Mati Tertawa Bareng Gus Dur


Mati Tertawa Bareng Gus Dur
DOWNLOAD

Download Mati Tertawa Bareng Gus Dur PDF/ePub or read online books in Mobi eBooks. Click Download or Read Online button to get Mati Tertawa Bareng Gus Dur book now. This website allows unlimited access to, at the time of writing, more than 1.5 million titles, including hundreds of thousands of titles in various foreign languages. If the content not found or just blank you must refresh this page





Mati Tertawa Bareng Gus Dur


Mati Tertawa Bareng Gus Dur
DOWNLOAD

Author : Bahrudin Achmad
language : id
Publisher: Almuqsith Pustaka
Release Date :

Mati Tertawa Bareng Gus Dur written by Bahrudin Achmad and has been published by Almuqsith Pustaka this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on with Humor categories.


Semasa hidup, pernyataan Gus Dur seringkali nyeleneh dan kadang-kadang bikin telinga merah bagi yang merasa tersindir. Tapi faktanya, Gus Dur merupakan sosok yang dicintai. Saat wafat ditangisi banyak orang. Semua orang berebut mengucapkan selamat jalan. Insan-insan dari berbagai agama berlinangan airmata dan mendoakan perjalanannya ke alam yang baru. Saking populernya Gus Dur, bahkan ada pula yang memanfaatkan wafatnya Gus Dur demi kepentingan politik. Tapi sudahlah, buku elektronik ini tak hendak membahas itu. Sekali lagi, Gus Dur memang sosok otentik yang pupulis dan dicintai. Entah kapan bangsa ini punya anak bangsa sekelas Gus Dur lagi. Kumpulan Humor Gus Dur di Internet ini bukan hasil pikiran saya. Saya hanya mencomot sana-sini, lantas menyusunnya jadi satu. Bahan-bahannya saya ambil dari berbagai blog dan website. Saya menemukan banyak sekali humor-humor Gus Dur di internet. Humor-humor Gus Dur di berbagai blog dan website saling melengkapi. Humor Gus Dur tentang A, misalnya, bisa ditemukan di blognya “Si Kipli” atau “Si Mumun”, tapi humor tersebut tak ditemukan di blognya “Si Leha”. Sebaliknya, di blog “Si Leha” ditemukan humor lain seputar Gus Dur. Humor-humor Gus Dur tak hanya lucu, seringkali terdapat hikmah dan mengandung banyak pembelajaran. Inilah salah satu warisan Gus Dur bagi bangsa ini. Humor yang reflektif. Anekdot yang bermakna.



Tertawa Bersama Gus Dur


Tertawa Bersama Gus Dur
DOWNLOAD

Author : Muhammad Zikra
language : id
Publisher: PT Mizan Publika
Release Date : 2010-02-01

Tertawa Bersama Gus Dur written by Muhammad Zikra and has been published by PT Mizan Publika this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2010-02-01 with Humor categories.


Collection of humor on and by Abdurrahman Wahid, the fourth president of Indonesia.



Nasihat Kehidupan Dalam Hadits Qudsi


Nasihat Kehidupan Dalam Hadits Qudsi
DOWNLOAD

Author : IMAM AL-GHAZALI
language : id
Publisher: Almuqsith Pustaka
Release Date : 2022-04-28

Nasihat Kehidupan Dalam Hadits Qudsi written by IMAM AL-GHAZALI and has been published by Almuqsith Pustaka this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2022-04-28 with Religion categories.


