apa Beragama
DOWNLOAD
READ

Download Buat Apa Beragama PDF/ePub or read online books in Mobi eBooks. Click Download or Read Online button to get Buat Apa Beragama book now. This website allows unlimited access to, at the time of writing, more than 1.5 million titles, including hundreds of thousands of titles in various foreign languages. If the content not found or just blank you must refresh this page



Buat Apa Beragama


Buat Apa Beragama
DOWNLOAD
READ
Author : Abdillah Toha
language : id
Publisher: Mizan Publishing
Release Date :

Buat Apa Beragama written by Abdillah Toha and has been published by Mizan Publishing this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on with Religion categories.


Buku ini berisi refleksi Abdillah Toha tentang pelbagai isu keislaman, dari soal makna sejati ritual dan ibadah hingga soal sosial-politik umat Islam. Bahwa beragama itu harus membawa nilai tambah, bukan justru merusak dan memberikan citra negatif. Bahwa beragama itu menyenangkan, bukan menambah beban. Abdillah menekankan pentingnya mempromosikan Islam yang terbuka, inklusif, modern, maju, dan berkeadaban. Secara lebih khusus, pengarang menyoroti bahwa Islam itu diturunkan buat kebaikan kita di dunia, bukan sekadar agar nanti masuk sorga. Prakata Penulis Abdillah Toha Dan bila dikatakan kepada mereka, “Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi,” mereka menjawab, “Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.” Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak sadar. —Al-Baqarah (2): 11-12 Bismillâh al-Rahmân al-Rahîm Buku di hadapan Anda ini adalah kumpulan tulisan dan renungan saya selama beberapa waktu yang tersebar di berbagai media cetak dan elektronik. Saya beri judul Buat Apa Beragama? karena tema dari berbagai topik yang dibahas di sini memang upaya saya untuk memahami agama dengan benar. Memahami apa sebenarnya manfaat agama bagi Muslim seperti saya. Ketika Allah menurunkan wahyu-Nya kepada berbagai nabi, khususnya nabi terakhir, Muhammad Saw., apakah agama ini hanya untuk menyiapkan kita pada kehidupan setelah mati atau berguna bagi kehidupan kini dan di sini? Apakah Islam untuk kehidupan di dunia atau hanya untuk akhirat? Apakah di akhirat masih ada agama? Sudah terlalu sering kita dengar para ustaz dan dai mengutip ayat Al-Quran yang mengatakan bahwa kehidupan duniawi ini hanya sementara. Yang abadi nanti di akhirat. Tuhan menciptakan manusia hanya untuk beribadah kepada-Nya dan menyiapkan bekal untuk akhirat. Dunia penuh dengan permainan dan tipuan. Dan seterusnya. Semua kutipan wahyu itu tidak salah. Yang salah bisa jadi adalah pemahaman apa yang dimaksud dengan ibadah. Apakah itu sekadar shalat, puasa, haji, zikir dan sejenisnya, atau lebih luas daripada itu? Apakah Islam itu pada saat shalat atau perilaku kita setelah shalat? Apakah memuji dan menyembah Tuhan itu karena Tuhan butuh dipuji dan disembah atau semua itu untuk kepentingan kita? Apa sebenarnya tujuan Tuhan menciptakan Adam di surga kemudian menurunkannya ke bumi sebagai “khalifah di bumi” kalau bukan agar Adam melihat surga dan mewujudkan kehidupan surgawi di dunia agar bebas dari kelaparan, ketakutan, dan kesengsaraan? Mengapa kita jarang mendengar khutbah dan ceramah-ceramah ulama dan para ustaz yang berisi inspirasi untuk membangun umat yang maju, berilmu, dan kuat? Apakah agama itu sebuah perkumpulan atau paguyuban yang harus dibentengi dan dijaga dari serangan musuh atau agama adalah penghayatan jiwa dan ruh yang akan menguatkan keduanya dari segala bentuk keguncangan yang melanda diri? Apakah agama itu tujuan akhir kita atau agama adalah jalan yang akan membawa kita kepada tujuan sebenarnya menjadi manusia yang paripurna? Apakah