[PDF] Merdeka Belajar Di Ruang Kelas - eBooks Review

Merdeka Belajar Di Ruang Kelas


Merdeka Belajar Di Ruang Kelas
DOWNLOAD

Download Merdeka Belajar Di Ruang Kelas PDF/ePub or read online books in Mobi eBooks. Click Download or Read Online button to get Merdeka Belajar Di Ruang Kelas book now. This website allows unlimited access to, at the time of writing, more than 1.5 million titles, including hundreds of thousands of titles in various foreign languages. If the content not found or just blank you must refresh this page





Merdeka Belajar Di Ruang Kelas


Merdeka Belajar Di Ruang Kelas
DOWNLOAD
Author : Najelaa Shihab dan Komunitas Belajar
language : id
Publisher: Lentera Hati
Release Date :

Merdeka Belajar Di Ruang Kelas written by Najelaa Shihab dan Komunitas Belajar and has been published by Lentera Hati this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on with Education categories.


Apa sebenarnya tujuan pendidikan ? Jika tujuannya agar anak mampu mengerjakan ujian. Kita cukup mengajarkan cara menjawab soal-soal ujian dengan benar. Jika tujuannya agar anak mampu mempelajari dan menjawab tantangan hidup, selaku pendidik kita perlu mengajarkan murid untuk merdeka belajar.



Belajar Merdeka Belajar Menjadi Manusia


Belajar Merdeka Belajar Menjadi Manusia
DOWNLOAD
Author : Momon Sudarma
language : id
Publisher: Elex Media Komputindo
Release Date : 2021-09-15

Belajar Merdeka Belajar Menjadi Manusia written by Momon Sudarma and has been published by Elex Media Komputindo this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2021-09-15 with Education categories.


Masih banyak peluang untuk pengembangan budaya Merdeka Belajar, yakni dimulai dari belajar memaknai “merdeka” itu sendiri. Mustahil bagi kita untuk melakukan Merdeka Belajar tanpa peserta didik diajari “merdeka” dalam belajar dan para guru diajari “merdeka” dalam mengajar. Buku yang ada di tangan Anda ini adalah horizon yang diharapkan dapat memperkaya lekukan makna Merdeka Kebijakan, Merdeka Belajar, Merdeka Mengajar, hingga Merdeka Pengelolaan. Sekaligus juga menjadi siraman baru bagi pihak-pihak yang memiliki kepedulian dalam mengembangkan pendidikan di Indonesia.



Model Manajemen Mutu Merdeka Di Era Merdeka Belajar


Model Manajemen Mutu Merdeka Di Era Merdeka Belajar
DOWNLOAD
Author : Dr. Roni Indra, S.Sos., M.Pd
language : id
Publisher: Indonesia Emas Group
Release Date :

Model Manajemen Mutu Merdeka Di Era Merdeka Belajar written by Dr. Roni Indra, S.Sos., M.Pd and has been published by Indonesia Emas Group this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on with Education categories.


Buku ini terdiri dari 7 bab yang disandarkan pada pendekatan konsep teoritis dan praktis berdasarkan kajian keilmuan manajemen pendidikan mutu terbaru. Buku ini diharapkan dapat berkontribusi besar dalam pemajuan keilmuan pendidikan baik secara teoritis maupun praktik, khususnya manajemen mutu pendidikan. Berbeda dengan buku lainnya yang lebih banyak mengulas manajemen mutu pendidikan, buku ini menawarkan sudut pandang lain dengan mengadaptasi manajemen mutu ke model merdeka belajar.



Surat Kabar Guru Belajar 012 Belajar Dari Anak


Surat Kabar Guru Belajar 012 Belajar Dari Anak
DOWNLOAD
Author : Kampus Guru Cikal & Komunitas Guru Belajar
language : id
Publisher: Ari Wibowo
Release Date : 2017-10-28

Surat Kabar Guru Belajar 012 Belajar Dari Anak written by Kampus Guru Cikal & Komunitas Guru Belajar and has been published by Ari Wibowo this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2017-10-28 with Education categories.


