[PDF] Pameran Lukisan - eBooks Review

Pameran Lukisan


Pameran Lukisan
DOWNLOAD
AUDIOBOOK

Download Pameran Lukisan PDF/ePub or read online books in Mobi eBooks. Click Download or Read Online button to get Pameran Lukisan book now. This website allows unlimited access to, at the time of writing, more than 1.5 million titles, including hundreds of thousands of titles in various foreign languages. If the content not found or just blank you must refresh this page





Sebuah Pameran Lukisan Catatan Dan Instalasi Oleh Matahati


Sebuah Pameran Lukisan Catatan Dan Instalasi Oleh Matahati
DOWNLOAD
AUDIOBOOK

Author :
language : en
Publisher:
Release Date : 1999

Sebuah Pameran Lukisan Catatan Dan Instalasi Oleh Matahati written by and has been published by this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 1999 with Art, Malaysian categories.




A Collector S Journey


A Collector S Journey
DOWNLOAD
AUDIOBOOK

Author : Agus Dermawan T.
language : en
Publisher:
Release Date : 1996

A Collector S Journey written by Agus Dermawan T. and has been published by this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 1996 with Art categories.




Pameran Lukisan Negara Yang Kedua


Pameran Lukisan Negara Yang Kedua
DOWNLOAD
AUDIOBOOK

Author : Kuala Lumpur (Malaysia). Balai Seni Lukis Negara
language : ms
Publisher:
Release Date : 1959

Pameran Lukisan Negara Yang Kedua written by Kuala Lumpur (Malaysia). Balai Seni Lukis Negara and has been published by this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 1959 with Painting categories.




Pameran Tunggal Lukisan Deni Je Ke 4 Responsibility Apakah Dosen Seni Lukis Harus Bisa Melukis


Pameran Tunggal Lukisan Deni Je Ke 4 Responsibility Apakah Dosen Seni Lukis Harus Bisa Melukis
DOWNLOAD
AUDIOBOOK

Author : Deni Junaedi
language : id
Publisher: ArtCiv
Release Date : 2022-10-22

Pameran Tunggal Lukisan Deni Je Ke 4 Responsibility Apakah Dosen Seni Lukis Harus Bisa Melukis written by Deni Junaedi and has been published by ArtCiv this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2022-10-22 with Art categories.