sebagai orang beragama kita harus menutup pintu rapat-rapat dan mencurigai semua pengaruh luar sebagai berbahaya dan dapat mencemari iman kita, atau kita buka pintu kita lebar-lebar dan mengambil semua manfaat dan kearifan yang bisa menambah wawasan beragama kita? Apakah agama atau Tuhan perlu dibela? Sudah sadarkah sebagian besar Muslim bahwa ada lima tujuan syariah yang harus didahulukan dari kewajiban-kewajiban lainnya dalam beragama? Bahwa agama Islam menempatkan maslahat kemanusiaan di atas kepentingan peribadatan? Sulitkah menjadi Muslim dengan segala kewajiban dan larangan yang diatur dalam syariah? Apakah agama membebani kita dengan berbagai kewajiban dan larangan yang terlalu berat untuk dipikul? Apa hubungan agama dengan politik yang benar? Mengapa di banyak negeri non-Muslim kita dapati warganya lebih islami daripada di negeri-negeri Muslim? Ketika Muslim mengucap assalamu ‘alaikum atau meneriakkan takbir atau memulai suatu perbuatan dengan membaca bismillah dan sebagainya, tahukah mereka makna sebenarnya dari berbagai kebiasaan sehari-hari seorang Muslim itu? Ataukah itu hanya sekadar kebiasaan di mulut tanpa dihayati arti dan makna sebenarnya? Ringkasnya, apakah keberagamaan kita sebagai Muslim sejauh ini telah menciptakan nilai tambah bagi kemanusiaan dan umat manusia atau justru sebaliknya telah lebih banyak menimbulkan kerusakan, tetapi kita merasa telah berbuat yang benar sesuai dengan ajaran agama, seperti dijelaskan dalam ayat pada pembukaan prakata ini. Semua itu dan banyak lagi dibahas dalam berbagai tulisan dan renungan di buku ini. Karena setiap topik dibahas dalam tulisan yang pendek dan dalam bahasa populer, tentu saja buku ini tidak berpretensi menuntaskan semua persoalan umat. Apabila setelah membaca berbagai bab dalam buku ini pembaca menjadi lebih terbuka wawasan pikirannya, kemudian berupaya melakukan pendalaman lebih lanjut menyangkut pemahamannya tentang agama Islam, maka tujuan saya telah tercapai. Tentu saja saya tidak bermaksud mengatakan bahwa pandangan dan pemahaman saya tentang agama Islam yang saya anut adalah yang paling benar. Kebenaran mutlak hanya milik Sang Pencipta langit dan bumi. Saya bukanlah ulama atau ustaz. Pernah mengecap pendidikan madrasah selama sembilan tahun, selebihnya pada dasarnya saya adalah produk dari pendidikan sekolah menengah dan perguruan tinggi umum. Di luar itu, saya adalah murid dari berbagai guru dan terus berusaha mencari dan menguak makna dari keberagamaan. Terlalu banyak guru saya untuk disebut di sini satu per satu. Baik guru yang kenal pribadi maupun guru yang tak pernah jumpa, kecuali dalam tulisan atau rekaman audio-videonya. Tentu ada satu atau dua guru yang jadi favorit saya dan memengaruhi jalan pikiran saya. Mereka adalah yang menyajikan Islam sebagai agama yang ramah, tidak rumit, ringan, dan menyenangkan. Tanpa menggampangkan apa yang diwajibkan dan dilarang oleh agama. Berbagai renungan dalam buku ini juga didorong antara lain oleh observasi keterpurukan sebagian besar Muslim di dunia selama beberapa ratus tahun terakhir. Banyak sudah analisis sejarah dan ilmiah ditulis oleh ahlinya tentang berbagai penyebabnya. Salah satu penyebabnya yang mendorong saya untuk merenung adalah pemahaman tentang agama yang menurut saya telah guncang dan meleset karena berbagai trauma kolonialisme dan kekalahan Muslim dalam sejarah modern. Sebagai akibatnya, Muslim mencari perlindungan di balik tirai-tirai konservatisme dan kekolotan. Muslim lebih banyak melihat ke belakang pada masa “kejayaan” Islam daripada ke depan dengan mengembangkan ilmu pengetahuan dan kemakmuran. Agama dipakai sebagai alat defensif untuk membela diri. Bukan sebagai pendorong untuk kemajuan. Simbolisme