[PDF] Merayakan Keberagaman Berbahasa - eBooks Review

Merayakan Keberagaman Berbahasa


Merayakan Keberagaman Berbahasa
DOWNLOAD

Download Merayakan Keberagaman Berbahasa PDF/ePub or read online books in Mobi eBooks. Click Download or Read Online button to get Merayakan Keberagaman Berbahasa book now. This website allows unlimited access to, at the time of writing, more than 1.5 million titles, including hundreds of thousands of titles in various foreign languages. If the content not found or just blank you must refresh this page





Merayakan Keberagaman Berbahasa


Merayakan Keberagaman Berbahasa
DOWNLOAD

Author : Abdullah Faqih dkk
language : id
Publisher: Bitread Publishing
Release Date : 2021-03-01

Merayakan Keberagaman Berbahasa written by Abdullah Faqih dkk and has been published by Bitread Publishing this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2021-03-01 with Antiques & Collectibles categories.


Merayakan keberagaman bahasa adalah suatu hal penting yang perlu kita sadari dan implementasikan di sekitar kita. Buku ini adalah kompilasi dari gagasan-gagasan kaum muda Indonesia dalam mengapresiasi bahasa dan unsur-unsurnya sebagai lebih sekadar dari media komunikasi belaka. Semoga, dari tulisantulisan yang terkompilasi ini, muncul inspirasi di kemudian hari untuk turut serta dalam peran melestarikan bahasa. Memahami perbedaan bahasa dan merayakan keunikannya dapat menjadi pintu masuk dari kehidupan bermasyarakat yang lebih toleran terhadap perbedaan. Semoga.



Merayakan Keragaman


Merayakan Keragaman
DOWNLOAD

Author : Tim Buku
language : id
Publisher: Expose
Release Date : 2018-12-13

Merayakan Keragaman written by Tim Buku and has been published by Expose this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2018-12-13 with Language Arts & Disciplines categories.


Indonesia adalah surga kecil di dunia. Begitulah pujian yang diberikan kepada Indonesia atas kemolekan alamnya. Surga kecil itu semakin sempurna ketika kita menyelami dan meresapi keragaman Indonesia. Buku ini menyajikan serangkaian fakta tentang keragaman agama, suku, dan budaya Indonesia. Menariknya lagi, kita menemukan bahwa setiap agama dan kepercayaan menganggap keragaman yang ada merupakan takdir Tuhan. Keragaman membuat hidup lebih indah dan berwarna. Merayakan Keragaman adalah buku yang unik dan menarik, karena menyajikan keragaman Indonesia dengan pendekatan infografis. Mudah dimengerti dan memperkaya wawasan kita. Melalui buku ini, antara lain, kita akan mengetahui bagaimana pandangan agama-agama tentang kebaikan, cinta, kasih sayang, perdamaian, dan membangun persaudaraan di surga kecil bernama Indonesia. Mari kita rayakan keragaman! Buku ini dilengkapi dengan Virtual Reality yang bisa diunduh di Playstore dengan nama :UID 360 [Mizan, Expose, Literasi Agama, Pendidikan, Merayakan, Keragaman, Indonesia]



Mahir Berbahasa Arab


Mahir Berbahasa Arab
DOWNLOAD

Author : Hayatun
language : id
Publisher: HISTORIE MEDIA
Release Date : 2023-11-07

Mahir Berbahasa Arab written by Hayatun and has been published by HISTORIE MEDIA this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2023-11-07 with Education categories.