APAKAH DOSEN SENI LUKIS HARUS BISA MELUKIS?” Apakah dosen seni lukis harus bisa melukis? Pertanyaan ini sudah lama muncul, beberapa tahun lalu, terutama sejak temanku sesama dosen seni lukis di ISI Yogyakarta dikritik oleh seorang seniman yang mempertanyakan kualitas kesenimanannya. Apakah dosen seni lukis harus bisa melukis? Aku mencoba mencari komparasi dengan profesi lain. Bukankah dokter spesialis kandungan tidak harus bisa mengandung? Berapa banyak pria yang menjadi dokter kandungan; ibu-ibu yang tengah hamil pun khusuk mendengarkan arahan sang dokter yang tidak becus mengandung itu. Apakah dengan demikian dosen seni lukis tidak mesti bisa melukis? Tidak puas dengan itu, aku segera mencari pembanding lainnya. Bagaimana jadinya jika guru Bahasa Inggris tidak dapat berbicara menggunakan bahasa itu? Ia mesti menguasai gramatika bahasa asing sebelum mengajarkannya pada para murid yang akan menurutinya. Apakah dengan demikian dosen seni lukis mesti bisa melukis? Perbandingan di atas skornya 1-1. Aku mesti mencari padanan lain. Pelatih sepak bola, yang umumnya telah berusia tua, pasti akan kepontal-pontal jika ditandingkan dengan anak didiknya yang masih belia. Tetapi, pelatih tersebut tentu memiliki banyak pengalaman tentang persepakbolaan, baik pengalaman yang dialami sendiri maupun sejarah pengalaman orang lain yang ia pelajari. Lebih dari itu, sang pelatih tadi mesti memiliki kemampuan untuk melatih. Mampu memberikan materi dengan dosis dan urutan yang tepat pada masing-masing anak didiknya. Sang pelatih mesti dapat melihat bara para pemain dan mengipasinya agar menjadi api yang berkobar-kobar sehingga anak buahnya dapat menjadi bintang lapangan yang menyala. Sang pelatih bukanlah api itu sendiri, tetapi kipas yang dapat menyalakan bara. Guru bukan emas, tetapi piring dulang emas. Harga emas tentu jauh lebih mahal dari alat penyaring emas. Akan tetapi, tanpa alat yang murah itu emas tidak akan muncul, tetap tertimbun pasir-pasir kotor. Pelatih, pembina, guru, coach, maupun dosen mesti menyadari bahwa tugasnya bukan menjadi emas, tetapi menemukan emas, melahirkan kobaran api dari bara yang tersembunyi dalam dada muridnya, mahasiswanya. Mental guru adalah mental pemberi ilmu, bukan mental pemain ilmu yang akan berlaga di rimba raya. Mental guru adalah mental pembimbing dan penguat muridnya agar mampu menerobos rintangan rimba yang penuh lubang kalajengking. Itulah mengapa kebanggaan guru adalah ketika melihat muridnya dapat melakukan apa yang lebih baik dari dirinya. Keberhasilan guru adalah ketika melihat muridnya berhasil. Kebanggaan itu tetap ada, meskipun, misalnya, sang murid yang telah menjadi emas lalu lupa bahwa dulu pernah melewati piring dulang yang mengayakinya. Dalam memberikan kritik seni, sebagai dosen seni lukis aku katakan apa adanya jika lukisan mahasiswa memiliki kelemahan di sini dan kelebihan di situ. Bahkan, di depan kelas tidak canggung kukatakan