Adegan Pendidikan yang Hilang Dalam keseharian, kita sering mendengar wacana: belajar dari guru. Tapi kenapa Temu Pendidik Nusantara 2017 justru mengambil topik belajar dari anak. Kok aneh? Tahun lalu, Temu Pendidik Nusantara memilih topik Merdeka Belajar, bagaimana melibatkan murid dalam menetapkan tujuan belajar, memilih cara belajar dan melakukan refleksi terhadap proses dan hasil belajar. Topik ini dilanjutkan dengan kampanye di media sosial dan pelatihan Guru Merdeka Belajar di be- berapa daerah mulai Bandung, Ambon, Makassar, Yogyakarta, Jakarta, Pekanbaru, Denpasar dan Karangasem. Setelah itu, tim Kampus Guru Cikal melakukan refleksi terhadap proses dan capaian kampanye Merdeka Belajar. Kesimpulan kami waktu itu, Merdeka Belajar masih mendapat tantangan besar. Dibutuhkan perubahan cara berpikir yang mendasar untuk bisa memahami dan mempraktikkan Merdeka Belajar. Kesimpulan ini membawa kami pada pemikiran bahwa Temu Pendidik Nusantara 2017 tetap memperkuat topik Merdeka Belajar. Tapi tidak mungkin kan menuliskan Merdeka Belajar lagi sebagai topik TPN. TIdak menarik, dua kali TPN dengan topik yang sama. Lalu apa topiknya? Waktu berlalu, tanpa ada ide baru Pada waktu itu saya diundang Kineforum untuk membahas film pendidikan. Beberapa hari sebelumnya, saya menuliskan status di akun Facebook saya. Apa adegan pendidikan yang hilang dari film Indonesia? Hilang artinya ada banyak kejadian di dunia nyata, tapi tidak atau sulit kita temui di film Indonesia. Kenapa muncul pertanyaan ini? Saya merasa resah dengan realitas film Indonesia, yang bagaimana pun menggambarkan pandangan masyarakat kita tentang realitas pendidikan. Pertanyaan adegan pendidikan yang hilang dari film Indonesia dari media sosial menjadi obrolan di tim Kampus Guru Cikal. Saya memaparkan penjelasan atas film tersebut, adegan murid-murid yang menderita di ruang kelas karena dipaksa belajar atau dipaksa belajar dengan cara seragam. Dalam keseharian, saya menyaksikan dan mendengar banyak cerita tentang murid yang menderita belajar. Guru masuk kelas, memberi perintah, “Buka halaman 70, kerjakan soal 1 - 10”. Tapi entah mengapa adegan tersebut tidak menarik perhatian insan perfilman untuk diangkat di film. Padahal bila kita menilik film-film asing, kita dapat menemui adegan tersebut di banyak film. Semisal, Matilda, yang menggambarkan murid yang menderita karena kepala sekolah yang otoriter. Dead Poets Society yang menggambarkan murid belajar puisi sebagai suatu konsep yang dihafal, bukan dimaknai. Pada film India, kita bisa menyebut Three Idiots yang menampilkan murid yang menderita karena dipaksa menyebutkan definisi mesin yang sama sekali tidak bermakna baginya. Atau Taare Zameen Par yang menampilkan penderitan seorang anak disleksia karena dituntut belajar dengan cara yang seragam. Pada film Indonesia manakah kita bisa melihat adegan murid yang menderita di ruang kelas karena dipaksa belajar? Pada obrolan di tim Kampus Guru Cikal muncul pandangan menarik. Najelaa Shihab melontarkan tiga kata ajaib: Belajar dari Anak. Sebuah kerangka ulang kejadian defisit dengan harapan optimis untuk menjadi solusi