lebih ditonjolkan daripada kerja dan hasil nyata. Sebaliknya, di bagian Dunia Islam lain, agama telah menjadi ajang permusuhan dan perpecahan antar-sesama Muslim. Perang saudara antar-sesama penganut agama tak terhindarkan. Agama ditunggangi oleh nafsu kekuasaan dan yang dicari bukan pemahaman untuk mencari kebenaran, tetapi pembenaran terhadap perilaku yang sesungguhnya jauh dari Islam. Ringkasnya, agama itu bisa bermanfaat, tetapi bisa pula merusak dan mengacaukan kehidupan pribadi dan bermasyarakat. Agama tidak netral. Tinggal terserah kita bagaimana mau memaknai agama. Sejarah telah membuktikan bahwa agama bisa menginspirasi tumbuhnya peradaban yang tinggi, tetapi juga bisa menghancurkannya lewat perang yang menyengsarakan dan mengorbankan jutaan jiwa manusia. Sebagai sumbangan pemikiran bagi kita semua, harapan saya, Allah meridhai upaya sederhana ini. Terima kasih tak terhingga kepada semua yang telah mengilhami berbagai renungan saya ini dan mendorong saya untuk menerbitkannya dalam bentuk buku. Apabila ada kesalahan dan kecerobohan dalam buku ini, maka itu sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya. Saya dengan senang hati bersedia menerima kritik dan koreksi dari mana pun datangnya. Hanya dengan tau?k dan hidayah-Nya kita semua akan menemukan dan menelusuri jalan yang lurus, jalan yang di atasnya diberi kenikmatan dan dijauhkan dari murka-Nya. Amin. Jakarta, Agustus 2020 Agama, Keberagamaan, dan Filsafat Pengantar M. Quraish Shihab Bismillâh al-Rahmân al-Rahîm Alhamdulillah, puji syukur kita persembahkan ke hadirat Allah Swt., atas segala nikmat-Nya serta Shalawat dan Salam semoga tercurah kepada para nabi dan Rasul-Nya yang telah membawa ajaran agama kepada umat manusia. Puji syukur dan terima kasih untuk Saudara Abdillah Toha yang menerima saran, bahkan desakan saya dan sekian banyak sahabat, agar menerbitkan tulisan-tulisannya yang selama ini hanya dinikmati oleh segelintir orang, padahal isinya sangat dibutuhkan oleh banyak sekali orang. Buku ini dapat disimpulkan sebagai buku yang berbicara tentang agama dalam berbagai aspek yang tidak jarang rancu di kalangan sebagian besar umat beragama, baik menyangkut agama, ilmu agama, atau keberagamaan. Memang para pakar berbeda tentang de?nisi agama karena beragamnya agama, sampai-sampai Guru Besar Universitas Al-Azhar, Syaikh Fathullah Badran, menulis dalam bukunya, Al-Madkhal Ilâ Al-Adyân, bahwa “De?nisi agama sangat sulit dirumuskan oleh para pakar, tetapi mudah diucapkan oleh orang kebanyakan”. Kendati demikian, ada hal-hal dalam kaitannya dengan agama yang disepakati oleh para pakar dan dapat dipahami oleh orang kebanyakan—kalau kita pandai menjelaskannya. Nah, inilah yang diupayakan oleh Saudara Abdillah Toha melalui bukunya ini. Agama bersumber dari Dia yang dipercayai sebagai Tuhan. Agama adalah hubungan pribadi antara manusia dan Dia yang diyakininya Mahakuasa dan bahwa kemaslahatannya adalah menjalin hubungan dengan-Nya dan yang tidak kurang pentingnya adalah bahwa agama Islam bagi umat Islam adalah agama yang telah sempurna sejak turunnya ayat QS Al-Mâ’idah (5): 3, yang di dalamnya Allah memproklamasikan kesempurnaan agama pada sore hari, 9 Dzulhijjah tahun ke-10 Hijrah. Agama berbeda dengan ?lsafat. Agama diyakini oleh pemeluknya bersumber dari Tuhan, dan diyakini pasti benar dengan Kebenaran Mutlak, sedang ?lsafat adalah hasil pemikiran mendalam manusia yang bisa jadi benar dan bermanfaat, bisa jadi juga sebaliknya. Cara penerimaannya pun berbeda. Agama yang disodorkan kepada seseorang bisa jadi diterimanya dan diimaninya, atau sebaliknya, dia ragukan untuk kemudian dia putuskan pilihannya—menerima atau menolaknya—tidak bisa setengah-setengah. Tetapi, ?lsafat