Seiring dengan berkembangnya kebutuhan untuk menguasai berbagai bahasa dunia, bahasa Arab menjadi salah satu yang menarik perhatian banyak pembelajar. Buku "Mahir Berbahasa Arab: Sebuah Analisis Terhadap Metode Pemberian Tugas," adalah buah dari perjalanan eksplorasi dan dedikasi dalam menyelami keindahan dan kompleksitas bahasa Arab ketika menempuh studi pada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. Menulis buku ini bukanlah sekadar tugas, tetapi suatu perjalanan yang membawa penulis lebih dekat kepada keajaiban linguistik dan kaya budaya Arab. Dalam buku ini, penulis menyajikan analisis mendalam terhadap metode pemberian tugas sebagai pendekatan pembelajaran bahasa Arab yang efektif. Berbagai tugas yang dirancang dengan cermat menjadi jembatan bagi pembelajar untuk meresapi, memahami, dan mencintai bahasa ini. Buku ini tidak hanya mengulas teori dan konsep secara akademis, tetapi juga mengajak pembaca untuk merenung dalam setiap kata, frase, dan tugas yang disajikan. Penulis berharap pembaca dapat merasakan semangat penelusuran dan kegembiraan dalam setiap halaman, sebagaimana penulis alami selama perjalanan penulisan. Selain menjadi panduan praktis untuk pembelajaran bahasa Arab, buku ini juga bertujuan untuk memotivasi pembelajar agar tidak hanya menguasai bahasa, tetapi juga mencintainya. Bahasa Arab, dengan sejarah dan kekayaan budayanya, tidak hanya menjadi alat komunikasi, tetapi jendela menuju dunia yang luas dan penuh warna.



Metodologi Pendidikan Bahasa


Metodologi Pendidikan Bahasa
DOWNLOAD

Author : Sinta Wahuni, M.Pd
language : id
Publisher: Cendikia Mulia Mandiri
Release Date : 2023-12-04

Metodologi Pendidikan Bahasa written by Sinta Wahuni, M.Pd and has been published by Cendikia Mulia Mandiri this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2023-12-04 with categories.


Metodologi Pendidikan Bahasa adalah bidang studi yang mempelajari cara-cara mengajar bahasa yang efektif kepada para siswa. Metode pengajaran bahasa ini berkaitan dengan strategi, teknik, dan pendekatan yang digunakan oleh para pendidik dalam mengembangkan keterampilan berbahasa pada siswa. Kata pengantar ini bertujuan untuk memberikan gambaran tentang pentingnya metodologi pendidikan bahasa dalam memastikan bahwa siswa dapat menguasai bahasa dengan baik. Metode pengajaran yang baik akan memberikan siswa pengalaman belajar yang aktif, menarik, dan efektif, sehingga mereka dapat menggunakan bahasa dengan lancar dan percaya diri dalam berbagai situasi.



Bahasa Ingris Dalam Ekowisata


Bahasa Ingris Dalam Ekowisata
DOWNLOAD

Author : Sophia Binnedyk
language : id
Publisher: TOHAR MEDIA
Release Date : 2024-07-11

Bahasa Ingris Dalam Ekowisata written by Sophia Binnedyk and has been published by TOHAR MEDIA this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2024-07-11 with Foreign Language Study categories.




Madura 2045 Merayakan Peradaban


Madura 2045 Merayakan Peradaban
DOWNLOAD

Author : Khoirul Rosyadi dan Iqbal Nurul Azhar (editor)
language : id
Publisher: LKIS PELANGI AKSARA
Release Date : 2016-01-01

Madura 2045 Merayakan Peradaban written by Khoirul Rosyadi dan Iqbal Nurul Azhar (editor) and has been published by LKIS PELANGI AKSARA this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2016-01-01 with Madura Island (Indonesia) categories.


Sebagai langkah awal, barangkali karya ini bukanlah artefak yang bisa menggetarkan zaman. Namun sebagai sebuah tahapan awal, proyek buku ini merupakan langkah penting dalam memulai sebuah keberanian untuk melihat Madura di masa mendatang. Buku ini merupakan seri pertama buku Madura 2045 dari rencana seri-seri berikutnya. Karenanya, tulisan yang ditampilkan dalam edisi ini merupakan karya dari serpihan mozaik dari berbagai tema tentang masyarakat Madura; perempuan, budaya, dan bahasa. Ke depan, akan hadir seri-seri lain yang berbeda; ekonomi, politik, teknologi, hukum, agama dan seterusnya. Sebagai proyek ambisius, kehadiran karya kecil yang berisikan mozaik pemikiran tentu masih kurang cukup. Kesadaran akan perjalanan panjang yang lelah dan meletihkan dalam membangun peradaban di bumi Madura membuat kami sadar bahwa karya ini belum dan tidak akan pernah selesai. Untuk itu ke depan ikhtiar yang lebih sistematis dan utuh melalui riset dan kajian akan kami lakukan sebagai upaya mengkreasi Madura masa depan. Karenanya meski belum sempurna, tapi sebagai masyarakat akademik, kami percaya bahwa kesempurnaan adalah soal waktu dan pilihan sejarah. Dan tentu kami akan memilih jalan sempurna itu. Akhirnya, meski ide yang tertuang dalam buku ini terkesan liar dan berserakan, buku Madura 2045 seri pertama ini tetaplah memiliki irisan dan perjumpaan di titik temu yang sama; Madura yang khas, unik, dan kaya. Perjumpaan inilah yang akan mengantarkan kita semua kepada Madura 2045.