bahwa karyanya luar biasa dan aku tidak dapat membuat hal yang semacam itu. Inilah momentum yang membahagiakan, bukan malah merasa sedih karena tersaingi muridnya. Saat itu merasa lega karena sekan-akan tugasnya menjadi pengajar telah selesai. Selain mengajar seni lukis di Prodi Seni Murni, Fakultas Seni Rupa, Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta, aku juga mengampu kuliah seni lukis di Kampus Seni Lukis PAINTING EXPLORER. Kampus online ini berbasis YouTube Membership di PAINTING EXPLORER Channel. Terdapat lima kelas di kanal ini: Kuliah Seni Lukis Sit In, Kuliah Seni Lukis Placement, Kuliah Sketsa, Seni Lukis Elementer, dan Seni Lukis Advance. Sebelumnya telah kuselenggarakan Kuliah Seni Lukis Abstrak sebagai giveaway syukuran setelah memperoleh lebih dari 10K subscriber. Para mahasiswa di kampus ini membuatku tercengang: mereka memberikan kebahagiaan. Artinya, mahasiswa PAINTING EXPLORER mampu membuat karya-karya yang memuaskan, banyak yang telah melampaui kemampuan dosennya. Untuk itu, untuk berbagi kegembiraan dengan publik, aku bersikeras agar karya para mahasiswa PAINTING EXPLORER dapat dipamerkan secara langsung, secara offline, secara luring. Akhirnya, setelah bekerjasama dengan Dini Art Management yang dikelola oleh Pak Taufik Ridwan, dan juga dukungan Grand Rohan Hotel Jogja yang memiliki tempat apik untuk pameran lukisan, eksibisi itu dapat diagendakan. Pameran Seni Lukis Perdana Karya Civitas Akademika PAINTING EXPLORER ini mengambil tema “Lumbung Padi Lumbung Konten”. Gelaran seni yang dibuka pada tanggal 22 Oktober 2022, pukul 20:00 dan berlangsung hingga 22 November 2022 itu, alhamdulillah, mampu menghadirkan puluhan karya yang melewati proses diskusi perkuliahan. Dalam perkuliahan di YouTube PAINTING EXPLORER maupun di kampus ISI Yogyakarta, sebenarnya bukan hanya para mahasiswa yang sedang belajar. Aku juga banyak belajar dalam proses tersebut. Bagaimana cara mengajar seni lukis? Apa yang mesti ditekankan pada pertemuan pertama? Apa yang mesti dicari pada tahap akhir perkuliahan? Aku terus belajar dari para mahasiswa. Bahkan ide-ide segar yang tercermin dalam karya mahasiswa juga dapat menginspirasi dosennya. Dulu aku juga mahasiswa seni lukis yang memiliki bara dan api di dada, dan kini masih ingin menjaga bara dan api pembelajar. Ketika aku bertindak sebagai dosen yang mengipasi bara api mahasiswa, sebenarnya baraku juga terimbas sehingga ikut menyala. Untuk itu, ketika api para mahasiswa PAINTING EXPLORER bergelora dalam pameran seni lukis “Lumbung Padi Lumbung Konten” aku juga ikut bergolak, bergejolak. Aku ikut menyelenggarakan pameran, pameran tunggal lukisan keempat dengan juluk “Responsibility: Apakah dosen seni lukis harus bisa melukis?” Lalu, apakah dosen seni lukis harus bisa melukis? Aku belum tahu pasti, masih ingin mencari jawabannya. Masih ingin belajar. [] Jogja, Oktober 2022 Deni Je Konten Kreator PAINTING EXPLORER