saat disodorkan kepada seseorang, maka penerimaan atau penolakannya lebih banyak ditentukan oleh argumentasi akliah yang mendukungnya serta kemampuan ?lsuf menjelaskannya dengan menanjak dari satu perincian ke perincian yang lain, kemudian diterima oleh akal atau ditolak olehnya. Agama adalah pembenaran hati dan ketenangannya menerima ajaran agama. Di sisi lain, agama adalah tuntunan dalam rangka pencapaian kebahagiaan di dunia dan di akhirat yang bila diterapkan dengan benar dalam masyarakat akan menjadi dukungan yang sangat kuat guna kesejahteraan mereka. Agama bisa hadir sebelum hadirnya masyarakat—bukankah agama Islam lahir di Makkah sebelum lahirnya masyarakat Islam yang baru lahir di Madinah? Adapun ?lsafat, maka para ?lsuf berpikir setelah mewujud dalam masyarakatnya apa yang menjadi bahan pemikiran ?lsafatnya. Agama adalah milik dan wewenang Allah. Dia yang menetapkannya melalui rasul-rasul yang diutus-Nya, lalu para rasul menjelaskan maksud Tuhan melalui ucapan dan pengamalan mereka. Sejak sempurnanya agama Islam melalui pernyataan ayat dalam Surah Al-Mâ’idah tadi dan sejak wafatnya Nabi Muhammad Saw., maka tidak ada lagi penambahan agama. Kalau ada, itu hanya penafsiran agama yang lahir dari pemahaman para ahli menyangkut teks-teks agama, baik yang tercantum dalam Al-Quran yang telah sempurna itu maupun dari hadis-hadis Nabi Muhammad Saw. yang memenuhi syarat-syarat kesahihan. Produk para ahli itulah yang merupakan ilmu agama yang baru lahir sebagai disiplin ilmu, jauh setelah wafatnya Rasul Saw. dan sempurnanya agama. Kalau untuk mudahnya, kita mengambil masa kehadiran ulama-ulama besar pemimpin mazhab-mazhab yang menjadi rujukan umat Islam dalam ilmu ?qih/hukum Islam, maka kita dapat berkata bahwa ilmu ?qih baru lahir pada masa mazhab tertua—yang populer sekarang—yakni masa Imam Abu Hanifah (659 M-767 M) dan seperti diketahui Nabi Muhammad Saw. wafat pada 632 M. Nah, kalau kita berasumsi bahwa pemikiran hukum Abu Hanifah itu beliau cetuskan pada usia empat puluh tahun, maka itu berarti ada jarak sekitar 70 tahun setelah Nabi Muhammad Saw. wafat barulah ilmu agama Islam lahir. Pendapat-pendapat yang berkaitan dengan ilmu ?qih sampai sekarang masih terus berkembang. Ilmu ini tidak akan pernah berhenti karena kebutuhan masyarakat Muslim terhadap ketetapan hukum Islam terus juga meningkat dan kasus-kasus yang dihadapi bisa berbeda dari masa ke masa. Di sisi lain, hasil pemikiran para pakar pun dapat berbeda-beda, bukan saja akibat perkembangan zaman, tetapi juga disebabkan oleh budaya yang dihadapi. Dari sini kita dapat berkata bahwa produk ilmu ?qih dapat dipengaruhi oleh budaya dan hal ini sejak semula diakui oleh para pakar melalui rumus yang disepakati bahwa “Adat kebiasaan positif satu masyarakat dapat menjadi pertimbangan hukum”. Karena itu, kebenarannya dapat bersifat relatif. Buat masyarakat A demikian, sedang masyarakat B lain pula. Selanjutnya, karena pendapat para pakar itu lahir dari manusia yang tidak terjamin kebenaran pendapatnya—berbeda dengan teks-teks yang tercantum dalam Al-Quran dan Sunnah yang sahih—maka para ulama itu sering kali berkata seperti ucapan Imam Sya?