Kitab al-Mawa’iz Fi al-Ahadits al-Qudsiyyah (المواعظ في الأحاديث القدسية) adalah sebuah karya Hujjatul Islam al-Imam Abu Hamid Muhammad bin Muhammad al-Ghazali (450-505H). Kitab ini berisikan 38 nasihat yang disebutkan oleh Imam al-Ghazali sebagai Hadits al-Qudsi. Namun begitu, hadis-hadis yang disebutkan sebagai hadis Qudsi ini tidak diberikan sanad, baik yang bersumber dari kitab-kitab Hadits Kutub al-Sittah (kitab-kitab hadis oleh 6 Imam yang masyhur) atau yang lainnya. Terlepas dari itu semua, dalam perspektif antropologi Qur’ani, manusia memiliki kejiwaan yang sangat labil, lemah, dan mudah sekali goyang (QS. Al Ma'aarij [70]:19-41). Ia mudah bersikap congkak ketika memperoleh sedikit kenikmatan dan mengeluh saat tertimpa sedikit bencana. Sehingga tidak jarang suatu kenikmatan bukan menjadi pembuka pintu kesadaran untuk bersyukur kepada Allah, tetapi justru menjadi congkak. Faktor utama yang menimbulkan destabilisasi psikologis manusia menurut Allah adalah kerena keyakinan bahwa ”totalitas hidup dan apa yang dimilikinya adalah berpangkal dari Allah dan akan berpulang kepada Allah jua” telah tergoyahkan oleh kekuatan daya pikat dunia. Peringatan dan nasihat memegang peranan penting untuk menstabilkan kembali kondisi psikologis seseorang yang terganggu oleh goncangan siklus kehidupan itu. Urgensi peringatan nampak sekali dari keseriusan Allah yang selalu mengingatkan kepada manusia agar senantiasa menyadari tentang hakikat kehidupan dunia ini, kesementaraan dunia dan kehidupan abadi di akhirat nanti. Seorang mu’min sejati tidak akan pernah merasa kenyang dengan nasihat dan peringatan. Karena korelasi antara kesediaan seseorang untuk menerima nasihat dan peringatan erat sekali dengan intensitas dan kualitas amaliahnya serta stabilitas psikologisnya. Peringatan dan nasihat pun tidak hanya berperan sebagai pengendali tapi juga berperan dinamis sebagai pembangun motivasi dan optimisme. Selain melalui Al Qur’an, peringatan pun Allah sampaikan melalui Hadist Qudsi. Intinya sama, yang berbeda hanya kemasan bahasa. Ini dapat dipahami karena Allah hendak mentransformasikan peringatan itu dengan berbagai cara, mengingat karekter manusia yang menjadi objek sangat beragam. Melalui hadist qudsi-Nya, Allah menyampaikan peringatan dengan wacana yang lebih lugas, mudah dicerna dan gaya bahasa yang sangat komunikatif. Dengan bahasa yang lugas Allah mengingatkan bahwa kebanyakan manusia jika mau sadar sesungguhnya adalah masih buta hati. Setiap saat menikmati karunia Allah justru selalu berbuat durjana. Sekalipun peringatan itu telah lugas disampaikan tetapi tidaklah menjadi jaminan akan dapat dicerna dan membuka kesadaran baru, karena semua sangat bergantung pada kondisi mentalitas si penerima; apakah memiliki hati yang keras atau tidak. Bisa saja mengerti maksud peringatan itu, namun hati tertutup untuk menerima, apalagi mengamalkan peringatan itu. Secara keseluruhan kandungan hadist qudsi ini juga seolah-olah menyuruh manusia agar menjauh dari kehidupan duniawi. Padahal sesungguhnya tidaklah demikian maksudnya, karena dunia ini telah Allah ciptakan dan tetap harus diusahakan. Peringatan dalam hadist qudsi ini diarahkan pada orang-orang yang terjebak dalam perburuan harta-benda. Dengan peringatan ini kesadaran manusia akan timbul untuk kembali lagi pada keseimbangan hidup antara dunia dan akhirat.



Ngaji Kitab Miskatul Anwar Imam Al Ghazali


Ngaji Kitab Miskatul Anwar Imam Al Ghazali
DOWNLOAD

Author : Bahrudin Achmad
language : id
Publisher: Almuqsith Pustaka
Release Date : 2021-07-07

Ngaji Kitab Miskatul Anwar Imam Al Ghazali written by Bahrudin Achmad and has been published by Almuqsith Pustaka this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2021-07-07 with Philosophy categories.


Misykât al­Anwâr adalah salah satu Kitab Tasawuf karya Imam Ghazali. berbeda dengan Kitab lainnya, Kitab ini tidak tebal, kecil dan tipis. Fokus pembahasannya adalah interpretasi ayat tentang cahaya yang terdapat dalam Al-Quran Surat An- Nûr ayat 35. Dalam Mukaddimah, Imam Ghazali menjelaskan tujuan penulisan kitab ini yaitu untuk menguraikan sebuah ayat Alquran dan sebuah hadis, atas permintaan seorang murid terdekatnya. Hadis yang dimaksud adalah hadis tentang hijab. Jadi, tema umum Misykât al­Anwâr adalah metafisika cahaya. Kitab ini merupakan salah satu di antara kitab Imam Al-Ghazali yang paling banyak dicurigai dan disorot oleh sebagian kecil ilmuwan modern. Meskipun dari kalangan tradisionalis dan sebagian besar sarjana modern lainnya tetap mengakuinya sebagai karya tulis Al-Ghazali. Kitab Misykatu al-Anwar dicurigai karena mereka melihat adanya ketidak-konsistenan keilmiahan dalam karya-karya tersebut. Di antara ilmuwan yang paling sibuk membedah masalah ini adalah orientalis Montgomeri Watt. Bahkan, secara khusus topik keotentikan kitab Misykât al­Anwâr sebagai buah karya Al-Ghazali ini diangkat dalam tulisannya yang dimuat dalam journal of Royal Asiatic Society. Tapi, pada akhirnya seluruh argumen Montgomeri Watt dipatahkan oleh beberapa ulama modern. Ulama pakar Tasauf menempatkan karya ini pada maqâm (peringkat) tertinggi dalam kategori tasawuf bersama beberapa karya lain Al-Ghazali dan magnum opus sufi-sufi besar lainnya, seperti Fushûs al­Hikam, al­Futûhât al­Makkiyah karya Ibn Arabi, al­Insân al­Kâmil karya al­Jîlî dan beberapa masterpiece lainnya dalam Ilmu Tasawuf.



