[PDF] Hmi Masih Ada - eBooks Review

Hmi Masih Ada


Hmi Masih Ada
DOWNLOAD

Download Hmi Masih Ada PDF/ePub or read online books in Mobi eBooks. Click Download or Read Online button to get Hmi Masih Ada book now. This website allows unlimited access to, at the time of writing, more than 1.5 million titles, including hundreds of thousands of titles in various foreign languages. If the content not found or just blank you must refresh this page





Hmi Masih Ada


Hmi Masih Ada
DOWNLOAD

Author : Abu Yazid Bustami
language : id
Publisher:
Release Date : 2014

Hmi Masih Ada written by Abu Yazid Bustami and has been published by this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2014 with College students categories.


On HMI or Himpunan Mahasiswa Islam, the Indonesian Islamic Association of University Students; collection of articles.



Jati Diri Hmi Wati Menggagas Nilai Nilai Dasar Kohati Ndk


Jati Diri Hmi Wati Menggagas Nilai Nilai Dasar Kohati Ndk
DOWNLOAD

Author : Azhari Akmal Tarigan
language : id
Publisher: Merdeka Kreasi Group
Release Date : 2021-02-28

Jati Diri Hmi Wati Menggagas Nilai Nilai Dasar Kohati Ndk written by Azhari Akmal Tarigan and has been published by Merdeka Kreasi Group this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2021-02-28 with Biography & Autobiography categories.


Menurut Carey, setelah 212 tahun setelah era Deandels (1808-1811) terjadi perubahan dramatis di segi pemerintahan, agama, dan lingkungan hidup. Yang menggelitik dari Peter Carey adalah pertanyaannya yaitu "Saya saat ini tertarik dengan pertanyaan apakah memudarnya secara perlahan model matriarki gaya polinesia dalam garis keturunan perempuan dipengaruhi secara serentak oleh kolonialisme dan Islam". Tegasnya, di samping kolonialisme Hindia Belanda, apakah ajaran Islam modern melenyapkan budaya matriarki Polinesia asli. Sungguh Islam tidak pernah menghapus budaya matriarki apalagi jika dimaksud, mentransformasikan DNA perempuan pejuang dan penggugat, menjadi perempuan yang pasrah terhadap kondisi ketidakadilan dan diskriminasi yang dideritanya. Islam justru hadir dengan semangat pembebasan dari segala bentuk struktur yang tidak adil dan kultur patriarki yang menindas. Saat ini penting bagi perempuan Indonesia, terutama kader HMI dan HMI Wati untuk terus menggelorakan semangat perjuangan perempuan seperti yang ada pada pendahulunya. Semangat perjuangan yang diwarnai oleh spirit Al-Qur'an dalam rangka menegakkan keadilan dan kemakmuran yang diridhai Allah SWT.



Di Bawah Naungan Khittah Perjuangan Hmi


Di Bawah Naungan Khittah Perjuangan Hmi
DOWNLOAD

Author : MHD ZAKIUL FIKRI
language : id
Publisher: Istana Media
Release Date : 2018-04-06

Di Bawah Naungan Khittah Perjuangan Hmi written by MHD ZAKIUL FIKRI and has been published by Istana Media this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2018-04-06 with Art categories.


Sejarah mencatat bahwa para intelektual besar tidak lahir dari kerumunan orang, melainkan dari komunitas-komunitas kecil yang kreatif, dan HMI menjadi salah satu representasi dari komunitas kecil tersebut. Sebagai salah satu organisasi mahasiswa yang telah menorehkan tinta sejarah di pentas nasional selama lebih dari 60 tahun, eksistensi dan kiprah Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) tidak bisa dipandang sebelah mata. Atas dasar itu, para Kader HMI dituntut--terlebih di era demokratisasi seperti saat ini--untuk semakin jeli dalam mengisi dan memenuhi ruang publik dengan beragam debat ilmu dan gagasan yang diharapkan mampu membawa bangsa ini menuju arah yang lebih baik. Buku yang dihadapan pembaca ini adalah salah satu wujud ikhtiar dari penulis selaku Kader HMI untuk memenuhi tuntutan di atas. Seperti kita ketahui, Nilai Dasar Perjuangan HMI yang digagas Nurcholis Madjid dan kawan-kawan di akhir tahun 1960-an telah mendapat kritik sejak akhir 1970-an. Kader-kader HMI menjawab beragam kritik tersebut dengan melakukan beberapa perubahan dan salah satu hasilnya adalah Khittah Perjuangan. Menilik urgensi tersebut, pemahaman terkait Khittah Perjuangan--yang merupakan paradigma gerakan atau manhaj yang memuat penjelasan utuh tentang pilihan ideologis yang dianut oleh HMI--mau tidak mau harus selalu didaras dan dipancang sebagai pedoman dalam ber-HMI. Di tengah minimnya buku yang menyinggung tentang Khittah Perjuangan HMI, buku ini mengajak Anda untuk 'menguliti' HMI berikut Khittah Perjuangan-nya dari dimensi kesejarahan. Melalui buku ini, diharapkan diskursus mengenai Khittah Perjuangan HMI dapat lebih terbuka dan mendalam. Karena sebagai sebuah teks, Khittah Perjuangan HMI merupakan karya pada zamannya yang mesti dikontekstualisasikan sesuai dengan kebutuhan.