‘i (767-820 M), “Kalau ada pendapatku yang bertentangan dengan Sunnah yang sahih, maka ambillah Sunnah dan campakkan pendapatku,” atau seperti ucapan yang sering terdengar dari para ahli hukum yang objektif lagi luas dan dalam ilmunya serta rendah hatinya, “Pendapat kami benar (menurut kami), tetapi mengandung kemungkinan salah; dan pendapat selain kami (menurut kami) salah, tetapi mengandung kemungkinan benar. Siapa yang datang membawa sesuatu yang lebih baik daripada apa yang kami persembahkan, maka apa yang dibawanya lebih wajar untuk diterima.” Sekali lagi, perlu ditegaskan bahwa “Agama Islam tidak berubah dan tidak berkembang—karena ia telah sempurna sejak 15 abad yang lalu, tetapi ilmu agama di samping bisa berubah bisa juga berkembang. Ia bisa benar dan bisa salah, bahkan kesemuanya dapat benar bila ditinjau dari beberapa posisi pandang”. Ketidakpahaman tentang perbedaan inilah yang mengundang sikap salah menyalahkan, bahkan ka?r menga?rkan, padahal persoalannya tidak sampai ke sana dan tidak juga sesimpel itu. Hal ketiga yang perlu didudukkan adalah keberagamaan. Kalau Anda melihat seseorang berdiri rukuk dan sujud melaksanakan shalat, maka apa yang dilakukannya dapat dinamai bagian dari ajaran agama. Akan tetapi, jika Anda me-lihatnya—lebih jauh—katakanlah tidak membaca bismillah dalam shalatnya saat membaca Al-Fâtihah atau berqunut dalam shalat Subuh atau tidak, maka apa yang dilakukannya adalah salah satu bentuk keberagamaan atas dasar ilmu ?qih/hukum Islam yang dianut oleh salah satu imam mazhab. Sungguh, sering dilupakan—kalau enggan disebut “tidak diketahui”— bahwa perbedaan pendapat ulama yang memenuhi syarat-syarat keilmuan dan kompetensi ditoleransi oleh Allah dan Rasul-Nya; bahkan kalaupun pendapatnya keliru, Allah menganugerahinya satu ganjaran atas upayanya yang serius. Yang mengikuti pendapatnya pun ditoleransi—selama yang bersangkutan tulus melaksanakannya. Makna “Agama”, “Ilmu Agama”, dan “Keberagamaan” sering rancu dalam masyarakat sehingga tidak jarang menganggap “Ilmu Agama” sebagai “Agama”, atau menduga “Ilmu Agama” sebagai “Keberagamaan”, padahal yang beragama tidak mutlak luas dan dalam ilmu agamanya; dan di sisi lain, yang memercayai kebenaran agama yang dianutnya belum tentu mencerminkan keberagamaan yang benar. Ilmu agama dan keberagamaan saling berbeda juga. Tidak sedikit manusia yang dalam ilmu agamanya, tetapi keberagamaannya kurang, bahkan sekian banyak orientalis tidak menganut agama Islam, tetapi mumpuni ilmu agamanya. Sungguh, Tuhan tidak menilai ilmu agama sama dengan agama, tetapi yang dinilainya adalah keberagamaan, lalu yang paling utama bagi penilaian Tuhan tentang keberagamaan adalah ketulusan. “Keberagamaan dapat ditangguhkan atau diganti/dibatalkan kalau ada kepentingan kemanusiaan yang tidak dapat digabung dengan keberagamaan. Ketentuan demikian berlaku karena agama diturunkan Allah untuk kepentingan manusia—manusia seluruhnya dan juga makhluk-makhluk-Nya. Oleh sebab itu, para ulama menyatakan bahwa apabila air yang dibutuhkan untuk berwudhu itu dibutuhkan juga oleh anjing yang sedang kehausan, sedangkan air tersebut hanya cukup untuk anjing tersebut, maka seorang Muslim diminta untuk tidak berwudhu. Sebab, kemanusiaan manusia dan rahmat agama Islam yang diperuntukkan bagi seluruh alam mengharuskan mendahulukan makhluk Tuhan yang bernama anjing itu. Agama diturunkan Allah untuk membangun peradaban. Untuk membangunnya, dibutuhkan ilmu-ilmu—bukan hanya ilmu hukum Islam—tetapi segala macam ilmu, karena semua ilmu bersumber dari Tuhan sehingga semua ilmu pada dasarnya adalah islami. Keberagamaan harus berdasar ilmu yang sesuai dengan bidang aktivitas yang digarap. Tanpa agama, ilmu agama, dan keberagamaan, manusia tidak akam mampu melaksanakan tugas kekhalifahan yang merupakan tujuan kehadirannya di pentas bumi ini. Buku Saudara Abdillah Toha yang Anda sedang baca mencerminkan pelurusan pandangan banyak di antara kita. Semoga Allah menerima amal baik ini dan menganugerahi kita pemahaman yang benar tentang agama, ilmu agama, serta kemampuan melaksanakan keberagamaan yang direstui oleh agama. Demikian, wallâhu a‘lam. Jakarta, 19 Juli 2020 M. Quraish Shihab [Mizan, Mizan Publishing, Religi, Agama, Islam, Beragama, Non Fiksi, Indonesia]