yang realistis. Kenyataannya, murid menderita belajar. Harapannya, murid gemar belajar. Solusi: Belajar dari anak. Mengapa Belajar dari Anak jadi sebuah solusi? Kami di Kampus Guru Cikal percaya betul bahwa proses belajar di kelas diawali dari kemauan guru untuk belajar dari anak. Guru yang belajar untuk mengenali dan memahami kebutuhan anak. Guru yang belajar untuk memahami kesiapan anak. Karena kami percaya bahwa setiap anak itu unik. Pemahaman mengenai anak akan menjadi dasar untuk mendesain proses belajar yang bisa memenuhi kebutuhan dan sesuai dengan kesiapan belajar anak. Dengan mulai Belajar dari Anak, guru pun menjadi teladan bagi murid. Teladan sebagai seorang pelajar. Bagaimana kita berharap murid belajar bila kita sebagai guru menolak untuk belajar? Bagaimana kita berharap murid memahami guru bila kita sebagai guru enggan memahami mereka? Temu Pendidik Nusantara 2017 hadir sebagai pengingat sekaligus undangan bagi semua pendidik di seluruh nusantara untuk memulai proses belajar di kelas dengan langkah sederhana, belajar dari anak. Begitulah kisah mengapa Temu Pendidik Nusantara memilih topik tersebut, yang lengkapnya adalah Belajar dari Anak, Menumbuhkan Kemerdekaan dalam Pendidikan. Topik Belajar dari Anak akan menjadi benang merah sejak awal hingga acara puncak Temu Pendidik Nusantara. Pemilihan pembicara utama pun dengan pertimbangan utama penguatan topik tersebut. Karena itu, kami selaku panitia berharap kita semua mengikuti rangkaian acara TPN 2017 dengan pertanyaan: Apa yang saya pelajari dari sebuah sesi di TPN 2017 yang bisa mengembangkan kemampuan saya untuk belajar dari anak? Ada banyak topik yang disajikan di TPN 2017 yang membantu para peserta yang hadir untuk mengembangkan kemampuan dan kemauan belajar dari anak. Pengayaan belajar dari anak diharapkan terjadi juga antar peserta yang berasal lebih dari 100 daerah di nusantara. Lebih jauh lagi, belajar dari anak bisa dipelajari dari ratusan harapan murid dari berbagai daerah yang dihadirkan berkat dukungan Komunitas Guru Belajar. Pada puncaknya, kita akan belajar dari percakapan bermakna bersama Susi Pudjiastuti dan anak-anak Manumata dari Ambon. Lebih menarik lagi, Temu Pendidik Nusantara tahun ini telah ditata ulang mengacu pada 4 Kunci Pengembangan Guru yang dikembangkan Kampus Guru Cikal: Kemerdekaan, Kompetensi, Kolaborasi dan Karier. Keempat kunci tersebut diterjemahkan menjadi 4 jenis kelas. Kelas Kemerdekaan: kesempatan menemukan inspirasi dan fokus belajar yang akan dikembangkan guru. Kelas Kompetensi: kesempatan mengembangkan kompetensi guru. Kelas Kolaborasi: kesempatan mengembangkan kolaborasi untuk menerapkan kompetensi pada konteks yang beragam. Kelas Karier: kesempatan untuk menampilkan karya sebagai bagian dari pengembangan karier guru. Pada Temu Pendidik Nusantara 2017 ini pula akan diluncurkan buku Merdeka Belajar di Ruang Kelas, karya kolaborasi dari Komunitas Guru Belajar. Buku yang berisi konteks, konsep, praktik dan dampak Merdeka Belajar. Penting dan dibutuhkan guru yang ingin mengembalikan belajar ke hati anak-anak. Mari belajar barengan! Mari belajar dari anak!