Hmi 2019 2030 2045


Hmi 2019 2030 2045
DOWNLOAD

Author : Nur Amin Saleh
language : id
Publisher: Nas Media Pustaka
Release Date : 2018-11-24

Hmi 2019 2030 2045 written by Nur Amin Saleh and has been published by Nas Media Pustaka this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2018-11-24 with Art categories.


Sekapur Sirih HMI; 2019, 2030, 2045 oleh : Nur Amin Saleh Latar Belakang Efek domino kegagalan pemerintahan abdurrahman Wahid hingga Jokowi melaksanakan agenda reformasi tidak hanya berdampak pada multi sektor riil Indonesia, memaksa dan menyeret nalar dominan mahasiswa terjebak dalam pelbagai problem issu sentral yang terus beruntut dan acapkali memancing narasi-narasi sumbang tanpa usai. Penguasa berhasil mengecoh nalar kritisme mahasiswa Indonesia 2000-2018; kesepakatan, perjanjian, bahkan proses diplomasi antar negara dan indonesia menjadi objek pasar bebas lahir tanpa protes. Ringkasnya, Pemerintah berhasil menghilangkan sebagian dari kedaulatan hukumnya (legal sovereignty) dan mahasiswa cenderung gagap memantik narasi-narasi tersebut. Kini negara dapat menjadi sangat lemah sehingga bahkan tidak mampu untuk kewajiban-kewajibannya yang paling sederhana. Pergulatan orang mercantile’s menjadi lebih terlihat dengan adanya kenyataan bahwa para politisi dan pemerintah, yang menguasai instrumen-instrumen kekuasaan negara, tidak dapat berbuat banyak untuk mengatasinya. Kini selalu berpikir bahwa kekuasaan dan pemerintah merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Dalam benak kita, pemerintah selalu memiliki kekuasaan (Erhard Eppler : 2005). NKRI terseret dalam device et impera oleh konspirasi global; asymmetric war berhasil melemahkan persatuan dan kedaulatan Negara terutama civil society. Streotype NKRI justru terjebak dalam paradoks yang tak ayal vis a vis terkait masa depan kedaulatan Negara di ambang bubar, meski prediksi novel ghost fleet hanya menjadi guyonan, tetapi kita cenderung lupa, distability kedaulatan benar-benar jelas terlihat, suka atau tidak, situasi sosial, politik, hukum dan ekonomi semakin tidak terkendali. Dekade 1990an, dunia terhentak akan prediksi Samuel Huntington tentang perebutan laut china selatan Amerika Serikat vs China. Meski kita mengadopsi relativism dalam nalar logika, tapi tidak dapat di pungkiri bahwa ada satu trend global yang tidak terbantahkan sejak awal dekade 2000 hingga sekarang; persaingan global tersebut benar-benar terjadi dan menggempur kawasan Asia Pasifik, termasuk Indonesia yang di paksa masuk sebagai fasilitator asymmetric war tersebut. Sasarannya telah sangat jelas; [1] membelokkan sistem sebuah negara sesuai arah kepentingan kolonialisme, [2] melemahkan ideologi serta mengubah pola pikir rakyat, dan [3] menghancurkan food security ketahanan pangan dan [4] energy security (jaminan pasokan dan ketahanan energi) sebuah bangsa, selanjutnya ”menciptakan ketergantungan negara target terhadap negara lain dalam hal food and energy security.” Pentingkah Wacana Global masuk dalam ruang pelatihan HMI? Inilah hal yang terpenting dalam prolog diatas, memantik, membangkitkan gairah intelektual dan pisau analisis para kader HMI. Sebagai himpunan yang lahir dengan pelbagai dinamika dan gesekan keras, kader HMI mestinya menjadi motor penggerak zaman. Sebab, tantangan terbesar kader HMI hari ini adalah keterjebakan dalam politics oriented. Tentu warisan gaya elitis tersebut tidak sepenuhnya keliru, sudah semestinya kader-kader HMI terdidik dengan politik sebagai pondasi dasar menjadi pemimpin. Tetapi, kegagalan terbesar HMI dalam 2 (dua) dekade terakhir adalah matinya nalar kritis menyikapi perubahan dan tantangan zaman. PB HMI terlalu fokus menyikapi bias-bias devide et impera yang menyerang Indonesia dari sisi demokrasi, sosial, politik, hukum dan ekonomi dalam ruang-ruang kurikulum pelatihan kader