Buat Apa Beragama


Buat Apa Beragama
DOWNLOAD
READ
Author : Abdillah Toha
language : id
Publisher:
Release Date : 2020

Buat Apa Beragama written by Abdillah Toha and has been published by this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2020 with categories.




Bunga Rampai Moderasi Beragama Memaknai Teologi Kebangsaan


Bunga Rampai Moderasi Beragama Memaknai Teologi Kebangsaan
DOWNLOAD
READ
Author : Dr H Abdulloh Shodiq
language : id
Publisher: Basya Media Utama
Release Date :

Bunga Rampai Moderasi Beragama Memaknai Teologi Kebangsaan written by Dr H Abdulloh Shodiq and has been published by Basya Media Utama this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on with Education categories.


Dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa, khususnya warga kota Pasuruan, upaya kolosal perlu dilakukan agar terwujud cita-cita bersama, karena kota Pasuruan sudah membawa moto inklusif "Madinah Van Java" atau kota Madinah yang berhubungan dengan nilai-nilai inklusivitas universal, maka kita semua harus mendukungnya dengan kualifikasi dan kompetensi masing-masing. Atas konsiderasi kota Madinah yang bercirikan pluralistik dan inklusif ini, maka perlu digalakkan literasi agama dalam bentuk moderasi beragama dan toleransi yang mengarah ke Teologi Kebangsaan. Jejak-jejak menuju Teologi Kebangsaan ini merupakan tujuan nasional yang tidak akan mempermasalahkan dualisme agama dan negara karena keduanya harus saling mengisi. Buku ini menarik untuk dibaca oleh siapapun yang ingin menciptakan living together in harmony karena berisi beragam perspektif tentang interelasi antara agama dan negara, termasuk moderasi beragama dan toleransi dalam bingkai NKRI.



