Membaca Goenawan Mohamad


Membaca Goenawan Mohamad
DOWNLOAD

Download Membaca Goenawan Mohamad PDF/ePub or read online books in Mobi eBooks. Click Download or Read Online button to get Membaca Goenawan Mohamad book now. This website allows unlimited access to, at the time of writing, more than 1.5 million titles, including hundreds of thousands of titles in various foreign languages. If the content not found or just blank you must refresh this page





Membaca Goenawan Mohamad


Membaca Goenawan Mohamad
DOWNLOAD

Author : Ayu Utami
language : id
Publisher: Kepustakaan Populer Gramedia
Release Date : 2023-01-06

Membaca Goenawan Mohamad written by Ayu Utami and has been published by Kepustakaan Populer Gramedia this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2023-01-06 with Social Science categories.


Siapakah Goenawan Mohamad? Apakah ia menandai berakhirnya sebuah zaman? Zaman ketika sastra, jurnalisme, idealisme, dan perjuangan kebebasan berkelindan. Masa ketika sastrawan, wartawan, dan aktivis seringkali adalah sosok yang sama—sebagaimana GM, begitu ia biasa dipanggil. Jauh sebelumnya, kita mengenal nama-nama, antara lain, Tirto Adi Suryo di awal 1900-an, atau Mochtar Lubis di tahun 1950-an hingga 1970-an. Tradisi tritunggal wartawan-sastrawan-pejuang itu dilanjutkan GM, penyair sekaligus pemimpin Tempo, majalah berita yang didirikannya tahun 1971. Bayangkan, selama seratus tahun lebih, di sepanjang abad ke-20, kita sebenarnya terbiasa dengan bersatunya kerja wartawan, sastrawan, dan perjuangan kebebasan. Di Indonesia, itu adalah masa ketika kita belum memiliki demokrasi yang stabil. Buku ini adalah catatan yang barangkali mengantisipasi itu. Tulisan-tulisan di dalam buku ini berasal dari Seminar Membaca Goenawan Mohamad yang diadakan untuk memperingati ulang tahun GM yang ke-80. Hampir semua penulis di sini adalah mereka yang tumbuh dengan membaca tulisan-tulisan GM serta terinspirasi secara langsung olehnya. Terutama mereka yang lahir di tahun 1960-an atau awal 1970-an atau yang menghidupi dunia kesusasteraan dan kewartawanan. Sedikit sisanya adalah para sarjana filsafat generasi lebih kini yang diminta untuk mengkaji bagaimana GM menafsir pada pemikir kontemporer kontinental.



Membaca Goenawan Mohamad


Membaca Goenawan Mohamad
DOWNLOAD

Author : Ayu Utami
language : id
Publisher:
Release Date : 2022-12-23

Membaca Goenawan Mohamad written by Ayu Utami and has been published by this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2022-12-23 with categories.