Jawahirul Kalamiyah


Jawahirul Kalamiyah
DOWNLOAD

Author : Bahrudin Achmad
language : id
Publisher: Almuqsith Pustaka
Release Date : 2021-08-10

Jawahirul Kalamiyah written by Bahrudin Achmad and has been published by Almuqsith Pustaka this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2021-08-10 with Social Science categories.


Kitab al-Jawahir al-Kalamiyyah fi idhohi al-Aqidah al-Islamiyyah karya Syaikh Thohir bin Sholih Al-Jaza'iry merupakan kitab ringkas dan mudah dipahami. Banyak pelajaran dan manfaat yang terkandung di dalamnya, karena memuat semua prinsip-prinsip dasar aqidah Ahlussunnah wal Jama'ah. Buku ini sudah cukup memadai bagi orang yang ingin mempelajari aqidah Ahlussunnah wal Jama'ah yang dikemas dengan gaya bahasa yang sederhana, ringkas, dan lugas dengan metode tanya Jawaban ringan yang disusun secara sistematis sehingga mudah dipahami. Oleh karenanya, buku ini sangat baik untuk menjadi bahan bacaan sehari-hari bagi semua kalangan. Baik anak-anak, remaja, pemuda-pemudi, dan para orang tua dan juga agar kitab aslinya dijadikan mata pelajaran di madrasah-madrasah Salafiyyah.



Sastrawan Arab Jahiliah


Sastrawan Arab Jahiliah
DOWNLOAD

Author : Bahrudin Achmad
language : id
Publisher: DIVA PRESS
Release Date :

Sastrawan Arab Jahiliah written by Bahrudin Achmad and has been published by DIVA PRESS this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on with History categories.


Bangsa Arab secara umum, lebih-lebih Arab Jahiliah, adalah bangsa yang amat senang terhadap puisi. Oleh karena itu, mereka memandang penyair sebagai orang yang memiliki kedudukan penting dalam masyarakat. Hal ini dapat dimaklumi karena seorang penyair dapat membela kehormatan kaum, keluarga, atau bangsanya. Bila di dalam sebuah kaum atau bangsa mereka menemukan seorang pemuda yang pandai dalam mencipta dan menggubah puisi maka pemuda tersebut akan dimuliakan oleh seluruh anggota kabilah dari suku itu. Bagi bangsa Arab, penyair memiliki kedudukan yang tinggi. Keputusan yang dikeluarkan oleh seorang penyair akan selalu dilaksanakan. Bagi mereka, seorang penyair merupakan penyambung lidah yang dapat mengungkapkan kebanggaan dan kemuliaan mereka, dan pembela mereka dari serangan dan ejekan kaum atau bangsa lain. Masyarakat Jahiliah sering mengadakan pasar seni secara periodik. Di pasar seni ini, para pujangga saling unjuk kemampuan dalam bersastra. Di antara pasar seni yang paling bergengsi pada zaman itu adalah Pasar Dzul Majaz (Madinah); Pasar Dzul Majinnah (barat Makkah), dan Pasar Ukadz (timur Makkah). Khusus di Pasar Ukadz, para penyair berlomba mendendangkan karya-karya mereka di depan dewan juri yang terdiri dari sejumlah pujangga yang telah memiliki reputasi. Karya-karya puisi yang dinyatakan sebagai yang terbaik akan ditulis dengan tinta emas di atas kain yang mewah, kemudian akan digantungkan di dinding Ka’bah, dan mereka menyebutnya dengan istilah Al-Mu’allaqat (puisi-puisi yang digantungkan di dinding Ka’bah). Buku ini, setelah memberikan gambaran umum tentang bahasa dan sastra Arab, khususnya bahasa dan sastra Arab era Jahiliah, mengupas tuntas tentang sastrawan beserta karya mu’allaqat-nya.