Religius Radikal Kesadaran Beragama Dan Aktualisasi Kesalehan Gen Z


Religius Radikal Kesadaran Beragama Dan Aktualisasi Kesalehan Gen Z
DOWNLOAD
READ
Author : Noor Hasanah
language : id
Publisher: Zahir Publishing
Release Date :

Religius Radikal Kesadaran Beragama Dan Aktualisasi Kesalehan Gen Z written by Noor Hasanah and has been published by Zahir Publishing this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on with Religion categories.


Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adakah penerapan Islam Wasathiyah oleh Gen-Z di Kalimantan Selatan atau sebaliknya mengaku religius tetapi di saat yang sama radikal. Oleh sebab itu, dilakukan observasi dan analisis atas penghayatan dan cara Gen-Z di Kalimantan Selatan dalam mengaktualisasikan Islam.



Erti Beragama Yang Hilang


Erti Beragama Yang Hilang
DOWNLOAD
READ
Author : Hasrizal Abdul Jamil
language : ms
Publisher: Iman Publication Sdn Bhd
Release Date :

Erti Beragama Yang Hilang written by Hasrizal Abdul Jamil and has been published by Iman Publication Sdn Bhd this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on with Philosophy categories.


Jika beragama itu baik, mengapa ada orang beragama yang berperangai sebaliknya? Ada yang melazimi ibadah, tetapi suka menzalimi dan menindas orang lain. Ada yang rajin membaca al-Quran, tetapi menerima rasuah dan saling bermusuh apabila tidak sefahaman. *** Tidak dapat dinafikan, kehidupan dan tingkah laku seseorang banyak didorong oleh kefahamannya terhadap agama. Jika benar kefahaman tersebut, maka akan benarlah juga kehidupan dan tingkah lakunya. Andai kita memperbaiki cara kita memahami agama, kita ibarat memperelok kehidupan kita secara seluruhnya. Melalui buku Erti Beragama yang Hilang, Ustaz Hasrizal Abdul Jamil menjelaskan sudut-sudut agama yang sering dilupakan dan disalahfahami. Antaranya perkaitan akidah dan ibadah dengan kehidupan, acuan akhlak, juga isu perhubungan sesama manusia, agar kita dapat melalui kehidupan di dunia dengan baik sekali gus mencepai kenikmatan hidup di akhirat kelak.



Manusia Dan Islam


Manusia Dan Islam
DOWNLOAD
READ
Author : Dato’ Dr. Haron Din
language : ms
Publisher: PTS Publications & Distributors Sdn Bhd
Release Date : 2015-05-18

Manusia Dan Islam written by Dato’ Dr. Haron Din and has been published by PTS Publications & Distributors Sdn Bhd this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2015-05-18 with Religion categories.


Mengupas segala persoalan umat secara komprehensif dan autoritatif. "Dan sesiapa yang mencari agama selain agama islam, maka tidak akan diterima daripadanya dan dia pada hari akhirat kelak tergolong dalam orang yang rugi." (Surah Ali Imran, ayat 85)



Kisah Laki Bini


Kisah Laki Bini
DOWNLOAD
READ
Author : Hamka Kereta Mayat
language : en
Publisher: Alaf 21
Release Date : 2015

Kisah Laki Bini written by Hamka Kereta Mayat and has been published by Alaf 21 this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2015 with Families categories.


Pesan aku, sila renung kisah salah seorang dari tetamu yang menghadiri majlis perkahwinan kamu. Susahnya mereka hendak tiba ke tapak kenduri setelah diuji sepanjang perjalanan yang sepatutnya setengah hari telah menjadi tiga hari tiga malam. Jangan mudah lafaz talak! Kerisauan sebenar bukan untuk dunia. Bantulah pasangan anda selamat dari azab api nereka. Semoga WOHA sampai syurga. Woha!