On The Spot Pameran Tunggal Lukisan Deni Je


On The Spot Pameran Tunggal Lukisan Deni Je
DOWNLOAD
AUDIOBOOK

Author : Deni Junaedi
language : id
Publisher: ArtCiv
Release Date : 2021-09-19

On The Spot Pameran Tunggal Lukisan Deni Je written by Deni Junaedi and has been published by ArtCiv this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2021-09-19 with Art categories.


Gairah saya bangkit ketika melukis langsung di alam terbuka. Kenikmatan berkarya di tempat baru ini menjadi penjeda aktivitas berkesenian sehari-hari di studio lukis, mirip reff dalam lagu. Penjedaan ini membuat ketagihan, sebagaimana reffrein yang bermakna ‘pengulangan’. Melukis langsung on the spot menagih saya untuk mengulangi dan terus mengulangi. Untuk itu, meskipun tanpa perencanaan yang sistematis dalam hal tempat dan waktu, alhamdulillah saya telah melakoni lukis luar studio di beberapa kota, baik di dalam maupun luar negeri. Kota Indonesia yang pernah saya singgahi untuk melukis antara lain: Padang, Manado, Lampung, Bali, Bangka, Batam, Dieng, Banyumas, Bogor, Bandung, Magelang, Jakarta, Klaten, Kendal, Weleri, Boja, dan ada yang lupa. Lokasi luar negeri yang pernah saya gunakan OTS, demikian on the spot biasanya disingkat, adalah Malaysia, Thailand, dan Turki. Kegiatan outdoor painting ini, tentu saja, paling sering saya lakukan di Yogyakarta, kota tinggal sejak tahun 1997 ketika pertama kali menjadi mahasiswa seni lukis ISI Yogyakarta; dan kegiatan ini terus berlangsung setelah saya diterima sebagai dosen seni lukis di kampus ‘ibu susuhan’ (alma mater) pada 2004; bahkan terus saya nikmati hingga sekarang. Ini berkesesuaian dengan mata kuliah yang saya ampu, Seni Lukis Dasar I maupun II, dengan materi melukis langsung pada suatu lokasi dengan cara mengamati objek, misalnya, melukis langsung di Istana Air Tamansari. En plein air, istilah pakem akademis untuk on the spot, pun telah saya jalani sebelum kuliah. Desa kelahiran saya, Sukorejo yang ada di lereng Gunung Perahu, menarik perhatian untuk aktivitas lukis luar ruangan ini. Bahkan ketika mudik saya tidak lupa membawa seperangkat alat on the spot. Kota-kota yang tadi saya sebutkan seringkali tidak dimaksudkan sebagai agenda en plein air semata. Perjalanan saya ke sana untuk urusan lain tetapi masih terkait dengan dunia seni lukis, misalnya menjadi juri lomba lukis nasional, sebagaimana yang terjadi di Jakarta, Batam, Manado, Lampung, Bangka, atau Bogor; juga untuk menjadi pembicara, seperti ketika mengisi Seminar Estetika Nasional di Institut Seni Indonesia Padangpanjang. Di sela-sela agenda yang telah disusun panitia, saya menyelinap menikmati pemandangan baru untuk direkam dalam kertas. Demikian juga, saat pergi bersama keluarga untuk makan-makan di tempat menyenangkan, saya sempatkan untuk melukis, meskipun dalam ukuran kecil, contohnya, melukis di Kampung Mataraman dan Rumah Makan Tempoe Doeloe. Bahkan, ketika anak kedua opname di RS Panembahan Senopati, saya menjaga sambil melukis landskap yang tampak dari teras. Selain itu, saya beberapa kali secara khusus mengagendakan outdoor painting, baik sendiri maupun bersama beberapa teman. Ketika melukis Masjid Al-Aqsa Klaten dan Pantai Pandansari, misalnya, saya melukis sendiri, yang lain hanya menemani. Saya beberapa kali membuat perjalanan seni atau arts trip bersama Jejaring Seniman Muslim KHAT. Agenda ini memang dirancang untuk melukis langsung pada lokasi-lokasi bersejarah peradaban Islam. Lokasi yang pernah dikunjungi antara lain adalah Kraton Kanoman Cirebon, Masjid Sunan Ampel Surabaya, Kraton Kasunanan Surakarta, Masjid Baing Yusuf Purwakarta, Makam Syekh Jumadil Kubro, dan Kampung Seribu Masjid Dieng. Sementara itu, untuk perjalanan ke luar negeri selalu berhubungan dengan seni meskipun tidak selalu khusus untuk en plein air. Agenda yang khusus untuk outdoor painting adalah ‘Asian Watercolor Art Workshop & Exhibition’ yang diselenggarakan Andaman Museum, Krabi, Thailand. Saat itu,on the spot dilakukan di beberapa tempat wisata yang ada di seputaran kota Krabi. Seniman cat air dari berbagai negara beraksi kala itu, dari Indonesia diwakili dua semiman: Teguh Wiyatno dan saya. Sketsa on the spot saya kerjakan di Malaysia saat pameran lukisan di Pace Gallery Petalingjaya. Waktu itu pameran diikuti seniman dari Filipina, Malaysia, dan Indonesia. Selanjutnya, keberangkatan saya ke Turki sebagai hadiah kompetisi seni yang diselenggarakan oleh Terang Trip Jakarta. Di negeri yang ada di benua Eropa dan Asia ini saya melukis Masjid Selimiye Edirne, Menara Galata dari pinggir Teluk Tanduk Emas, dan Gunung Salju Uludag. Sayangnya, waktu di Hongkong untuk studi banding industry kreatif saya tidak sempat on the spot.