Skgb 017 Merdeka Karena Biasa


Skgb 017 Merdeka Karena Biasa
DOWNLOAD
Author : Kampus Guru Cikal & Komunitas Guru Belajar
language : id
Publisher: Kampus Guru Cikal
Release Date : 2018-08-28

Skgb 017 Merdeka Karena Biasa written by Kampus Guru Cikal & Komunitas Guru Belajar and has been published by Kampus Guru Cikal this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2018-08-28 with Education categories.


“Anak-anak itu malas belajar. Kalau tidak dipaksa, mereka tidak mau belajar”. Keluhan seperti itu sering kita dengan dari orang-orang di sekitar kita. Tapi apakah memang demikian, belajar adalah sesuatu yang harus dipaksakan? “Anak-anak itu perlu dibiasakan agar kalau besar tidak kurang ajar” “Anak-anak harus dibentuk karakternya” “Pembiasaan murid dilakukan agar terbentuk karakter positif” Pernah mendengar kalimat semacam itu? Dalam beberapa tahun terakhir, kita semakin sering mendengar istilah pembiasaan dalam percakapan sehari-hari di sekolah. Istilah pembiasaan seringkali dikaitkan dengan pendidikan karakter, bahwa tujuan pendidikan bukan sekedar nilai tapi juga pembentukan kebiasaan positif pada murid. Salah kaprah yang sering terjadi adalah upaya mencari jalan pintas untuk membentuk kebiasaan positif. Apa cara yang mudah? Menuntut anak berperilaku tertentu yang kita anggap positif. Kita menuntut anak-anak bersalaman ketika masuk kelas. Kita menuntut anak-anak membaca 15 menit sebelum pelajaran. Kita menuntut anak-anak antri. Dan banyak lagi tuntutan. Memang cara mudah itu akan membentuk kebiasaan yang dianggap positif. Anak-anak setiap pagi salaman sebelum masuk kelas. Anak-anak membaca 15 menit di awal pelajaran. Pertanyaannya, kebiasaan semacam apa yang lahir dari proses menuntut? Coba bayangkan bila kita yang menjadi murid, kita yang mendapat sekian banyak tuntutan. Apakah kita merasa nyaman? Ada sebuah analogi menarik tentang pembentukan kebiasaan. Teori Es Batu namanya yang bermula dari sebuah pertanyaan, bagaimana melakukan perubahan bentuk es batu? Betul! Es batu dicairkan dulu, dimasukkan ke tempat yang bentuknya kita inginkan, kemudian kita bekukan kembali. Tidak perlu memukul. Tidak perlu menuntut. Es batu berubah. Teori Es Batu: Cairkan, Lakukan Perubahan, Bekukan Kembali. Apa jadinya bila es batu diubah sebelum dicairkan? Pecah berantakan. Itu pula yang terjadi ketika kita langsung menuntut perubahan perilaku ke murid. Salaman, membaca 15 menit dan antri memang kebiasaan positif. Meski kebiasaan positif bukan berarti bisa dikembangkan dengan cara menuntut. Memang cara menuntut bisa segera menghasilkan kebiasaan positif, tapi dalam diri murid kebiasaan positif tersebut tidak dipahami secara utuh. Kesadaran murid jadi pecah berantakan. Upaya mengembangkan kebiasaan perlu diawali dengan “pencairan” kesadaran murid. Percayalah, anak-anak tidak menolak kebiasaan positif, mereka menolak dipaksa, meski pun dipaksa berbuat positif. Penting bagi guru untuk mendiskusikan kepada murid tentang tujuan, cara dan perilaku yang efektif untuk mencapai tujuan tersebut. Ajak anak untuk aktif berpikir yang ditandai dengan perilaku bertanya, berpendapat dan mendebat pendapat. Kebiasaan yang kuat adalah kebiasaan yang dipikirkan. Setelah dicairkan, fase kedua adalah perubahan. Murid dan guru boleh mengusulkan perubahan kebiasaan, diskusikan dan sepakati. Pastikan murid merasa nyaman dan aman dalam mengajukan usulan. Terakhir adalah fase pembekuan kembali. Bantu kelas untuk mengingat kebiasaan yang disepakati. Istilah manusia adalah tempatnya lupa dan khilaf itu banyak benarnya. Karena itu penting menampilkan kesepakatan di tempat yang mudah dilihat. Ciptakan kondisi yang kondusif bagi setiap pihak untuk melakukan kebiasaan. Teori Es Batu itu diperkenalkan oleh Kurt Lewin, seorang psikolog klasik dari Jerman, yang sering dikenal sebagai model perubahan. Meski klasik, tapi Teori Es Batu tetap relevan dipakai hingga sekarang. Surat Kabar Guru Belajar edisi ini akan banyak mengulas strategi para guru dalam membangun kebiasaan positif di kelasnya. Meski teorinya satu, tapi setiap guru menghadapi tantangan yang berbeda sehingga dibutuhkan beragam strategi. Penasaran dengan berbagai strategi yang unik? Pastikan baca sampai tuntas dan bila bermanfaat, sebarkan ke rekan guru yang lain.



Merdeka Belajar Teori Dan Implementasinya Di Sekolah


Merdeka Belajar Teori Dan Implementasinya Di Sekolah
DOWNLOAD
Author : Made Hery Santosa
language : id
Publisher: Nilacakra
Release Date : 2024-03-27

Merdeka Belajar Teori Dan Implementasinya Di Sekolah written by Made Hery Santosa and has been published by Nilacakra this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2024-03-27 with Education categories.


Buku ini menguraikan ide Merdeka Belajar sebagai salah satu gagasan perubahan dalam konteks pendidikan Indonesia, mulai dari konseptualisasi hingga implementasinya di sekolah, terutama di daerah terpencil. Inisiatif ini memiliki berbagai tujuan, potensi, keunggulan, dan tantangan. Beberapa di antaranya mencakup upaya untuk menyamakan akses pendidikan, memperbaiki infrastruktur, meningkatkan kompetensi guru, serta mendapatkan dukungan dari berbagai pihak seperti forum, komunitas, dan masyarakat. Sekolah-sekolah di daerah terpencil memiliki keadaan dan tantangan tersendiri yang masih memerlukan perhatian dan tindakan konkret untuk mendukung pencapaian tujuan Merdeka Belajar dan mengikuti perkembangan global. Buku ini mencatat berbagai hal positif dari berbagai pihak terkait, termasuk guru, siswa, dan mentor dalam dunia pendidikan. Terdapat banyak wawasan yang berharga dan inspiratif yang dapat dipetik dari isi buku ini, yang diharapkan dapat memperkaya pengetahuan pembaca. Meskipun demikian, buku ini tentu memiliki kekurangan yang perlu diperbaiki, sehingga masukan konstruktif untuk penyempurnaan sangat diharapkan.