Siapakah Goenawan Mohamad? Apakah ia menandai berakhirnya sebuah zaman? Zaman ketika sastra, jurnalisme, idealisme, dan perjuangan kebebasan berkelindan. Masa ketika sastrawan, wartawan, dan aktivis seringkali adalah sosok yang sama—sebagaimana GM, begitu ia biasa dipanggil. Jauh sebelumnya, kita mengenal nama-nama, antara lain, Tirto Adi Suryo di awal 1900-an, atau Mochtar Lubis di tahun 1950-an hingga 1970-an. Tradisi tritunggal wartawan-sastrawan-pejuang itu dilanjutkan GM, penyair sekaligus pemimpin Tempo, majalah berita yang didirikannya tahun 1971. Bayangkan, selama seratus tahun lebih, di sepanjang abad ke-20, kita sebenarnya terbiasa dengan bersatunya kerja wartawan, sastrawan, dan perjuangan kebebasan. Di Indonesia, itu adalah masa ketika kita belum memiliki demokrasi yang stabil. Buku ini adalah catatan yang barangkali mengantisipasi itu. Tulisan-tulisan di dalam buku ini berasal dari Seminar Membaca Goenawan Mohamad yang diadakan untuk memperingati ulang tahun GM yang ke-80. Hampir semua penulis di sini adalah mereka yang tumbuh dengan membaca tulisan-tulisan GM serta terinspirasi secara langsung olehnya. Terutama mereka yang lahir di tahun 1960-an atau awal 1970-an atau yang menghidupi dunia kesusasteraan dan kewartawanan. Sedikit sisanya adalah para sarjana filsafat generasi lebih kini yang diminta untuk mengkaji bagaimana GM menafsir pada pemikir kontemporer kontinental. Hidup Goenawan Mohamad, bisa dibilang, menggambarkan sejarah Indonesia. Ia lahir di Batang pada tahun 1941. Ketika umurnya belum setahun, balatentara Jepang masuk ke wilayah Indonesia. Ayahnya, seorang pejuang kemerdekaan republik, wafat dibunuh militer Belanda yang datang kembali setelah Jepang kalah dalam Perang Dunia. Buku adalah bagian dari kehidupan di rumahnya sejak kecil. Sejak dini Goenawan Susatyo—nama yang diberikan padanya—menyukai puisi, seni, dan pemikiran. Ia membaca esai H.B. Jassin yang mengatakan bahwa sastrawan perlu faham filsafat. Ia memilih studi psikologi di Universitas Indonesia karena, ketika itu, itulah satu-satunya kampus yang menyediakan mata kuliah filsafat. Nama Goenawan Mohamad—yang diambilnya dari nama belakang abangnya, Kartono Mohamad— digunakannya pertama kali dalam sebuah puisinya. Ia bertumbuh dewasa di masa Perang Dingin. Presiden Sukarno menerapkan Demokrasi Terpimpin. Ketika itu PKI (Partai Komunis Indonesia) menguat. Lekra (Lembaga Kebudayaan Rakyat), badan kesenian di bawah PKI, mendesakkan pendekatan Realisme Sosialis dalam kesenian. Bersama beberapa seniman dan pemikir yang tak setuju atas pemaksaan politik atas seni—seperti Arief Budiman, Wiratmo Soekito, Taufik Ismail—ia ikut merumuskan dan menandatangani Manifes Kebudayaan (1963). Akibatnya, mereka diintimidasi dan sebagian kehilangan pekerjaan. Goenawan muda memutuskan mencari beasiswa ke Eropa. Ketika ia kembali ke Indonesia, situasi telah berbalik. Di bawah Presiden Jenderal Soeharto, PKI dihancurkan dan anggotanya dianiaya. Goenawan mendirikan majalah Tempo, dan menjadi pemimpin redaksinya. Sekalipun dulu diintimidasi, ia menampung dalam grup majalah Tempo beberapa sastrawan mantan anggota Lekra yang telah dibebaskan dari tahanan politik, suatu hal yang sebetulnya dilarang oleh rezim militer ketika itu. Goenawan tidak menunjukkan dendam apapun pada PKI atau Lekra, dan tidak menentang pemberian hadiah Magsaysay pada Pramoedya Ananta Toer, sastrawan yang merupakan tokoh Lekra. Ia termasuk salah tokoh seni yang diminta gubernur Jakarta Ali Sadikin untuk mendirikan Taman Ismail Marzuki (1968). Majalah Tempo mengalami beberapa pembredelan selama rezim militer. Tapi yang berdampak mendasar adalah pemberangusan tahun 1994. Kali ini Goenawan memutuskan melawan pemerintah dan menjadi bagian dari aktivis untuk demokrasi dan kebebasan pers. Ia ikut menandatangani Deklarasi Sirnagalih, yang menentang pembredelan, ikut mendirikan Aliansi Jurnalis Independen. Di seputar peristiwa Reformasi, ia ikut mendirikan Komite Independen Pemantau Pemilu (KIPP), bahkan Partai Amanat Nasional (PAN). Kelak, setelah Reformasi terjadi dan Indonesia mengalami tantangan baru yaitu kekerasaan oleh masyarakat dan atas nama agama, ia ikut mendirikan Jaringan Islam Liberal. Tapi, gairah utamanya sejak kecil adalah pada seni dan filsafat. Ia tak berhenti menulis puisi dan esai seni dan pemikiran. Setiap minggu ia menulis “Catatan Pinggir”, esai pendek khasnya di majalah Tempo, yang sangat berpengaruh pada generasi intelektual sesudah dirinya. Saat Tempo belum dibredel, ia mendirikan Yayasan Lontar (1987) yang bekerja untuk penerjemahan sastra Indonesia ke dalam bahasa Inggris, jurnal kebudayaan Kalam (1994). Ketika Tempo telah dibredel, ia mendirikan Teater Utan Kayu—lalu disebut Komunitas Utan Kayu—sekitar tahun 1996, tempat para seniman, intelektual, dan aktivis berkumpul dan berkegiatan, baik secara terbuka maupun klandestin. Setelah Soeharto turun (1998), ia mendirikan Komunitas Salihara (2008), suatu pusat kesenian yang sangat aktif mengadakan program kesenian dan pemikiran sampai sekarang. Ia menjadi Ketua Komite Nasional Indonesia sebagai Tamu Kehormatan di Frankfurt Book Fair pada 2015.



Goenawan Mohamad


Goenawan Mohamad
DOWNLOAD

Author : Gunawan Mohamad
language : en
Publisher:
Release Date : 2004

Goenawan Mohamad written by Gunawan Mohamad and has been published by this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2004 with Indonesia poetry categories.