Pameran Lukisan Painting Explorer Ke 2 Disrupsi Membumi


Pameran Lukisan Painting Explorer Ke 2 Disrupsi Membumi
DOWNLOAD
AUDIOBOOK

Author : Deni Junaedi
language : id
Publisher: ArtCiv
Release Date : 2023-06-24

Pameran Lukisan Painting Explorer Ke 2 Disrupsi Membumi written by Deni Junaedi and has been published by ArtCiv this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2023-06-24 with Art categories.


DISRUPSI MEMBUMI Oleh: Deni Junaedi Istilah disrupsi identik dengan dunia online digital. Memadukan kata ‘disrupsi’ dengan ‘membumi’ mengindikasikan persoalan digital itu tidak dilepaskan dari perkara manual. Ini selaras dengan semangat Kampus Seni Lukis PAINTING EXPLORER yang diselenggarakan secara online lewat jaringan fitur YouTube Membership, namun hal yang menjadi konsentrasinya adalah skill manual, yaitu seni lukis. Berikut ini issu tentang disrupsi di dunia seni rupa, pembahasan selanjutnya adalah keinginan untuk membumikan dunia manual. Teknologi informasi di era digital telah mengubah berbagai tatanan kehidupan. Perusahaan besar yang pada masa kejayaannya tidak tergoyahkan ambruk digoyang bisnis yang baru saja dirintis, startup. Perusahaan taksi konvensional yang memiliki puluhan ribu mobil, misalnya, dikalahkan taksi online yang tidak memiliki satu armada pun. Mall besar yang megah, umpamanya, gulung tikar oleh serbuan emak-emak yang menjual barang dagangannya lewat handphone sambil menunggu anaknya pulang sekolah. Startup pun berkembang, dari unicorn, decacorn, hingga hectocorn. Perkembangannya pun tidak selalu terdengar sedap. PHK besar-besaran termasuk nada yang terdengar sumbang. Meskipun banyak pengamat yang telah bersuara, masyarakat di luar perusahaan tidak tahu pasti apa yang terjadi. Apakah pemutusan hubungan kerja itu melanda karena perusahaan sedang bangkrut atau tenaga manusia itu sedang digeser dengan artificial intelligence yang hasil kerjanya lebih presisi dengan biaya yang jauh lebih murah? Inilah era disrupsi. Dalam kamus, disrupsi diartikan sebagai ‘hal tercabut dari akarnya”. Disrupsi merupakan lompatan inovasi dari sistem lama menuju tatanan baru. Inovasi besar-besaran ini mengubah cara lama dalam memenuhi kebutuhan hidup. Dalam konteks ini, disrupsi menggunakan teknologi informasi digital untuk menopangnya. Tahun 2020-an disrupsi semakin terasa, namun istilah ini sudah diperkenalkan oleh Clayton Christensen pada tahun 1997. Di Harvard Bisiness Review ia menulis artikel berjudul “What is Disruptive Innovation”. Menurutnya, disrupsi merupakan proses ketika perusahaan yang lebih kecil dengan sumber daya yang lebih sedikit berhasil menyaingi bisnis yang sudah mapan. Dunia seni rupa pun tidak terlepas dari era ini. Akan tetapi karena seniman, khususnya perupa seni murni, lebih cenderung bekerja secara individual - tidak dalam tim sebagaimana perusahaan - maka pengertian disrupsi yang terkait dengan organisasi kerja perusahaan tidak mesti dihitung sebagai variable. Di era disrupsi seni ini, seniman muda yang belum tercatat dalam sejarah seni rupa, dengan memanfaatkan media sosial dapat menggeser ketenaran para master. Devon Redriguez adalah contohnya.Di umur 26 tahun, pria kelahiran New York itu meraup 29,5 juta pengikut di TikTok, 5,25 juta subscriber di YouTube, dan 4,3 juta follower di Instagram. Angka tersebut jauh di atas follower yang mampu digaet Jeff Koons di Instagram, yaitu 491 ribu. Padahal, Koons adalah seniman yang telah terukir dalam sejarah seni rupa. Buku A World History of Art yang ditulis Hugh Honour dan John Fleming, misalnya, menempatkannya sebagai seniman yang paling radikal dan profokatif dan menjulukinya sebagai ‘orang yang memimpin seni menuju abad ke-21’. Galeri online yang marak adalah contoh berikutnya. Dulu untuk membeli lukisan harus ke galeri atau art shop, kini tinggal memilih di marketplace daring, banyak marketplace yang khusus menjual karya seni. Dulu kolektor perlu perantara galeri atau broker untuk berburu karya seni, seni memilih langsung dari seniman yang telah memajang karyanya di media sosial. Kini banyak seniman yang berjualan lukisan lewat Istagram atau Facebook. Pameran seni rupa pun sekarang dapat digelar di dinding metaverse. Di ruang virtual ini interaksi pun dapat dilakukan antar masyarakat seni, termasuk bertransaksi. Metajagad ini akan tampak semakin nyata jika dikunjungi dengan Virtual Reality (VR). Disrupsi dalam seni juga tampak dalam fenomena Kecerdasan Buatan atau Artificial Intelligence (AI) yang memenangkan lomba seni. Misalnya, kompetisi seni rupa yang terjadi di Colorado State Fair. Akan tetapi, di hirup-pikuk interaksi awang-awang digital tersebut, mengingat bumi tetap diperlukian agar tidak lupa daratan. Agar membumi, memperhatikan tanaman yang tumbuh pelan dari hari ke hari tetap diperlukisan disela-sela memperhatikan media sosial yang tumbuh dengan cepat. Menikmati langit malam dari bumi juga perlu dilakukan setelah waktu dihabiskan untuk menggulir konten video yang tiada habis. Pameran secara langsung, offline, juga tetap perlu digelar agar dunia seni terus tumbuh dengan melihat kekuatan goresan sang seniman secara langsung. []



The Sent Down Iron Painting Solo Exhibition Catalog


The Sent Down Iron Painting Solo Exhibition Catalog
DOWNLOAD
AUDIOBOOK

Author : Doni Riw
language : id
Publisher: ArtCiv
Release Date : 2020-10-04

The Sent Down Iron Painting Solo Exhibition Catalog written by Doni Riw and has been published by ArtCiv this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2020-10-04 with Art categories.