Menjadi Guru Penggerak Merdeka Belajar


Menjadi Guru Penggerak Merdeka Belajar
DOWNLOAD
Author : H. E. Mulyasa
language : id
Publisher: Bumi Aksara
Release Date : 2021-03-24

Menjadi Guru Penggerak Merdeka Belajar written by H. E. Mulyasa and has been published by Bumi Aksara this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2021-03-24 with Education categories.


Gerak lincah Mas Menteri Nadiem Makarim mengisyaratkan bahwa dalam GURU memimpin Kemendikbud dia lebih mementingkan membangun jalan pikiran guru ketimbang mengutak-atik kurikulum. Mas Menteri Milenial ini diharapkan bisa menampik pepatah lama “ganti menteri ganti kurikulum” dan mampu menegaskan kembali bahwa siapa pun presidennya, ganti berapa kali pun menteri pendidikannya, sebagus apa pun kurikulumnya, jika guru sebagai garda terdepan suksesnya pembelajaran di kelas terlupakan, maka upaya menciptakan generasi emas masa depan bangsa Indonesia sama saja dengan menjaring angin. Guru Penggerak Merdeka Belajar diharapkan dapat mencetak sebanyak mungkin agen-agen transformasi dalam sistem pendidikan nasional untuk menyiapkan peserta didik berkompetensi global dan berkarakter, mampu mendorong transformasi pendidikan nasional, mendorong peningkatan prestasi akademik peserta didik, aktif, dan kreatif. Buku ini akan membantu saudara memahami dan menerapkan program guru penggerak merdeka belajar secara tepat waktu dan tepat sasaran. Disajikan dengan bahasa yang cukup sederhana, disertai contoh-contoh real yang berkaitan dengan guru penggerak dan merdeka belajar, sehingga dapat dijadikan panduan oleh para pelaksana di lapangan. Buku ini juga menyajikan contoh rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) merdeka belajar, pelaksanaan pembelajaran, dan sistem penilaian, dilengkapi dengan format-format yang bisa dijadikan sebagai salah satu rujukan bagi para guru, calon guru, dan tenaga kependidikan lain dalam menerapkan guru penggerak merdeka belajar.



Guru Profesional Kontra Merdeka Belajar Kampus Merdeka


Guru Profesional Kontra Merdeka Belajar Kampus Merdeka
DOWNLOAD
Author : Agustin Sukses Dakhi, S.Sos., M.Pd.
language : id
Publisher: CV Jejak (Jejak Publisher)
Release Date : 2024-03-22

Guru Profesional Kontra Merdeka Belajar Kampus Merdeka written by Agustin Sukses Dakhi, S.Sos., M.Pd. and has been published by CV Jejak (Jejak Publisher) this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2024-03-22 with Antiques & Collectibles categories.