In Other Words


In Other Words
DOWNLOAD

Author : Goenawan Mohamad
language : en
Publisher:
Release Date : 2016-08-05

In Other Words written by Goenawan Mohamad and has been published by this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2016-08-05 with categories.




Mengikat Makna Update Membaca Dan Menulis Yang Memberdayakan


Mengikat Makna Update Membaca Dan Menulis Yang Memberdayakan
DOWNLOAD

Author : Hernowo
language : en
Publisher: Kaifa
Release Date : 2009-10-01

Mengikat Makna Update Membaca Dan Menulis Yang Memberdayakan written by Hernowo and has been published by Kaifa this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2009-10-01 with Juvenile Nonfiction categories.


Mengikat Makna Update diinspirasi oleh teknologi Web 2.0. Buku ini akan memudahkan masyarakat memasuki & menikmati dunia baca tulis yang memberdayakan.



80 Tahun Burung Burung Goenawan Mohamad Di Mata Para Sahabat


80 Tahun Burung Burung Goenawan Mohamad Di Mata Para Sahabat
DOWNLOAD

Author : Arif Zulkifli, et al
language : id
Publisher: Tempo Publishing
Release Date : 2021-01-01

80 Tahun Burung Burung Goenawan Mohamad Di Mata Para Sahabat written by Arif Zulkifli, et al and has been published by Tempo Publishing this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2021-01-01 with Fiction categories.


Kumpulan tulisan para sahabat tentang Goenawang Mohamad di di ulang tahunnya yang ke 80 tahun



Membaca Identitas Multirealitas Dan Reinterpretasi Identitas Suatu Tinjauan Filsafat Dan Psikologi


Membaca Identitas Multirealitas Dan Reinterpretasi Identitas Suatu Tinjauan Filsafat Dan Psikologi
DOWNLOAD

Author : Edy Suhardono dan Audifax
language : id
Publisher: Gramedia Pustaka Utama
Release Date : 2023-09-27

Membaca Identitas Multirealitas Dan Reinterpretasi Identitas Suatu Tinjauan Filsafat Dan Psikologi written by Edy Suhardono dan Audifax and has been published by Gramedia Pustaka Utama this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2023-09-27 with Philosophy categories.


How many roads must a man walk down? Before you call him a man? Bob Dylan mengajukan pertanyaan ini dalam lagu "Blowin` in the Wind" yang ditulis dan dinyanyikan pada tahun 1963. Masalah ini menjadi masalah manusia tanpa kecuali. Bagaimana dan kapan kita bisa disebut manusia? Identitas apa yang menjadikan kita manusia? Buku ini mencoba menjawab pertanyaan tersebut dari berbagai sudut realitas berdasarkan penelitian psikologis dan filosofis. Buku ini berupaya mencari identitas dalam dinamika internal dan eksternal yang membentuk cara berpikir individu, salah satunya adalah politik identitas. Dasar pemikiran buku ini berkisar dari teori psikoanalisis, postrukturalisme hingga realisme spekulatif. Pemikiran psikoanalisis melibatkan pemahaman mendalam tentang ketidaksadaran dan aspek jiwa manusia yang tak terlihat. Poststrukturalisme menggeledah struktur linguistik dan subjektivitas yang tidak stabil. Realisme spekulatif mengkritik pemikiran yang terlalu antroposentris serta mengeksplorasi hubungan antara manusia, alam, dan hal-hal lain. Nuansa fenomenologis dalam buku ini juga terasa kuat mengajak kita mencermati mana yang apa adanya dan mana yang ada apanya. Buku ini cocok untuk orang yang masih ingin mempertanyakan identitasnya agar tidak kehilangan kemanusiaannya.



Membaca Sapardi


Membaca Sapardi
DOWNLOAD

Author : Riris K. Toha-Sarumpaet,
language : id
Publisher: Yayasan Pustaka Obor Indonesia
Release Date :

Membaca Sapardi written by Riris K. Toha-Sarumpaet, and has been published by Yayasan Pustaka Obor Indonesia this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on with Biography & Autobiography categories.


Puisi Sapardi Djoko Damono sesungguhnya adalah puisi yang wajar, namun dalam khazanah perpuisian kita, ia menjadi puisi yang harus. Nirwan Dewanto (Budayawan) ... kumpulan ini memperlihatkan keragaman agama dan kepercayaan, kristiani, muslim, maupun animisme. Kematian disambut dengan khidmat... dengan sikap hormat, kita menyisih, memberi jalan, dan berbicara pelan. Apsanti Djokosujatno(Guru Besar Ilmu Sastra Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia) Sebuah penelitian yang bersungguh-sungguuh boleh jadi dapat menyikapkan bahwa suasana "ngeri" memang sungguh menjadi mousike sebagian besar karya-karya Sapardi. Bakdi Soemanto (Giri Besar Ilmu Sastra Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada) [Sapardi] terus saja meninjau, dan mempertimbangkan jalan kepenyairan yang telah ia tempuh. Terua saja gelisah, dan karena itu saya kira, maka ia terus menulis puisi. Hasan Aspahani (Penyair, Wartawan) Dari kata sugestif ke acuan transparan... bagian pertama berbentuk naratif, tetapi bagian kedua berupa sonet, buku ketiga gabungan keduanya, membuat kita bertanya, bagaimana kumpulan sajaknya yang akan datang? Toeti Heraty Noerhadi (Guru Besar Filsafat Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia)