Mutiara Yang Indah Addur An Nafis Syekh Muhammad Nafis Ibnu Idris Al Banjari


Mutiara Yang Indah Addur An Nafis Syekh Muhammad Nafis Ibnu Idris Al Banjari
DOWNLOAD

Author : Syekh Muhammad Nafis Ibnu Idris Al-Banjari
language : id
Publisher: Almuqsith Pustaka
Release Date : 2021-08-14

Mutiara Yang Indah Addur An Nafis Syekh Muhammad Nafis Ibnu Idris Al Banjari written by Syekh Muhammad Nafis Ibnu Idris Al-Banjari and has been published by Almuqsith Pustaka this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2021-08-14 with Religion categories.


Buku Terakhir ini biasa disebut dengan ad-Durr an-Nafis (Permata Berharga), yang ditulis dalam bahasa Melayu ditulis dengan huruf Arab. Dan hingga kini, karya Syekh Muhammad Nafis Al-Banjari banyak diminati dan masih digunakan sebagai buku pegangan tasawuf di sebagian wilayah Asia Tenggara. Bahkan, hingga kini, kitab ini masih terus dicetak di sejumlah negara seperti Makkah (Arab Saudi), Kairo (Mesir), Singapura, dan Surabaya (Indonesia). Kitab ini sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.Secara garis besar buku ini dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian pendahuluan, bagian isi yang menjelaskan maqam (tingkatan) yang harus dilalui oleh seorang sufi, dan bagian penutup. Pada bagian pendahuluan terbagi atas dua pokok pembahasan. Pembahasan pertama menjelaskan hal-hal yang dapat merusak usaha seorang salik (pengikut tasawuf) untuk mencapai keridlaan Allah SWT. Menurut Nafis, hal-hal yang dapat merusak usaha seorang Salik dalam mencapai keridlaan Allah itu adalah malas mengerjakan ibadah dalam keadaan mampu; lemah pendirian dan tidak mempunyai tekad untuk melakukan ibadah karena tergoda oleh kehidupan duniawi; serta cepat merasa bosan dalam melakukan ibadah. Adapun pokok bahasan kedua dari pendahuluan berisi penjelasan tentang hal yang mengakibatkan gagalnya seseorang dalam mencapai tujuan mencapai keridlaan Allah SWT. Hal tersebut adalah syirik khafi (syirik terselubung), yang terdiri atas riya (pamer), sum'ah (mencari pujian dalam beribadah), 'ujub (membanggakan diri dengan ibadah, memandang ibadah sebagai perbuatan sendiri dan bukan sebagai nikmat yang diberikan Tuhan), dan hijab (ibadahnya menjadi pembatas antara dirinya dan Tuhan karena ia terpesona dengan keindahan ibadahnya itu dan mengganggap ibadahnya sudah sampai kepada Allah SWT). Oleh karena itu, Syekh Muhammad Nafis mengingatkan, untuk mencapai ridla Allah, seorang salik harus yakin betul bahwa segala sesuatu pada hakikatnya adalah dari Allah SWT.Kemudian, pembahasan kitab dilanjutkan dengan bagian kedua yang membahas empat pasal, yaitu tauhid al-af'al, tauhid al-asma', tauhid as-sifat, dan tauhid az-zat. Dalam tauhid al-af'al, dijelaskan bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam ini pada hakikatnya adalah af'al (perbuatan) Allah SWT. Adapun tentang tauhid al-asma', Syekh Muhammad Nafis menyebutkan bahwa segala nama pada hakikatnya bersumber pada Allah SWT, karena segala yang wujud selain Allah adalah khayal (semu) atau wahm (sangkaan) belaka.



Risalah Ahlussunnah Wal Jama Ah Hadratussyeikh Hasyim Asy Ari


Risalah Ahlussunnah Wal Jama Ah Hadratussyeikh Hasyim Asy Ari
DOWNLOAD

Author : Bahrudin Achmad
language : id
Publisher: Almuqsith Pustaka
Release Date : 2021-08-27

Risalah Ahlussunnah Wal Jama Ah Hadratussyeikh Hasyim Asy Ari written by Bahrudin Achmad and has been published by Almuqsith Pustaka this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2021-08-27 with Social Science categories.