tapi rapuh berakselerasi dengan zaman. HMI 2019; Demokrasi & Politik 2019 bukan sekedar momentum demokrasi dan politik Negara, tapi menjadi satu fase penegasan; HMI lahir karena zaman dan tak akan mati tergerus oleh zaman. Intelektualitas dan ketajaman pisau analisis kader menjadi keniscayaan yang wajib diperjuangkan dan 2019 adalah gerbang para kader untuk melakukan konsolidasi intern dalam menyusun blueprint dan roadmap himpunan, memandang wajah HMI 2045. Roadmap adalah hal yang fundamental untuk menjadi objek diskursus, sebab kader HMI hari ini tidak cukup kuat menerjemahkan perjamuan suci kapitalisme di Indonesia; Asing & Aseng, TKA, Hoax, Pergulatan Ideologi, MP3EI, Asean Community hingga Penggadaian Aset-Aset Minerba dan obligasi Negara yang berdampak sistemik pada perangkat multi sektor riil. Perjamuan suci kapitalisme menjadi hal yang sangat serius, sebab negara di paksa melayani kegiatan enterpreneurial market-state dan mercantile market-state (Bobbitt dalam Heppler, 2009). Tidak hanya kader HMI yang kehilangan nalar intelektualitas yang tidak mampu membaca perjamuan suci kapitalisme tersebut, tetapi ‘nyaris’ dominan kritisme aktivis mahasiswa tercelup dalam pusaran demokrasi dan politik praktis. Tentu kritisme aktivis mahasiswa dibutuhkan sebagai satu instrumen fundamental dalam mem-filterisasi arus deras gelombang demokrasi dan politik 2019, tetapi era milenial itu tidak cukup bahkan sangat lemah. Mahasiswa di tuntut mampu membaca gelombang Asean Global Impact dan peta pergerakan para mercantile’s yang bersembunyi di balik kekuasaan, memainkan peranan, mengkonstruk Indonesia menjadi market-state. Ketatnya competitiveness SDM di era milenial dan tantangan Revolusi industri 4.0 yang mesti dipecahkan oleh kader HMI; [1] pembelajaran dan keterampilan inovasi; penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang beraneka ragam, pembelajaran dan inovasi, berpikir kritis dan penyelesaian masalah, komunikasi dan kolaborasi, kreatifitas dan inovasi; [2] keterampilan literasi digital serta [3] karir dan kecakapan hidup; fleksibilitas dan adaptabilitas, inisiatif, interaksi sosial dan budaya, produktifitas dan akuntabilitas, kepemimpinan dan tanggung jawab (Trilling & Fadel, 2009). Pelbagai tantangan zaman itu mempertegas kembali, menuntut HMI segera me-revitalisasi sudut pandang filosofis-teleologis dalam setiap ruang perkaderan dan tujuan HMI yang visioner itu menjadi titik episentrum perkaderan. Sebab, formulasi kata dan makna suatu tujuan tidak terletak di antara derak evolusi sejarah, melainkan pada alam cita-cita yang bersifat ideal dan sempurna. Karena itu, keliru pula-lah jika suatu tujuan demikian diagungkan tanpa di barengi dengan suatu kerangka kerja dalam realitas. Masa Depan HMI 2030 proyeksi Kependudukan BPS dan Bappenas 2010-2035 menjadi sentral diskursus yang mengusung tema Bonus Demografi 2030. Vis a vis teori dan analisis acapkali berbenturan dalam memandang tematik 2030 yang di nilai cenderung distorsi. Kita tidak perlu turut campur hingga menguras gizi intelektual untuk masuk dalam permasalahan kependudukan, perangkat sistem pemerintahan telah sangat kuat untuk hal tersebut. Tetapi sebagai roll control, Kader HMI harus memproyeksi efek rumah kaca bonus demografi yang menjadi trandmaker 2030. Meski kita tidak dapat dipungkiri, asumsi YIF menyatakan Indonesia masuk lima besar kekuatan ekonomi dunia pada 2030 adalah mendasar pada pelbagai analisis tajam pertumbuhan sektor riil (Yayasan Indonesia Forum : 2007). Tapi ancaman keberlangsungan negara dari biasa efek rumah kaca 2030 juga begitu besar. Efek rumah kaca 2030 yang dimaksud adalah kegagapan negara dalam mengontrol pasar yang begitu deras dan terjerumus dalam skema para mercantile’s, memaksa setiap warga negara menjadi mesin-mesin produksi swasta. Secara historis, perubahan-perubahan