[PDF] Sastrawan Arab Modern - eBooks Review

Sastrawan Arab Modern


Sastrawan Arab Modern
DOWNLOAD

Download Sastrawan Arab Modern PDF/ePub or read online books in Mobi eBooks. Click Download or Read Online button to get Sastrawan Arab Modern book now. This website allows unlimited access to, at the time of writing, more than 1.5 million titles, including hundreds of thousands of titles in various foreign languages. If the content not found or just blank you must refresh this page





Sastrawan Arab Modern


Sastrawan Arab Modern
DOWNLOAD

Author : Bahrudin Achmad
language : id
Publisher: GUEPEDIA
Release Date : 2019-01-24

Sastrawan Arab Modern written by Bahrudin Achmad and has been published by GUEPEDIA this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2019-01-24 with categories.


Sastrawan Arab Modern PENULIS: Bahrudin Achmad ISBN: 978-602-6236-73-9 Penerbit : Guepedia Publisher Ukuran : 14 x 21 cm Tebal : 252 halaman Sinopsis: Dalam kritik sastra, tokoh sastra atau sastrawan merupakan bagian penting yang tidak dapat ditinggalkan dalam mengkritisi karya sastra, karena antara sastrawan, lingkungan kesejarahan, dan karya sastra yang dijadikan obyek kritik, terdapat kaitan erat yang dapat membantu kritikus dalam mengupas dan memecahkan simbol-simbol yang tersembunyi di balik karya sastra yang dikritisinya. Akhirnya, harus dikatakan di sini, bahwa untuk menggeluti kesusastraan Arab, seseorang dituntut tidak hanya harus memiliki pengetahuan tentang wacana ke-Arab-an, tetapi juga dituntut untuk mengetahui tokoh sastrawan Arab itu sendiri. Sebagaimana diketahui bahwa mempelajari sejarah kesusastraan Arab, itu berarti mempelajari secara kronologis keadaan bahasa dan sastra, termasuk faktor-faktor penyebab kemajuan dan kemundurannya, karya-karya sastra, dan para sastrawannya. Semoga dengan terbitnya buku ini, mampu membantu mahasiswa maupun para pembaca dari non-akademis dalam melakukan penelitian mengenai studi tokoh sastrawan Arab secara lebih mendalam. Dengan terbitnya buku "Tokoh Sastrawan Arab Modern; dalam lintasan sejarah kesusastraan Arab" ini, diharapkan agar pengenalan kesusastraan Arab pada masyarakat Indonesia semakin marak dan berkembang. Email : guepedia@gmail•com WA di 081287602508 Happy shopping & reading Enjoy your day, guys



Sastrawan Arab Jahiliah


Sastrawan Arab Jahiliah
DOWNLOAD

Author : Bahrudin Achmad
language : id
Publisher: DIVA PRESS
Release Date :

Sastrawan Arab Jahiliah written by Bahrudin Achmad and has been published by DIVA PRESS this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on with History categories.


Bangsa Arab secara umum, lebih-lebih Arab Jahiliah, adalah bangsa yang amat senang terhadap puisi. Oleh karena itu, mereka memandang penyair sebagai orang yang memiliki kedudukan penting dalam masyarakat. Hal ini dapat dimaklumi karena seorang penyair dapat membela kehormatan kaum, keluarga, atau bangsanya. Bila di dalam sebuah kaum atau bangsa mereka menemukan seorang pemuda yang pandai dalam mencipta dan menggubah puisi maka pemuda tersebut akan dimuliakan oleh seluruh anggota kabilah dari suku itu. Bagi bangsa Arab, penyair memiliki kedudukan yang tinggi. Keputusan yang dikeluarkan oleh seorang penyair akan selalu dilaksanakan. Bagi mereka, seorang penyair merupakan penyambung lidah yang dapat mengungkapkan kebanggaan dan kemuliaan mereka, dan pembela mereka dari serangan dan ejekan kaum atau bangsa lain. Masyarakat Jahiliah sering mengadakan pasar seni secara periodik. Di pasar seni ini, para pujangga saling unjuk kemampuan dalam bersastra. Di antara pasar seni yang paling bergengsi pada zaman itu adalah Pasar Dzul Majaz (Madinah); Pasar Dzul Majinnah (barat Makkah), dan Pasar Ukadz (timur Makkah). Khusus di Pasar Ukadz, para penyair berlomba mendendangkan karya-karya mereka di depan dewan juri yang terdiri dari sejumlah pujangga yang telah memiliki reputasi. Karya-karya puisi yang dinyatakan sebagai yang terbaik akan ditulis dengan tinta emas di atas kain yang mewah, kemudian akan digantungkan di dinding Ka’bah, dan mereka menyebutnya dengan istilah Al-Mu’allaqat (puisi-puisi yang digantungkan di dinding Ka’bah). Buku ini, setelah memberikan gambaran umum tentang bahasa dan sastra Arab, khususnya bahasa dan sastra Arab era Jahiliah, mengupas tuntas tentang sastrawan beserta karya mu’allaqat-nya.