Umberto Eco Dan Pembaca Yang Berkeringat


Umberto Eco Dan Pembaca Yang Berkeringat
DOWNLOAD

Author : Wahyudin
language : id
Publisher: BASABASI
Release Date :

Umberto Eco Dan Pembaca Yang Berkeringat written by Wahyudin and has been published by BASABASI this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on with Literary Collections categories.


“Membaca,” kata Goenawan Mohamad, “adalah berargumentasi, menciptakan, membentuk, mengubah: semua itu pada saat yang sama juga proses menghidupkan apa yang dibaca.” Dengan hikmat itulah tiga puluh tiga tulisan Wahyudin di buku ini lahir. Kalau boleh menegaskannya dengan kebijaksanaan Nassim Nicholas Taleb, seluruh esai dalam buku ini sesungguhnya merupakan hasil menikmati buku “saat membacanya” dan “ketika selesai membacanya.” Pada dua momen itu Wahyudin mengalami—pinjam kata-kata Kuntowijoyo—“petualangan intelektual dan petualangan emosional yang tidak didapat melalui medium lain,” yang menjadikannya sebagai pembaca terlibat, alih-alih kritikus Barthesian, yang terpanggil menginterpretasi dan mengevaluasi prestasi penulis, penerjemah, dan penyunting buku, novel, cerita pendek, biografi, catatan harian, dan komik. Kami ingin menggarisbawahi panggilan itu sebagai—ambilalih hikmat Susan Sontag—“keterlibatan reflektif” dengan bacaan yang “memerlukan intensitas kesadaran tertentu.” Yang terpenting, tentu saja, kesadaran eksistensial Wahyudin bahwa bersikap reflektif adalah cara mulianya menunjukkan rasa hormat kepada buku.



Gaya Filsafat Posmo Dan Sesudahnya


Gaya Filsafat Posmo Dan Sesudahnya
DOWNLOAD

Author : A. Setyo Wibowo
language : id
Publisher: PT Kanisius
Release Date :

Gaya Filsafat Posmo Dan Sesudahnya written by A. Setyo Wibowo and has been published by PT Kanisius this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on with Philosophy categories.


Buku Gaya Filsafat Posmo dan Sesudahnya ini berisi empat pemi­kir kontemporer Prancis. Dua orang sudah meninggal (Michel Henry, tahun 2002 dan Jacques Derrida, tahun 2004), dua orang lagi masih aktif menulis dan melakukan konferensi di mana-mana (Alain Badiou dan Jacques Rancière). Keempat pemikir kontemporer ini adalah orang Prancis, dan mereka semua berasal dari tradisi kiri (Marxis). Kesamaan lain adalah mereka menawarkan analisis yang mendetail dan rumit tentang bahasa, Metafisika, Fenomenologi, Politik (Demokrasi), Pendidikan dan Seni. Derrida mempertanyakan modernitas. Bersama Lyotard dan Foucault, ia digolong­kan sebagai pemikir posmo. Michel Henry bisa dikatakan sebagai pemikir pasca-posmo. Ia memperdalam Fenomenologi Husserl, mempertanyakan dan menggugat Filsafat Barat yang obsesif dengan logos Yunani, menemukan logos Yohanik untuk menawarkan sesuatu yang baru. Demikian pula Alaian Badiou. Ia mengkritik secara terbuka posmodernitas. Itu mengapa ia tergolong dalam pemikir sesudah posmo. Jacques Rancière adalah seorang pemikir yang sangat rasional, yang percaya juga pada adanya subjek (lebih tepatnya subjektivasi). Pemikiran Rancière cukup adem, dan dengan jeli ia menawarkan bentuk-bentuk baru untuk selalu percaya pada demokrasi dan pendidikan. Mereka (terutama Derrida, Badiou dan Ranciere) tidak lagi berbicara tentang hak asasi manusia dan konstitusi yang menjadi buah kokoh modernitas dan Pencerahan, tetapi menawarkan keadilan yang akan datang (Derrida), hipotesis komunis (Badiou), dan demokrasi anarkis (Rancière). Keempat pemikir kontemporer Prancis ini memberikan orientasi, sebuah kedalaman untuk dipikirkan. Bisa diterapkan atau tidak, tentu selalu harus ditautkan dengan konteks masing-masing.