Leading In English


Leading In English
DOWNLOAD

Author : Dr Vincent Varallo, Joerg Schmits, Stephan M. Mardyks
language : id
Publisher: Elex media komputindo
Release Date : 2019-04-08

Leading In English written by Dr Vincent Varallo, Joerg Schmits, Stephan M. Mardyks and has been published by Elex media komputindo this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2019-04-08 with Business & Economics categories.


Bukanlah hal mudah untuk berkarier di tingkat dunia, apalagi bagi para profesional yang bukan seorang native speaker bahasa Inggris di negaranya. Leading in English hadir sebagai salah satu solusi untuk memandu para profesional dunia untuk berkomunikasi lebih baik untuk berkarier dan berkomunikasi dalam level dunia.



Sastra Dan Budaya Di Perguruan Tinggi


Sastra Dan Budaya Di Perguruan Tinggi
DOWNLOAD

Author :
language : id
Publisher:
Release Date : 2004

Sastra Dan Budaya Di Perguruan Tinggi written by and has been published by this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2004 with Culture categories.


History and development of literature and cultural studies in higher education in Indonesia.



Majalah Notre Dame Edisi 17


Majalah Notre Dame Edisi 17
DOWNLOAD

Author : Sekolah Notre Dame
language : id
Publisher: Sekolah Notre Dame
Release Date : 2017-01-02

Majalah Notre Dame Edisi 17 written by Sekolah Notre Dame and has been published by Sekolah Notre Dame this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2017-01-02 with Young Adult Nonfiction categories.


Majalah Notre Dame edisi ke 17 Januari - Maret 2017. Liputan Utama kali ini kita akan mengangkat tema tentang Bhineka Menyatukan kita. Indonesia memiliki semboyan Bhineka Tunggal Ika yang memiliki arti walaupun kita berbedabeda namun tetap satu. Dalam hal ini Sekolah Notre Dame yang merupakan sekolah yang mengimani agama Katolik memiliki warga sekolah (Karyawan, Guru, dan Siswa) dari beraneka ragam Suku, Ras, dan Agama, sehingga dalam proses belajar mengajar ataupun pergaulan tidak membeda-bedakan suku, ras, dan Agama.



Sastra Nasionalisme Pascakolonialitas


Sastra Nasionalisme Pascakolonialitas
DOWNLOAD

Author : Katrin Bandel
language : id
Publisher: Indie Book Corner
Release Date : 2013-10-07

Sastra Nasionalisme Pascakolonialitas written by Katrin Bandel and has been published by Indie Book Corner this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2013-10-07 with Criticism categories.