Mencermati kitab Risalah Ahlissunnah wal Jamaah karya Kiai Muhammad Hasyim Asy’ari, kita akan mengetahui bahwa penulisannya dilatar belakangi oleh munculnya gerakan modernisme Islam di Indonesia. Menurut Andrée Feillard (2009:6) kaum modernis membentuk organisasi yang dikenal seperti Muhammadiyyah (1912), Al-Irsyad (1915), dan Persatuan Islam (1923). Gerakan ini menurutnya adalah gerakan kedua yang harus dihadapi kaum muslimin Ahlussunnah wal Jamaah setelah gerakan puritanisme di Sumatera Barat yang ditandai dengan pertentangan kaum Paderi di satu sisi dan kaum sufi adat di sisi lain. Gerakan ini menurut catatan Andrée Feillard dalam bukunya NU vis-à-vis Negara adalah gerakan kedua yang harus dihadapi kaum muslimin Ahlussunnah wal Jamaah setelah gerakan puritanisme di Sumatera Barat yang ditandai dengan pertentangan kaum Paderi di satu sisi dan kaum sufi adat di sisi lain. Kitab Risalah Ahlissunnah wal Jamaah ini adalah suatu bentuk usaha intelektual dalam mempertahankan Islam Ahlussunnah wal Jamaah di Indonesia yang dilakukan oleh Hadratussyekh. Pada perkembangan berikutnya, perdebatan yang kian meruncing ini kemudian diupayakan penyatuannya oleh Kiai Hasyim Asy’ari pada tahun 1930 di dalam sebuah ceramahnya yang ditulis dengan judul “al-Mawaidh” (wejangan-wejangan). Apa yang disebutkan terakhir ini kemudian dicatat para pengamat seperti Martin van Bruinnesen sebagai bentuk sikap nasionalisme sang kiai. Para pemuka kaum muslimin dari berbagai mazhab dan organisasi mengamininya dalam wujud pembentukan organisasi konfederasi Islam Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) pada tahun 1937 M. Bahwa kitab Risalah Ahlissunnah wal Jamaah ini dilatarbelakangi munculnya berbagai aliran Islam di Nusantara, terlihat seperti dalam apa yang disampaikan oleh Hadratussyekh dalam wacana pembuka pasal kedua kitab ini. Secara eksplisit hal ini terungkap pada paragraf kedua pasal itu. Hadratussyekh di dalamnya mengatakan: “Kemudian terjadilah pada tahun 1330 (H) kelompok-kelompok yang bermacam-macam, pandangan-pandangan yang saling bertentangan, pendapat-pendapat yang membingungkan, orang-orang yang memperebutkan pengikut….” Kemudian dalam paragraf selanjutnya Kiai Hasyim mengatakan: “Sebagian dari mereka ada yang mengikuti pendapat Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha, yang mana mereka berdua mengambil bid’ah dari Muhammad bin Abdul Wahab….” (hal. 9). Kitab ini sendiri terdiri dari 10 (sepuluh) pasal ditambah dengan satu lagi khutbah kitab (pendahuluan). Pasal pertama dari kitab ini setelah pendahuluan membahas tetang pemahaman mengenai pengertian dari kata sunnah dan kata bid’ah. Masing-masing kedua istilah tersebut dibahas dari segi tinjauan pengertian bahasa (etimologi) dan pengertian istilah (terminologi). Pasal kedua dari kitab ini membahas tentang kondisi keagamaan (Islam) masyarakat Jawa (baca: Nusantara) sebelum dan sesudah tahun 1330 H. Pasal ketiga membahas tentang garis perjuangan ulama salaf, makna yang terkandung dari istilah sawad al-a’dzam, dan pentingnya berpegang teguh pada salah satu dari mazhab empat. Pasal keempat dari buku ini menjelaskan tentang kewajiban bermazhab bagi orang yang tidak memiliki keahlian ijtihad. Pasal kelima dari buku ini menjelaskan kelaziman untuk berhati-hati dalam mengambil (belajar) agama dan ilmu, juga masalah keharusan berhati-hati dari fitnahnya ahli bid’ah dan kaum munafiq dan para pemuka agama yang menyesatkan. Pasal keenam membahas tentang hadits-hadit mengenai merebaknya bid’ah dan kebodohan sebagai kondisi akhir