dalam teknologi militer yang menghasilkan negara baru; Princely State (1494-16480, kingly state yang melebur dalam territorial state (1648-1776), state-nation (1774-1914) dan nation state melalui suatu proses yang disebutnya dengan istilah long war (1914-1990) dan tipe nation-state itu akan digantikan oleh apa yang disebutnya market-state (Bobbit dalam Heppler, 2009 : 328). Proyeksi Indonesia menjadi Market-State; penguasaan mutlak mercantile’s atas segala multi sektor riil indonesia tentu akan terjadi pada 2030 apabila kemunduran dan kehancuran keabsahan Nation-State, Pemimpin negara-bangsa tidak dapat menjamin keselamatan warganya; tidak lagi menaati hukum nasional; tidak mampu mengendalikan kehidupan ekonomi dan mata uangnya, dan tidak mampu melindungi masyarakatnya dari ancaman-ancaman transnasional. Sebagai organisasi yang sustainable, HMI sejogjanya mulai dari sekarang telah mesti menyusun blueprint stategis dalam menjawab tantangan efek rumah kaca 2030 dengan dasar sudut pandang Visioner-Sustainable, yang dapat menjadi instrument fundamental kader dalam mempertahankan eksistensi HMI lintas generasi. Citra HMI 2045 Pembentukan wajah dan citra HMI ditentukan pada fase-fase pergulatan zaman menjelang 2045, yakni blueprint stategis HMI 2019 dalam menghadapi tantangan zaman yang merupakan agenda besar kapitalisme yang di sebut dengan tema bonus demografi 2030 dan menyusun Roadmap dalam menyambut Indonesia Emas 2045 sebagaimana secara mapan telah diproyeksikan Lemhanas (2016) dengan 4 skenario di susun oleh puluhan pakar itu ekslusif memaparkan Indonesia akan di dominasi oleh generasi yang berpendidikan tinggi, menguasai teknologi, komunikasi, aktif bermedia sosial dan terpapar dengan nilai-nilai global. Meski proyeksi tersebut masih menjadi bagian hipotesa, tetapi sejogjanya HMI telah menyusun Roadmap 2045 dan blueprint strategis 2030 tersendiri sebagai variabel pembanding para kader dalam mempertegas bahwa HMI adalah organisasi yang sustainable dengan zaman, wajah dan citra Indonesia 2045 ditentukan oleh tangan-tangan HMI. - - - Berdasarkan pelbagai analisis di atas, maka tepat kiranya jika sistem perkaderan HMI khususnya pada posisi Intermediate Training (LK II) mempertajam nalar kritis kader dalam mengidentifikasi 5 (lima) kualitas insan cita dan memberikan gambaran proyeksi Indonesia 2019, 2030 & 2045 untuk dapat memantik para kader dalam mempersiapkan penataan mental ideologi, moral serta sosial dan intelektual dalam mewujudkan penciptaan kader bangsa sekaligus kader ummat yang mampu menyambut tantangan zaman. Proyeksi 2019, 2030 & 2045 adalah struktur fundamental dalam pembentukan kader potensial di ruang Intermediate Training (LK II), sebab para kader tersebutlah yang akan menjadi bagian dalam dinamika perkembangan zaman dan perubahan-perubahan sosial secara strategis 5 (lima) hingga 10 (sepuluh) tahun ke depan. Keberhasilan pembentukan kader potensial akan menandai kesiapan kader HMI selain menggerakan roda organisasi di semua jenjang eksistensi, ini pun sekaligus akan mereproduksi kader itu sendiri dalam memenuhi segmen strategis kehidupan bangsa dan HMI benar-benar menjadi Harapan Masyarakat Indonesia sebagai roll control zaman. Sesuai dengan Proyeksi di atas, maka secara akademik, mental dan kompetensi kader HMI di bentuk dan di boboti dengan azas-azas pandangan yang visioner dan memiliki competitiveness secara komprehensif dengan menyajikan kurikulum yang berlandaskan pada Khittah Perjuangan dan NDP. Artinya, Intermediate Training (LK II) spirit intelektualitas, emosionalitas dan spiritualitas akan menjadi trigger utama dalam kurikulum. Semoga apa yang menjadi harapan bersama untuk meningkatan kualitas competitiveness kader dapat tercipta melalui Intermediate Training (LK II) HMI Cabang Makassar 2018 dengan tema HMI; 2019, 2030, 2045. Amin