Pengantar Katrin Bandel Bagi saya, salah satu unsur terpenting dalam penulisan esei adalah memposisikan diri. Memposisikan diri bisa dimaknai sebagai “berpendapat”, dalam arti mengekspresikan pandangan atau penilaian mengenai permasalahan tertentu. Namun dalam perkembangannya, khususnya dalam jangka waktu tujuh tahun yang terdokumentasikan dalam kumpulan esei ini, usaha memposisikan diri juga semakin sering dan semakin eksplisit saya kaitkan dengan peta relasi kekuasaan global dan posisi saya sendiri di dalamnya. Sebagai perempuan berkulit putih asal Eropa yang menulis dalam bahasa Indonesia, di manakah saya berdiri? Ada persoalan apa dengan identitas saya sebagai perempuan berkulit putih asal Eropa, dan apa kaitannya dengan kegiatan tulis-menulis yang saya geluti? Untuk menjawab pertanyaan itu, saya ingin berangkat dari sebuah anekdot yang diceritakan pemikir pascakolonial asal India Gayatri Chakravorty Spivak dalam sebuah dialog seputar masalah representasi: I will have in an undergraduate class, let’s say, a young, white male student, politically-correct, who will say: ‘I am only a bourgeois white male, I can’t speak.’ In that situation—it’s peculiar, because I am in the position of power and their teacher and, on the other hand, I am not a bourgeois white male—I say to them: ‘Why not develop a certain degree of rage against the history that has written such an abject script for you that you are silenced?’ (Gayatri Chakravorty Spivak 1993, hlm. 197) (Misalnya, dalam sebuah kelas untuk matakuliah S1 yang saya ampu akan ada seorang mahasiswa laki-laki muda berkulit putih yang, karena ingin bersikap politically-correct, akan berkata: ‘Saya hanya laki-laki borjuis kulit putih, saya tidak bisa bicara.’ Dalam situasi tersebut—dan situasi itu memang unik, sebab saya dalam posisi berkuasa sebagai dosen mereka, tapi di sisi lain, saya bukan laki-laki borjuis berkulit putih—saya akan kemudian berkata pada mereka: ‘Kenapa Anda tidak mencoba untuk, sampai tingkat tertentu, menumbuhkan kemurkaan dalam diri Anda terhadap sejarah yang telah menuliskan naskah yang begitu keji bagi Anda, sehingga kini Anda tidak dapat bicara?’) Mengapa mahasiswa laki-laki borjuis berkulit putih itu merasa “tidak bisa bicara”? Mahasiswa tersebut tampaknya berangkat dari kesadaran bahwa identitasnya cenderung menempatkannya pada posisi yang sangat diuntungkan. Untuk masa yang cukup lama, justru umumnya hanya laki-laki borjuis berkulit putih yang bisa dan berhak bicara, dalam arti diberi kesempatan untuk menyuarakan pandangannya secara publik dan dengan demikian berpartisipasi dalam pengambilan kebijakan (baik secara nasional/lokal maupun global). Manusia lain— perempuan, kelas buruh, orang berkulit coklat atau hitam—umumnya hanya dibicarakan, namun tidak diberi kesempatan untuk ikut bersuara. Political correctness yang disebut dalam anekdot di atas berdasar pada kesadaran akan ketidakadilan kondisi tersebut. Meskipun sampai saat ini tetap saja terdapat cukup banyak laki-laki borjuis berkulit putih yang berbicara dengan suara otoritatif seperti sediakala, di bidang-bidang akademis tertentu kini situasi telah berubah secara cukup substansial. Suara-suara lain kini ikut hadir, tidak jarang untuk menyampaikan gugatannya, antara lain lewat perspektif teoritis yang dikembangkan misalnya dalam Kajian Pascakolonial, Kajian Gender dan Kajian Budaya. Berangkat dari kesadaran akan perkembangan tersebut, di manakah kini posisi seorang laki-laki borjuis berkulit putih? Selain posisi otoritatif yang cenderung meniadakan perspektif lain, masih adakah pilihan lain yang tersedia? Tampaknya mahasiswa dalam anekdot Spivak di atas tidak melihat adanya alternatif apa pun, sehingga dia merasa satu-satunya pilihan adalah diam. Saya memang bukan laki-laki. Tapi sebagai orang Eropa berkulit putih yang berasal