zaman. Pasal ketujuh mengulas soal keberdosaan orang yang mengajak kepada kesesatan atau memberikan teladan yang buruk. Pasal kedelapan dari kitab ini membahas tetang keterpecahan umat Islam kepada 37 (tiga puluh tujuh) golongan serta kelompok-kelompok sesat di antaranya. Juga penjelasan mengenai kelompok Ahlussunnah wal Jamaah adalah satu-satunya yang selamat. Pasal kesembilan dari kitab ini membahas tentang tanda-tanda hari kiamat sudah dekat. Pasal kesepuluh dari kitab ini menjelaskan tentang hadits-hadits yang berkaitan dengan kondisi orang mati yang dapat mendengar dan berkata-kata. Dengan membaca keseluruhan dari pasal-pasal kitab ini, kita menjadi mengerti setidaknya dua hal. Pertama, bahwa sebagaimana juga dikatakan oleh Martin van Bruinnessen, kenyataan tuduhan bid’ah yang pada mulanya ditujukan kaum modernis terhadap ulama pesantren telah dinyatakan sebaliknya oleh para ulama tradisional dan demikian pula Nahdlatul Ulama sebagaimana tercatat dalam satutennya. Kedua, bahwa para ulama tradisional tetap berpegang teguh dan membela cara-cara keagamaan dengan model bermazhab. Suatu hal yang sangat kontras dengan cara-cara keberagamaan orang modernis. Hadratussyekh sendiri, sebagai dijelaskan oleh Martin van Bruinnessen, memilih pendekatan bermazhab kepada salah satu dari Imam Empat (Madzahib Arba’ah) karena beliau baru menguasai 12 cabang dari 16 cabang ilmu yang harus dikuasai oleh seorang mujtahid. Penting untuk dikatakan di sini bahwa pada pasal pertama kitab ini KH Hasyim Asy’ari menukil dan menjelaskan pendapat dari Syekh Zarruq yang menjelaskan bahwa penilaian akan suatu perbuatan, atau sesuatu apa pun sebagai bid’ah harus dipertimbangkan dari tiga segi, yaitu (1) dari segi adanya landasan atau tidak, termasuk pertimbangan bertentangan dengan dalil atau tidak; (2) pengukuran dengan kaidah-kaidah yang ditetapkan para imam dari ulama salaf; dan (3) mempertimbangkan dari syawahid (pernyataan) hukum yang kemudian diperinci ke dalam bid’ah yang wajib, nadb (baik), haram, makruh, khilaf al-aula (berbeda dengan yang utama), dan mubah (boleh). Menurut Kiai Hasyim, para ulama telah menguraikan penjelasan mereka tentang hadits seputar bid’ah, bahwa yang dimaksud adalah perubahan i’tiqad (keyakinan) dari sesuatu yang awalnya bukanlah ibadah menjadi diyakini sebagai ibadah. Dari penjelasan terakhir ini, maka kita menjadi mengerti bahwa sesungguhnya perdebatan atau kritik dari kaum puritan terhadap kaum tradisionalis adalah karena kesalahpahaman mengenai apa yang seharusnya dipahami sebagai tradisi keagamaan dan dianggap sebagai ibadah. Dalam bagian terakhir pasal pertama kemudian Kiai Hasyim Asy’ari membela keabsahan tradisi keberagamaan masyarakat tradisionalis yang sering dikritik kaum modernis dan puritan. Beliau menegaskan keabsahan tradisi seperti penggunaan tasbih, melafalkan niat, tahlil dan bersedekah untuk mayit, yang mana itu semua tidak ada dalil yang melarang. Sebagai bandingan, lalu Hadratussyekh menjelaskan penilaian buruknya terhadap perilaku menyimpang seperti judi di pasar malang dan permainan undi dengan bantengan. Kitab ini bermanfaat bukan hanya untuk memahami, menilai, dan membeda mana ibadah mana tradisi, mana sunnah mana bid’ah, tapi juga posisi keagamaan para ulama pesantren saat itu yang direpresentasikan Hadratussyekh Muhammad Hasyim Asy’ari, salah satu ulama paling berpengaruh di bumi Nusantara. Semoga buku terjemah ini senantiasa membawa manfaat bagi siapa pun yang membacanya. Semoga Allah SWT menjadikan amal ini sebagai berkah bagi kita semua. Aamiin.