The iron origin draws attention Deni Junaedi to be materialized to paintings. Iron did not come from the earth, but the heaven. Deni expressed the phenomenon via watercolors. Iron was sent down to the earth from supernova. The explosion of a giant star spread its iron to the universe and gave the packet of gift to the earth. Therefore, he named his concept: “The Sent Down Iron”. The artist frequently chose gears as the representation of iron. On certain occasion, he brought international issues for these artworks. However, he remained using forms made from iron to base his ideas. Deni employed melting effect of watercolors for the depiction. The artist also applied some other painting techniques, such as wet on wet and watercolor splash. There are not so many artists who stick with working on watercolor arts especially in Yogyakarta. Utilizing watercolor material generally is only as extra media or mixed media in artworks. Thus it is consented that it is a lonely path having been chosen by a Jogja artist whose name is Deni Junaedi, or well-known as Deni Je. He is an energetic figure born in Sukerojo Kendal June 21st, 1973, that I recognize as a though man. With bachelor’s degree, 1997 – 2004, at Indonesian Art Institute of Yogyakarta (ISI), Fine Arts Faculty, Pure Arts Department, Specialization in Art Painting; and Post Graduate Degree, 2010 – 2012, at Performing & Fine Arts Study, Post Graduate Program, UGM, Yogyakarta, he is able brought forward his career as a Lecturer at ISI Yogyakarta. Moreover, Bung Deni is also now active in his creative room as a content creator in PAINTING EXPLORER Channel. Having been active at artworks and exhibition since 1991 till now, he is certainly undoubted of his interest in arts. Watercolor as artwork media by Deni is the right choice and to be his expertise.



Gelaran Almanak Seni Rupa Jogja 1999 2009


Gelaran Almanak Seni Rupa Jogja 1999 2009
DOWNLOAD
AUDIOBOOK

Author : Muhidin M. Dahlan
language : id
Publisher: I:BOEKOE & Gelaran Budaya
Release Date : 2009-12-31

Gelaran Almanak Seni Rupa Jogja 1999 2009 written by Muhidin M. Dahlan and has been published by I:BOEKOE & Gelaran Budaya this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2009-12-31 with Art categories.


Gelaran Almanak Senirupa Jogja 1999-2009 ini bukan sekadar ”Almanak”, melainkan ”Almanak +” lantaran menggabungkan banyak sekali model: Ensiklopedia, Kamus, Kronik, Who’s Who, Katalog, mau­pun Yellow Pages (Nama | Alamat). Ini adalah semacam ”buku pintar” seni rupa yang bisa dipegang oleh seluruh komponen yang berkepentingan dengan dunia seni rupa, terutama di Yogyakarta selama sepuluh tahun terakhir. Sebuah kota yang secara statistik, memiliki puluhan ribu seniman dengan aktivitas seni yang kaya. Karena itu kota ini kerap disebut sebagai produsen seni yang paling fantastik di Asia atau ”Makkah”nya seni rupa Asia. Buku ini diikat oleh empat kategori besar: nama (seniman), peristiwa (kronik), ruang (tempat/kawasan), dan komunitas (organisasi). Dari keempat ikatan itu lalu diturunkan menjadi tema-tema spesifik yang dirujuk dari perkembangan-perkembangan termu­takhir dunia seni rupa selama sepuluh tahun sebagaimana yang terpetakan dalam daftar isi buku ini.



Pameran Seni Dari Patani


Pameran Seni Dari Patani
DOWNLOAD
AUDIOBOOK

Author : Gridthiya Gaweewong
language : en
Publisher:
Release Date : 2018

Pameran Seni Dari Patani written by Gridthiya Gaweewong and has been published by this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2018 with categories.




An1magine


An1magine
DOWNLOAD
AUDIOBOOK

Author : an1mage
language : id
Publisher: An1mage
Release Date :

An1magine written by an1mage and has been published by An1mage this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on with categories.


An1magine Volume 1 Nomor 10 Desember 2016