dari kelas menengah, saya tetap merasa tersapa oleh anekdot yang diceritakan Spivak. Sesuai dengan yang dikatakan Spivak, tidak jarang saya merasa ada semacam script (naskah) yang sudah disediakan untuk saya, dan script tersebut memang kurang mengenakkan. Apabila saya setia pada bidang studi yang saya pilih semasa kuliah (di dunia Barat), saya “seharusnya” menjadi indonesianis yang berperan menjelaskan kebudayaan Indonesia kepada orang sebangsa saya, atau kepada “komunitas akademis internasional” (alias komunitas akademis berbahasa Inggris). Dengan kata lain, saya seharusnya menduduki posisi otoritatif sebagai “ahli Indonesia” yang diberi wewenang khusus untuk berbicara mengenai Indonesia dalam forum-forum tertentu, dengan catatan bahwa sampai saat ini orang Indonesia sendiri kerapkali kurang memiliki akses untuk ikut bersuara dalam forum tersebut. Dari manakah datangnya script tersebut? Dalam karya monumentalnya Orientalism (1978) yang kerapkali disebut sebagai tonggak awal Kajian Pascakolonial, Edward Said mendeskripsikan betapa dalam tradisi pemikiran Barat tumbuh sebuah wacana khusus mengenai “Orient” (“Timur”), yaitu wacana “orientalisme”. “Timur” dipelajari sebagai sebuah entitas yang konon memiliki ciri khas sendiri, sehingga berbeda secara substansial dari “Barat”. Lewat wacana itu hadirlah sebuah suara otoritatif yang mendefinisikan dan menguasai “Timur”. Otoritas suara di sini secara langsung berkaitan dengan kekuasaan sebab wacana orientalisme berkembang bersamaan dengan kolonialisme. Pengetahuan tentang “Timur” dan penjajahan fisik saling menopang. Di dunia akademis, orientalisme antara lain mengambil bentuk institusi-institusi khusus yang melakukan atau mendukung studi mengenai “budaya oriental”. Struktur semacam itu kerapkali masih berbekas sampai saat ini, meskipun orientasi keilmuannya tentu saja sudah mengalami banyak perubahan. Misalnya, saat saya kuliah di Universitas Hamburg, Jerman, fakultas tempat saya mempelajari budaya Indonesia masih bernama “Orientalistik”. Jurusan yang saya ambil, yaitu jurusan “Bahasa dan Budaya Austronesia” (di mana bahasa Indonesia dipelajari sebagai bagian dari rumpun bahasa Austronesia), merupakan salah satu jurusan tertua di universitas itu sebab jurusan itu berawal sebagai sebuah “institut kolonial”. Jerman memang sempat memiliki beberapa koloni di wilayah tersebut, yaitu di kepulauan Pasifik dan di Papua. Struktur-struktur semacam itu ikut melanggengkan relasi kekuasaan global yang timpang. Universitas di negara-negara Barat mempelajari budaya-budaya di seluruh dunia, kemudian pengetahuan tersebut dipublikasikan dalam bahasa Inggris atau bahasa Eropa lainnya di media-media akademis yang dipandang bergengsi dan terpercaya. Manusia-manusia yang budayanya dipelajari tersebut kerapkali melakukan hal sebaliknya, yaitu mempelajari bahasa dan budaya Barat, namun bukan dalam rangka memperoleh suara otoritatif seperti manusia Barat yang membicarakan “Timur”. Akses terhadap dunia Barat dirasakan perlu sebab pada kenyataan memang pengetahuan dan gaya hidup Barat tetap (atau bahkan semakin?) dominan secara global. Bahkan tidak jarang budaya sendiri kemudian dipelajari lewat pengetahuan Barat, misalnya lewat tulisan peneliti asing (orientalis). Sebagai manusia Eropa berpendidikan orientalis, saya tidak mungkin mengelak dari wacana tersebut. Namun meskipun secara institusional struktur-struktur orientalis yang hierarkis itu tetap dipertahankan, manusia-manusia yang bekerja dalam struktur tersebut belum tentu sepenuhnya patuh padanya. Misalnya, sebagian peneliti Barat yang bekerja di bidang “Studi Asia-Afrika” (untuk menyebut salah satu istilah yang telah menggantikan istilah “orientalisme” pada masa kini, termasuk di almamater saya Universitas Hamburg) kini bersikap kritis terhadap struktur-struktur tersebut, dan