Muqadimah Qanun Asasi


Muqadimah Qanun Asasi
DOWNLOAD

Author : HADRATUSSYEIKH HASYIM ASY’ARI
language : id
Publisher: Lakpesdam Jawa Barat
Release Date : 2022-04-03

Muqadimah Qanun Asasi written by HADRATUSSYEIKH HASYIM ASY’ARI and has been published by Lakpesdam Jawa Barat this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2022-04-03 with Juvenile Nonfiction categories.


Islam mengajarkan umat manusia untuk bersatu dan tidak terpecah belah. Perbedaannya, umat Islam diperintah Allah untuk bersatu dengan landasan persatuan berupa hablullah, tali Allah yang kemudian dimaknai sebagai agama Allah yakni Islam. Meski begitu, pada intinya, manusia memang diharuskan bersatu jika menginginkan kebahagiaan. Manusia harus menyadari bahwa mereka saling membutuhkan antar satu sama lain jika ingin kebutuhan mereka tercukupi. Dan itu merupakan salah satu bukti bahwa Islam selaras dengan fitrah manusia. Ide dan pemikiran tentang persatuan, tolong menolong dan kerjasama sebagaimana diterangkan di atas merupakan salah satu pemikiran yang dituangkan oleh KH. Hasyim Asyari dalam kitab yang berjudul Muqaddimah Al Qanun Al Asasi Li Jam’iyyah Nahdlatul Ulama’. Manusia sebagai individu yang merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari masyarakat, dari waktu ke waktu secara alami pasti tumbuh dan berkembang. Tiap kelmpok masyarakat pasti mengalami perkembangan yang senantiasa terjadi baik lambat, sedang ataupun cepat. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa tidak ada masyarakat yang berhenti perkembangannya. Pertumbuhan dan perkembangan itu bisa saja berasal dari dinamika internal dalam dirinya sendiri, maupun hasil dari interaksi dengan sesama anggota masyarakat sebagai suatu sistem, sangat terbuka karena senantiasa berubah dan selalu menyesuaikan. Realitas manusia sebagai mahluk sosial terbukti ketika ia tidak dapat hidup sendirian. Dalam rangka menghadapi alam dan lingkungannya, manusia dituntut untuk selalu bersahabat dengan manusia lain. Naluri manusia untuk hidup bersama dengan orang lain dinamakan sebagai social animal sebab memiliki naluri untuk hidup dalam kebersamaan. Dalam Islam, konsep tersebut dinamakan dengan habl min an nas (hubungan antar manusia) yang merupakan dualisme hubungan ideal bersama habl min Allah (hubungan manusia dengan Allah). Perkembangan juga merupakan hal yang tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia baik secara individu maupun kolektif. Perkembangan yang terjadi dalam suatu masyarakat tertentu terkadang ada persamaan dan perbedaan dari satu masa ke masa berikutnya, jika dibandingkan dengan perkembangan pada masyarakat lain. Terjadinya perbedaan kondisi satu dengan yang lain juga mengakibatkan adanya saling mempengaruhi. Sebagai contoh, perbedaan tempat tinggal antara masyarakat satu dengan yang lain, tentunya berpengaruh pada permasalahan yang mereka hadapi. Oleh karena itulah, dalam rangka mengetahui fenomena yang terdapat dalam pemikiran seseorang atau sekelompok masyarakat maupun lembaga-lembaga keagamaan antara lain dibutuhkan pendekatan sosio historis. Pemikiran KH. Hasyim Asyari tentang persatuan dapat dikelompokkan dalam dua jenis persatuan, (1) persatuan kebangsaan yang artinya persatuan yang dilandasi dengan kesamaan kebangsaan. (2) persatuan keagamaan yaitu persatuan yang dilandasi kesamaan agama, yaitu Islam, dan (3) Persatuan untuk Bermadzhab. Sebagaimana dinyatakan oleh Hadratussyeikh Hasyim Asy’ari dalam Muqaddimah Qanun Asasi Li Jam’iyah Nahdlatul Ulama’ :



Kitab Melatih Diri Membentuk Akhlak Mulia Mengobati Penyakit Hati


Kitab Melatih Diri Membentuk Akhlak Mulia Mengobati Penyakit Hati
DOWNLOAD

Author : Bahrudin Achmad
language : id
Publisher: Almuqsith Pustaka
Release Date : 2021-12-14

Kitab Melatih Diri Membentuk Akhlak Mulia Mengobati Penyakit Hati written by Bahrudin Achmad and has been published by Almuqsith Pustaka this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2021-12-14 with Philosophy categories.