Secangkir Kopi Untuk Semangat Ber Hmi


Secangkir Kopi Untuk Semangat Ber Hmi
DOWNLOAD

Author : Ibnu Arsib
language : id
Publisher: GUEPEDIA
Release Date : 2018-10-30

Secangkir Kopi Untuk Semangat Ber Hmi written by Ibnu Arsib and has been published by GUEPEDIA this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2018-10-30 with categories.


Secangkir Kopi Untuk Semangat Ber-HMI PENULIS: Ibnu Arsib ISBN: 978-602-443-485-4 Penerbit : Guepedia Publisher Ukuran : 14 x 21 cm Tebal : 264 halaman Sinopsis: Semangat ber-HMI itu tidak mengharapkan apa-apa kecuali ridho dari Allah Swt. HMI, sebagai organisasi kemahasiswaan yang diisi oleh mahasiswa Islam (kaum intelektual muda Islam), tetaplah fokus pada tujuan HMI dan fokus meningkatkan kualitas iman dan ilmu pengetahuan. Walau tidak mendapat atau tidak ditempatkan dalam struktural HMI yang strategis, tidak ada larangan untuk mewujudkan apa yang dicita-citakan HMI. Dalam budaya kultural kita juga membuktikan kecintaan kita kepada HMI dalam rangka mewujudkan masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah Swt. Dan kerja ikhlas adalah kunci menuju kebahagiaan sebagaimana disebutkan dalam Nilai-Nilai Dasar Perjuangan HMI Bab II. Kita harus tetap bersemangat sebagaimana semangat dipagi hari dengan menikmati secangkir kopi atau tetap bersemangat seperti di malam hari dengan menikmati secangkir kopi juga. Mengisi waktu dengan obrolan-obrolan ilmu pengetahuan, bersilaturahmi untuk mendekatkan emosional dan selalu mengingat-Nya sebagai bentuk spritual kita. Email : guepedia@gmail•com WA di 081287602508 Happy shopping & reading Enjoy your day, guys



Transformasi Kepemimpinan Hmi


Transformasi Kepemimpinan Hmi
DOWNLOAD

Author : Nur Amin Saleh
language : id
Publisher: Nas Media Pustaka
Release Date : 2021-08-22

Transformasi Kepemimpinan Hmi written by Nur Amin Saleh and has been published by Nas Media Pustaka this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2021-08-22 with Literary Collections categories.