Buku ini merupakan tanggapan atau tinjauan program Merdeka Belajar - Kampus Merdeka yang dicanangkan pemerintah khususnya Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Mahasiswa yang belajar di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan dalam berbagai program studi dipersiapkan untuk menjadi guru profesional. Beberapa mata kuliah yang mendukung mahasiswa menjadi guru profesional antara lain, Landasan Pendidikan/Dasar-Dasar Pendidikan, Perkembangan Peserta Didik, Belajar dan Pembelajaran, Kurikulum, Profesi Kependidikan, Perencanaan Pembelajaran, Media Pembelajaran, Pengenalan Lapangan Persekolahan, Strategi Pembelajaran, Manajemen Pendidikan, Pembelajaran Mikro (Micro Teaching), Evaluasi Pembelajaran, Sosiologi Pendidikan, dan sebagainya. Program Merdeka Belajar - Kampus Merdeka tidak mendukung mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan menjadi guru profesional. Adapun program yang dimaksud antara lain: pertukaran mahasiswa yang bertujuan memperluas cakupan ilmu, namun hal ini menjadi sesuatu yang janggal karena mata kuliah lain dikonversikan dengan mata kuliah yang tidak ada hubungannya dengan program studinya. Dengan demikian tidak mendukung konsentrasi mahasiswa pada bidang ilmu yang digelutinya, apalagi selama satu atau dua semester sejumlah 20 hingga 40 SKS tidak mempelajari mata kuliah yang mengarah pada profesi guru. Kemudian pada program magang juga, mahasiswa program studi sejarah misalnya diterima magang di perusahaan roti. Hal ini sangat tidak mendukung mahasiswa menjadi guru profesional bidang ilmu sejarah karena sebagian mata kuliah sejarah dan profesi guru telah dikonversi dengan proses pembuatan roti. Selanjutnya pada program Membangun Desa/Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT), kehadiran mahasiswa diharapkan terlibat atau mendampingi perencanaan program membangun desa. Penting untuk diketahui bahwa yang memikirkan pembangunan desa adalah hasil musyawarah dari Kepala Desa dan seluruh Aparat Desa, tokoh adat, dan tokoh masyarakat. Mahasiswa tidak diikutsertakan dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan desa, bahkan kehadiran mahasiswa dianggap sebagai formalitas dari kampus. Mahasiswa tidak akan mampu melibatkan diri lebih jauh dalam hal anggaran pembangunan desa, monitoring dan evaluasi Badan Usaha Milik Desa (BUMDES). Dengan demikian program membangun desa/kuliah kerja nyata tematik tidak mendukung mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan menjadi guru profesional. Selain program tersebut masih sebagian lagi program Merdeka Belajar - Kampus Merdeka yang dapat dipahami dalam buku ini. Sangat terang benderang bahwa program merdeka belajar kampus merdeka ini tidak mendukung mahasiswa dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan menjadi guru profesional



Surat Kabar Guru Belajar Edisi 32 Manajemen Kelas Campuran


Surat Kabar Guru Belajar Edisi 32 Manajemen Kelas Campuran
DOWNLOAD
Author : Cerita Guru Belajar
language : id
Publisher: Cerita Guru Belajar
Release Date : 2021-12-17

Surat Kabar Guru Belajar Edisi 32 Manajemen Kelas Campuran written by Cerita Guru Belajar and has been published by Cerita Guru Belajar this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2021-12-17 with Education categories.


Manajemen Kelas Campuran menjadi tantangan baru di masa kenormalan baru ini. Pembelajaran yang menggabungkan sesi sinkron dan sesi asinkron, membutuhkan strategi manajemen kelas yang efektif dan sesuai konteksnya. Pembelajaran campuran (Blended Learning) memiliki 4 ciri-ciri, yaitu ; (1) Ada waktu pembelajaran asinkron yang memungkinkan murid untuk bebas mengatur waktu, tempat, alur, dan tempo belajarnya; (2) Ada praktik pembelajaran sinkron dengan pendampingan guru dengan model belajar tertentu; (3) Menghubungkan beberapa program atau mata pelajaran menjadi suatu pengalaman belajar baru yang terintegrasi; (4) Membantu murid jadi pelajar yang merdeka dalam mencapai sasaran belajar yang disepakati.



Skgb 013 Manajemen Kelas


Skgb 013 Manajemen Kelas
DOWNLOAD
Author : Kampus Guru Cikal & Komunitas Guru Belajar
language : id
Publisher: Kampus Guru Cikal
Release Date : 2017-12-28

Skgb 013 Manajemen Kelas written by Kampus Guru Cikal & Komunitas Guru Belajar and has been published by Kampus Guru Cikal this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2017-12-28 with Education categories.


MENGELOLA KELAS, MEMANUSIAKAN HUBUNGAN Bayangkan! Anda berada di sebuah ruangan, duduk dan menunggu. Lalu, ada orang asing masuk dalam ruangan tersebut. Orang asing itu duduk di dekat Anda. Tanpa berkenalan, orang itu bercerita tentang teori korabesi yang Anda sama sekali tidak mengerti. Ia memberi sebuah buku dan alat tulis, dan memberi instruksi pada Anda untuk mengerjakan soal. Anda tidak paham tujuannya sehingga keberatan mengikuti instruksi orang tersebut. Tapi karena segan melihat tubuhnya yang besar dan suaranya yang keras, Anda terpaksa mengerjakan perintahnya. Apa yang Anda rasakan? Apakah Anda merasakan kebingungan? Apakah Anda merasa tertekan? Bila cerita tersebut diubah, teori korabesi diganti mata pelajaran (apapun) dan orang asing diganti guru, apakah cerita tersebut menggambarkan suasana kelas kita?