Islam Liberal Indonesia Tokoh Gagasan Dan Respon Kritis


Islam Liberal Indonesia Tokoh Gagasan Dan Respon Kritis
DOWNLOAD
READ
Author : Muhamad Afif Bahaf
language : id
Publisher: Penerbit A-Empat
Release Date : 2015-02-17

Islam Liberal Indonesia Tokoh Gagasan Dan Respon Kritis written by Muhamad Afif Bahaf and has been published by Penerbit A-Empat this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2015-02-17 with Religion categories.


Buku tidak bermaksud memberikan katagorisasi secara baku dan pasti tentang siapa saja tokoh yang dimasukkan ke dalam kelompok Islam liberal. Karena, usaha seperti ini hanya akan dihadapkan pada masalah mendasar terkait dengan generalisasi yang selalu mengabaikan aspekaspek partikularitas yang terkadang justru menunjukkan karakter dan identitas seseorang yang membedakannya dengan kelompoknya sendiri sekalipun. Kendala inilah yang dihadapi oleh Charles Kurzman dan Greg Barton di dalam bukunya masing-masing yang mencoba membuat katagorisasi siapa saja yang layak dimasukkan dalam daftar tokoh Islam liberal. Usaha yang dilakukan oleh kedua sarjana Barat ini mendapat kritikan dari banyak kalangan. Kesulitan dalam membuat katagorisasi siapa tokoh yang masuk ke dalam Islam liberal ini ternyata juga dialami oleh seorang Adian Husaini yang terkenal sebagai tokoh yang sangat besar perhatiannya terhadap sepak terjang kelompok Islam liberal dan selalu melakukan kritik-kritik tajam serta sanggahan terhadap setiap pemikiran dan gagasan yang dikeluarkan oleh para pengusung Islam liberal. Kesulitan yang dihadapi dalam membuat katagorisasi tokoh-tokoh Islam liberal ini menurutnya adalah karena sebagian para penyebar ide liberal tidak mendeklarasikan dirinya sebagai ‘orang liberal Islam’ atau ‘Islam liberal’, kendala yang lainnya dan yang paling mendasar adalah bahwa setiap upaya katagorisasi adalah ‘generalisasi’. Dan generalisasi selalu mengabaikan aspek-aspek lain yang lebih khusus yang membedakannya dari yang lain.



Sanctuaria


Sanctuaria
DOWNLOAD
READ
Author : Shaz Johar
language : ms
Publisher: Buku Fixi
Release Date : 2014-04-19

Sanctuaria written by Shaz Johar and has been published by Buku Fixi this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2014-04-19 with Fiction categories.


Satu kampung ni tau pasal tempat tu. Orang-orang kat situ buat ajaran sesat. Sembah patung, sembah api, minum air kaki orang, seks liar, hisap dadah, sumbang muhrim, macam-macam lagilah kerja setan yang dorang buat." "Mana Pakcik tau semua ni? Pakcik pernah pergi sana, ke?" "Tak." SANCTUARIA (baca: sang-tu-a-ria) membuka misteri satu kelompok manusia yang ingin mencari pegangan hidup yang lebih baik di satu dunia yang baru. Hidup yang lebih bebas dan bertoleransi. Tiada agama yang mengekang dan melarang. Tiada bangsa yang menang. Semua hidup dalam satu ideologi yang sama. Semuanya satu: Satu Sanctuaria. (Buku Fixi)



Indonesian Conversations


Indonesian Conversations
DOWNLOAD
READ
Author : John U. Wolff
language : en
Publisher: Cornell University Press
Release Date : 2018-05-31

Indonesian Conversations written by John U. Wolff and has been published by Cornell University Press this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2018-05-31 with Foreign Language Study categories.


Includes an Indonesian-English glossary (over 1,000 words) and translations of the conversations to English. To order accompanying audiocassette tapes for this book, contact the Language Resource Center at Cornell University (http://lrc.cornell.edu).