HMI sebagai intitusi maupun kader gagap membaca arah perkembangan peradaban, hal ini ditandai dengan krisis indisipliner para kader, patah arah menyelami ruang-ruang peradaban ini berdampak sistemik terhadap eksistensi intitusi maupun kader itu sendiri. Tentunya, berbagai distorsi yang terjadi di tubuh HMI adalah disebabkan lemahnya kepemimpinan yang jauh dari kata transformatif bahkan tak jarang memangkas para penjaga tradisi intelektual, mengangkat para perusak struktural telah menjadi tontonan yang lazim terlihat. Eksesif parahnya, pre power syndrome perebutan kekuasaan berdampak sistemik terhadap ruang-ruang perkaderan, akhirnya menjadi alat pencabut nyawa bagi penikmat tradisi intelektual. Hari ini nyaris kita tidak lagi dapat melihat bagaimana kader HMI generasi reformasi melahirkan tokoh-tokoh pemimpin, negarawan, cendikiawan dan peran-peran lainnya yang visioner dari segi gagasan dan implememntasi yang menjadi episentrum pemikiran atau kebanggaan para kader. Sebab jangankan melahirkan, ruang-ruang perkaderan saja telah menjadi fertilisasi antara idealism dan intelektual, digugurkan paksa tanpa dengan obat “pragmatism”. Sebagai contoh kongkret, BPL PB HMI yang bertugas menjadi fasilitator perkaderan HMI se-Indonesia baik ditingkatan Basic, Intermediate hingga Advance Training, tidak mampu menciptakan roll model perkaderan yang transformatif, malah disibukkan dengan konflik dualism kepemimpinan PB HMI. Ini tentu melecehkan nilai-nilai intelektual yang melekat di dalam tubuh HMI. Bahkan secara subjektif, tidak sedikit pengurus BPL PB HMI tidak memahami modelling and value sistem perkaderan HMI, sebab hanya berfungsi sebagai “tukang catat” absensi peserta. Kader HMI nyaris tidak dapat lagi memaknai betapa dashsyatnya value mahakarya Nurcholish Madjid yang dituangkan dalam Nilai-Nilai Dasar Perjuangan (NDP) HMI yang merupakan dasar cara berpikir, tolak ukur dan terpolanya jalan pemikiran keislaman HMI. Dibangun dalam rangka menjadi islam yang rahmatan lil-alamin. Karena itu, dapat dikatakan NDP bagaikan “ruh” dari jasad HMI untuk melaksanakan tugas-tugas ke khalifaan fil ard (Azhari Akmal Tarigan, 2008). Mencari Jejak Otentik Kepemimpinan HMI Alasan kuat mengapa kita perlu mencari jejak otentik kader HMI hingga menyerang sum-sum ruang perkaderan dalam mengkaji tentang kepemimpinan. Sebab, nalar otentik kader HMI adalah murni intelektualitas, sebab inilah yang mampu meruntuhkan dominasi “great leaders are born, not made” yang ditandai dengan keberhasilan generasi emas HMI 1966 mengkonstruksi spirit sumpah pemuda dalam satu wadah berhimpun multiindispliner yang disebut dengan KAMI. Bahkan pada masa-masa itu tumpah ruah kader-kader HMI mengisi ruang-ruang praktis pemerintahan. Namun gagasan-gagasan besar para kader HMI perlahan teredupsi pasca era reformasi, euphoria kader mematahkan pisau analisis peradaban yang terus bergerak maju, sedangkan pemikiran terus mengalami stagnasi, kader HMI disibukan dengan politics oriented model. Meski secara prinsip tidak ada yang keliru dalam roll model ini, sebab telah semestinya kader HMI mendapat asupan gizi politik sebagai dasar yang fundamental dalam mempersiapkan diri sebagai pemimpin. Tetapi, kegagalan terbesar HMI dalam 2 (dua) dekade terakhir ialah matinya nalar kritis menyikapi perubahan dan tantangan peradaban. Nur Amin Saleh (2018) mempertegas bahwa roadmap adalah hal yang fundamental untuk menjadi objek diskursus seperti, perjamuan suci kapitalisme di Indonesia; Asing & Aseng, TKA, Hoax, Pergulatan Ideologi, MP3EI, Asean Community hingga Penggadaian Aset-Aset Minerba dan obligasi Negara serta kesembrautan Negara dalam memenangkan serangan pandemic Covid 19 yang berdampak sistemik pada perangkat multi sektor riil. Perjamuan suci kapitalisme menjadi hal yang sangat serius di tengah masa pandemi, sebab negara di paksa secara telanjang melayani kegiatan enterpreneurial market-state dan mercantile market-state (Bobbitt dalam Heppler, 2009). Kemunduran analisis isu-isu kontektual tidak hanya dialami oleh kader-kader HMI kekinian, tetapi nyaris membelah 2/3 peta arah pemikiran seluruh kader organisasi kemahasiswaan primordial Indonesia; sistem entrepreneurial market-state dan mercantile market-state seakan berhasil mengklaster arah kritisme 2/3 mahasiswa terperangkap dalam peta kecenderungan “Chauvinisme”, sedang 1/3 memilih jalan sunyi sebagai budak sistem. Inilah menjadi catatan penting, tradisi intelektual kader HMI wajib menjadi kesadaran kolektif untuk dapat membaca gelombang peta pergerakan para mercantile’s yang bersembunyi di balik kekuasaan, memainkan peranan, mengkonstruk Indonesia di masa pandemic menjadi market-state. “Memilih Bubar atau ?” HMI 2030 Tema bonus demografi 2030 yang sempat berkilau di berbagai ruang-ruang publik berangsur-angsur teredupsi, ditelan pandemic Covid 19. Pemerintah mengalihkan fokus pada “bongkar pasang” sistem dan regulasi penanganan Covid 19. Tetapi kita tidak perlu menguras gizi intelektual untuk memikirkan hal-hal yang bukan menjadi domain, Kader HMI tetap harus dapat memproyeksi efek rumah kaca bonus demografi yang menjadi trandmaker 2030 (Nur Amin Saleh, 2018). Asumsi YIF menyatakan Indonesia masuk lima besar kekuatan ekonomi dunia pada 2030 adalah mendasar pada pelbagai analisis tajam pertumbuhan sektor riil (Yayasan Indonesia Forum, 2007). Covid 19 tidak dapat meredupsi skema para mercantile’s, tetapi malah sebaliknya, pemerintah dengan begitu cepat menyerah, menyerahkan control pasar kepada para mercantile’s. pemerintah mengalami kegagapan dalam mengontrol pasar yang begitu selektif dan penuh keterbatasan, memaksa setiap warga negara menjadi mesin-mesin produksi swasta dengan upah-upah sekedarnya. Disrupsi era pandemic Covid 19 pada dasarnya memiliki oppourtunity yang menjadi bypass kader HMI untuk mengejar ketertinggalan selama 2 (dua) dekade terakhir di multisektor riil, khususnya pada sektor teknologi digital. Pada titik ini pelaku usaha memiliki peluang yang sama dalam menjaga ritme kemandirian ekonomi, yakni dengan back to zero system. Secara empirik kita menyaksikan bagaimana disrupsi era pandemic Covid 19 ini menjadi ajang vis a vis antara para mercantile’s menunjukan dominasinya, bahkan tak ayal terlihat secara fenomenologis satu per satu pelaku usaha makro berguguran dihajar oleh dashyatnya revolusi industri 4.0 era pandemic covid 19. Tetapi yang menarik, disisi yang lain banyak pula usaha-usaha skala mikro naik kelas menjadi makro karena mampu membaca arah revolusi industri 4.0 era pandemic covid 19. Inilah yang check point dari pembahasan ini, sebagai organisasi yang substainable, HMI harus berbenah, PB HMI harus cepat menyusun blueprint stategis dalam menjawab tantangan efek rumah kaca 2030 dengan dasar sudut pandang Visioner-Sustainable, yang dapat menjadi instrument fundamental kader dalam mempertahankan eksistensi HMI lintas generasi. (Nur Amin Saleh, 2018). Tentunya kita bersepakat bahwa HMI butuh pemimpin transformatif, pemimpin yang mampu berakselerasi dengan perkembangan zaman, memiliki kapabilitas intelektual yang relevan dan relasi skala internasional. Untuk menopang itu semua, HMI wajib mengaktifkan seluruh Bakornas PB HMI dan memperbanyak lembaga kekaryaan yang relevan dengan perkembangan peradaban, mampu bekerjasama dengan pemerintah dalam mendistribusi kader HMI sesuai basic keilmuan, jika terwujud roll model ini, gambaran civil society 5.0 tentu ada dalam kader HMI, bahkan kader-kader HMI yang menjadi volunteer dalam mendorong kemajuan peradaban bangsa. Ketatnya competitiveness SDM di era milenial dan tantangan Revolusi industri 4.0 yang mesti dipecahkan oleh kader HMI; [1] pembelajaran dan keterampilan inovasi; penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang beraneka ragam, pembelajaran dan inovasi, berpikir kritis dan penyelesaian masalah, komunikasi dan kolaborasi, kreatifitas dan inovasi; [2] keterampilan literasi digital serta [3] karir dan kecakapan hidup; fleksibilitas dan adaptabilitas, inisiatif, interaksi sosial dan budaya, produktifitas dan akuntabilitas, kepemimpinan dan tanggung jawab (Trilling & Fadel, 2009). Pelbagai tantangan peradaban itu mempertegas kembali, menuntut HMI segera merevitalisasi sudut pandang filosofis-teleologis dalam setiap ruang perkaderan dan tujuan HMI yang visioner itu menjadi titik episentrum perkaderan. Sebab, formulasi kata dan makna suatu tujuan tidak terletak di antara derak evolusi sejarah, melainkan pada alam cita-cita yang bersifat ideal dan sempurna. Karena itu, keliru pula-lah jika suatu tujuan demikian diagungkan tanpa di barengi dengan suatu kerangka kerja dalam realitas (Nur Amin Saleh, 2018).