Penyakit hati merupakan sifat atau perbuatan tercela yang dilarang oleh agama Islam, tetapi sangat disukai oleh syaitan. Penyakit hati seringkali tidak disadari oleh orang yang mengindapnya, tetapi mudah dikenali oleh orang lain yang mengenalinya. Sedikitnya ada enam macam penyakit hati, yaitu (1) sombong, (2) ujub, (3) riya' (4) gibah, (5) iri-dengki, & (6) marah. Pertama, Sombong (takabur). Sombong adalah perasaan membanggakan diri dan memandang rendah orang lain. Kondisi yang berpotensi membuat sifat sombong antara lain adalah kekayaan, jabatan, kecantikan, kegagahan, dan kepandaian. Kedua, Riya' (pamer). Riya' adalah niatan dalam beramal bukan karena Allah tetapi ingin dipuji orang lain. Riya' merupakan kebalikan dari ikhlas. Seseorang yang melakukan perbuatan amal shaleh karena riya' (tidak ikhlas karena Allah) maka ia tidaklah mendapatkan pahala di sisi Allah. Ketiga, Ujub (merasa sholeh). Ujub adalah perasaan mengagumi/membanggakan diri sendiri dalam beribadah. Sifat ujub harus dihindari karena sifat ini bisa mengurangi bahkan menghilangkan pahala ibadah seseorang. Ujub juga bisa menjerumuskan seseorang kepada sifat takabur (sombong). Keempat, Iri-dengki (hasad dan hasud). Iri berarti tidak senang melihat kelebihan orang lain, sedangkan dengki merupakan wujud amarah karena perasaan iri. Dampak paling besar dari sifat iri-dengki adalah hancurnya tali persaudaraan, serta menimbulkan kebencian dan permusuhan. Dalam Islam kita boleh iri terhadap 2 hal, yaitu orang yang dikaruniai ilmu lalu diamalkan, serta orang yang dikaruniai harta lalu disedekahkan (hadis). Kelima, Ghibah (bergunjing), yaitu prilaku suka membicarakan aib orang lain untuk tujuan provokasi (kebencian). Berghibah merupakan perbuatan tercela dan berdosa besar. Keenam, Ghadab (emosional/pemarah). Marah menyebabkan seseorang sulit mengontrol diri sehingga menyebabkan daya nalar pikiran tidak dapat berfungsi dengan baik. Orang yang suka marah tidak akan disukai siapapun. Untuk menjadikan hati bersih dan terbebas dari penyakit hati, maka kita harus senantiasa membersihkan hati. Setidaknya ada empat cara untuk membersihkan hati yang kotor atau mengobati penyakit hati, yaitu: (1) zuhud, (2) sedekah, (3) ramah, dan (4) istighfar. Pertama, Zuhud. Zuhud adalah prilaku hidup sederhana dan tidak materialistik, yakni hidup yg selalu dipenuhi oleh keinginan duniawi. Zuhud juga mencakup sifat rendah hati. Sehingga prilaku zuhud dapat membuat seseorang terbebas dari sifat sombong, takabur, dan iri dengki. Kedua, Sedekah. Sedekah merupakan rasa syukur yang diwujudkan dalam bentuk kepedulian sosial dengan cara membantu harta untuk meringankan beban ekonomi seseorang. Sedekah akan membangun karakter kasih sayang dan menjauhkan dari sifat tamak. Ketiga, Ramah. Sikap ramah adalah prilaku terpuji dalam pergaulan masyarakat, yang diwujudkan dalam bentuk 3S, yaitu senyum, salam dan sapa terhadap orang lain. Sikap ramah adalah prilaku yang menyenangkan sehingga dapat menarik simpati banyak orang. Sikap ramah akan membebaskan diri dari sifat sombong dan iri dengki. Keempat, Istighfar. Istighfar adalah kalimat permohonan ampunan kepada Allah. Istighfar seharusnya dilafalkan secara berulang-ulang dalam satu kegiatan dzikir, yang dilakukan sehabis shalat atau pada saat-saat tertentu di malam hari. Dalam hadis riwayat Bukhari dikatakan bahwa Rasulullah senantiasa beristighfar minimal tujuh puluh kali dalam sehari, meskipun beliau manusia yang terbebas dari kesalahan dan dosa (ma'shum). Manfaat lain dari dzikir istighfar adalah seperti dalam hadis berikut, Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa yang senantiasa beristighfar, maka Allah akan memberikan kegembiraan dari setiap kesedihannya, dan kelapangan bagi setiap kesempitannya dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangka ,"(HR.Abu Daud, Ibnu Majah dan Ahmad). Fungsi hati (qalbu) yang paling utama adalah mengenal Allah atau iman, lalu menggerakkan si pemilik hati untuk mewujudkan keimanannya itu dalam sikap dan perilaku konkret kehidupan sehari-hari. Oleh karena itulah maka kita diperintahkan untuk senantiasa membersihkan hati, dengan setidaknya melalui empat cara seperti diatas agar kita mempunyai hati yang bersih (qalbun salim). Rasulullah Saw bersabda, "At-tagwa ha-huna, takwa itu di sini," sambil menunjuk ke dada tiga kali. (HR. Baihaqi). Apabila hati kita bersih maka kita akan mudah mengenal Allah, karena syaitan telah menjauh dan tidak mampu lagi menggoda diri kita. Dengan qalbun salim maka diri kita akan dengan ringan untuk bertakwa kepada Allah.