mengekspresikan kritik itu dalam tulisan-tulisan mereka. Di samping itu, usaha untuk lebih melibatkan suara-suara non-Barat dalam produksi pengetahuan tersebut pun banyak dilakukan. Dalam pengalaman pribadi saya, struktur yang timpang tersebut pada mulanya hanya saya rasakan secara samar-samar saja. Saat kuliah, saya tidak memiliki kesadaran politis yang cukup kuat, dan saya pun tidak pernah berkesempatan mempelajari teori pascakolonial atau teori-teori lain yang dapat membantu saya untuk sampai pada sebuah semangat yang lebih kritis dalam memandang dunia. Yang saya alami pada tahap itu hanya semacam perasaan kurang nyaman dan kurang termotivasi untuk memasuki dunia akademis di mana saya diharapkan memproduksi tulisan-tulisan berbahasa Jerman atau Inggris mengenai Indonesia. Untuk siapakah saya menulis, dan apa yang ingin dan perlu saya sampaikan? Pekerjaan tersebut terasa hambar dan kurang mengasyikkan. Perjalanan hidup kemudian membawa saya menetap dan bekerja di Indonesia. Disebabkan oleh kondisi hidup tersebut, saya lalu mulai aktif menulis dan berpublikasi bukan dalam bahasa Jerman atau Inggris, tapi dalam bahasa Indonesia. Hal itu pada mulanya saya lakukan sama sekali bukan disebabkan oleh sebuah semangat “heroik” untuk melawan struktur kekuasaan wacana akademis, namun sekadar mengikuti naluri dan keasyikan berkarya. Dengan menulis di Indonesia dalam bahasa Indonesia, saya merasa menyapa audiens yang jelas (yaitu orang-orang yang menaruh minat pada sastra Indonesia), dan lewat respon dan apresiasi yang saya peroleh saya pun merasakan betapa kontribusi tersebut memberi manfaat yang nyata bagi pembaca saya. Maka kemudian fokus pada tulisan dalam bahasa Indonesia pun berlanjut. Dalam perkembangannya, kadang-kadang terbersit niat untuk menulis dalam bahasa Inggris atau Jerman, dilandasi semacam rasa keharusan dan kecemasan. Pada awalnya saya tidak merefleksikannya lebih jauh, tapi saya sekadar secara samar-samar merasa bahwa ada yang aneh atau keliru pada perjalanan penulisan dan karir akademis saya. Sepertinya saya sedang “salah jalur”: bukan inilah pekerjaan yang “seharusnya” saya lakukan sebagai indonesianis! Namun karena permintaan untuk menyumbang tulisan dalam bahasa Indonesia atau menjadi pembicara dalam acara-acara berbahasa Indonesia terus-menerus berdatangan, dan berbagai perdebatan dan perkembangan di dunia sastra Indonesia terus memancing saya untuk ikut bersuara, rencana untuk menulis dalam bahasa Jerman atau Inggris itu sangat jarang terwujud. Saya tetap asyik menulis dalam bahasa Indonesia. Seiring dengan waktu, fokus pada tulisan dalam bahasa Indonesia semakin saya mantapkan sebagai pilihan yang memberi saya kesempatan untuk menduduki posisi yang sedikit unik. Peta relasi kekuasaan global yang saya gambarkan di atas semakin tampak bagi saya. Dengan demikian, perjalanan karir yang “salah jalur” itu pun berubah makna, yaitu menjadi keistimewaan yang saya syukuri. Tanpa pernah merencanakannya dengan sadar, saya rupanya sudah menyimpang dari script yang disediakan bagi saya. Meskipun tentu saja saya tetap tidak dapat sepenuhnya mengelak dari wacana orientalisme, paling tidak secara institusional saya kini berada pada jalur yang agak berbeda. Kumpulan esei ini mendokumentasikan perjalanan penulisan saya selama tujuh tahun terakhir, yaitu masa yang membawa saya kepada kesadaran semakin kritis akan relasi kekuasaan global yang membentuk dunia intelektual tempat saya berkarya. Dalam anekdot yang saya kutip di atas, Spivak menganjurkan sebuah “kemurkaan” atas “script keji” yang disediakan bagi kami, manusia keturunan penjajah yang mesti berhadapan dengan berbagai bentuk ketidakadilan yang disebabkan oleh ulah bangsa-bangsa kami. Kemurkaan semacam itu yang coba semakin eksplisit saya kembangkan dan saya ekspresikan dalam esei-esei saya.