Bang Imad


Bang Imad
DOWNLOAD

Author : Jimly Asshiddiqie
language : en
Publisher:
Release Date : 2002

Bang Imad written by Jimly Asshiddiqie and has been published by this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2002 with Daʿwah (Islam) categories.




Hmi Mengayuh Di Antara Cita Dan Kritik


Hmi Mengayuh Di Antara Cita Dan Kritik
DOWNLOAD

Author : Lafran Pane
language : id
Publisher:
Release Date : 1997

Hmi Mengayuh Di Antara Cita Dan Kritik written by Lafran Pane and has been published by this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 1997 with College students categories.


History and political activities of university students movement; volume commemorating the 50th anniversary of HMI, the Indonesian Islamic Association of University Students.



Kota Para Demonstran


Kota Para Demonstran
DOWNLOAD

Author : Asri Abdullah
language : id
Publisher: Airlangga University Press
Release Date : 2019-09-20

Kota Para Demonstran written by Asri Abdullah and has been published by Airlangga University Press this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2019-09-20 with Political Science categories.


Studi tentang gerakan mahasiswa merupakan salah satu bagian penting dari studi gerakan sosial. Dibandingkan studi gerakan petani, buruh, nasionalisme, dan nativisme yang sering berwajah keras, maka studi gerakan mahasiswa mempunyai varian khas dan kompleks. Dinilai khas karena studi gerakan mahasiswa seringkali berwajah “oposisi” terhadap negara. Di negara mana pun mahasiswa selalu menempatkan dirinya kritis terhadap negara. Lebih dari itu, studi gerakan mahasiswa juga mengandung 3 aspek teori gerakan sosial, yaitu aspek konflik, perilaku kolektif (collective behavior), dan perubahan sosial. Makna penting dari membaca buku Makassar Kota Demonstran adalah kita membaca suatu kekuatan politik oposisi yang konsisten, radikal, dan keras terhadap negara. Dan itu adalah mahasiswa Kota Makassar. Bukan hanya mahasiswa Jakarta, Bandung, dan Yogyakarta. Asri Abdullah dan Ostaf Al Mustafa berhasil mengungkapkan dan menarasikan pentingnya mahasiswa Kota Makassar.



Hmi 5 0


Hmi 5 0
DOWNLOAD

Author : HMI UII
language : id
Publisher: Penerbit SEGAP Pustaka
Release Date : 2023-02-17

Hmi 5 0 written by HMI UII and has been published by Penerbit SEGAP Pustaka this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2023-02-17 with Juvenile Fiction categories.


Hadirnya buku yang ditulis oleh kader-kader HMI MPO KORKOM UII dengan judul yang menarik “Smart Activism dan Smart Organization Upaya Transformasi HMI di Era Distrupsi”. Buku ini nampaknya hadir dilatar belakangi oleh fenomena kekinian dimana era yang sedang dijalani saat ini adalah suatu era yang berbeda dengan sebelumnya, dimana pengelolaan organisasi dan pengkaderan masih dilakukan secara konvensional. Sekarang semuanya sudah harus menyesuaikan dengan kondisi dan tantangan zaman baru serba digital. Saya yakin, tidaklah mudah melakukan pengkaderan di era modern (distrupsi), karena penguasaan IT dan model komunikasinya tentu berbeda dengan sebelumnya, metode dan kurikulumnya juga harus disesuaikan. Mau tidak mau, siap tidak siap, kita harus mengikuti perkembangan zaman yang serba baru dalam bentuk digital. Di satu sisi dengan IT ada kemudahan dalam berkomunikasi, konsolidasi, dan menata managemen organisasi, tetapi di sisi yang lain pasti juga ada tantangan yang hadir sebagai imbas dari kemajuan teknologi, makanya tulisan di buku ini menawarkan pendekatan society 5.0. Tawaran-tawaran ide dalam buku ini mencerminkan kegalauan, keresahan, sekaligus tantangan dan tawaran konsep ke depan dalam mengelola lembaga HMI ini. Untuk menuju organisasi yang lebih modern di HMI tentu ada tantangan dan tawaran supaya menjadi Smart Activism dan Smart Organization. Sebagai lembaga pengkaderan tentu HMI tidak mencukupi jika dikelola secara digital semata-mata, karenanya harus dikombinasikan dengan sentuhan yang lebih humanis, kritis, dan solid