Epistemologi Na Wu Pedagogis Modern


Epistemologi Na Wu Pedagogis Modern
DOWNLOAD

Author : Dr. Khabibi Muhammad Luthfi, S.S., M.Hum.
language : id
Publisher: Zahir Publishing
Release Date :

Epistemologi Na Wu Pedagogis Modern written by Dr. Khabibi Muhammad Luthfi, S.S., M.Hum. and has been published by Zahir Publishing this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on with Foreign Language Study categories.


Ilmu an-naḥw merupakan salah satu disiplin ilmu–layaknya ilmu lain–yang pernah mengalami anomali karena berada pada puncak paradigma keilmuan sehingga–meminjam istilah Thomas Kuhn (w. 1996)–mengalami “krisis”. Indikasinya, naḥw yang dihasilkan adalah demi kepentingan bahasa itu sendiri yang terkadang jauh dari realitas bahasa yang digunakan masyarakat tutur Arab. Bahkan, dalam titik kulminasi, naḥw menjadi “momok” menakutkan bagi pembelajar bahasa Arab.3 Padahal tujuan awalnya adalah sebagai alat untuk mempermudah belajar bahasa Arab, khususnya Alquran. Ṡelain itu, disebabkan naḥw klasik, bahasa Arab menjadi kurang responsif terhadap perkembangan bahasa dan ilmu pengetahuan yang sangat dinamis baik ilmu bahasa itu sendiri maupun ilmu-ilmu lain. Buku ini akan menjawab pertanyaan: (1) Bagaimana epistemologi naḥw yang disusun Ṡyauqī Ḍaif (19102005) dan Tammām Ḥassān (1918-2011)? (2) Bagaimana kontribusi epistemologi keduanya dalam pendidikan bahasa Arab, khususnya konsep pengembangan sintaksis pedagogis bagi pembelajar Indonesia?



Nahwu Sufi


Nahwu Sufi
DOWNLOAD

Author : Bahrudin Achmad
language : id
Publisher: Almuqsith Pustaka
Release Date : 2021-10-26

Nahwu Sufi written by Bahrudin Achmad and has been published by Almuqsith Pustaka this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2021-10-26 with Religion categories.


Kitab Munyatu al-Faqir al-Mutajarrid wa Siratu al-Murid al-Mutafarrid merupakan ringkasan kajian nahwu sufi kitab al-Futuhat al-Qudsiyah fi Syarh al-Ajrumiyah karya Ibnu ‘Ujaibah. Penjelasan-penjelasan tasawuf melalui kitab nahwu menuntut para pengkaji untuk menelaah tidak hanya dari satu perspektif ilmu pengetahuan, ia membutuhkan pengetahuan yang mendalam seputar nahwu non-sufistik dan pra-wacana mengenai ilmu tasawuf. Nahwu Sufi telah menempuh cara berpikir sufistik sebagaimana yang telah ditetapkan oleh para ulama sufi, yaitu penafsiran nahwu yang tidak seluruhnya disandarkan pada teks atau logika. Oleh karena itu, karakteristik Nahwu Sufi adalah An-Nahwu Al-Isyari, artinya nahwu dijelaskan melalui metode penafsiran yang berpegang pada metode simbolis yang tidak berhenti hanya pada aspek kebahasaan saja. Nahwu Sufi menjelaskan tentang istilah-istilah dalam nahwu yang berbeda dengan maknanya secara zahir berdasarkan isyarat atau petunjuk yang diterima oleh para ahli sufi. Ulama Sufi mengklaim bahwa metode penafsiran dalam nahwu sufi merupakan metode interpretasi yang valid, yang dibangun atas dualitas makna zahir dan batin. Kebenaran pemikiran sufi hanyalah sufi itu sendiri. Nahwu Sufi dari mulai pengertian tentang kalam sampai majzumat, pada intinya menjelaskan tentang kondisi hati dan jiwa seorang hamba yang memulai perjalanan tasawufnya (suluk), dimulai dari tingkatan zauq, syurb, sahwu, hingga sampai pada tingkatan mukasyafah dan ru’ya. Bahasa Arab adalah bahasa yang spesial. Sebab, dari beribu-ribu bahasa yang ada, ia terpilih sebagai wadah dari wahyu Tuhan yang terakhir bernama al-Qur’an. Tingkat sastra yang sangat tinggi juga menjadikan bahasa Arab dalam al-Qur’an sebagai mukjizat terbesar bagi Muhammad.Terpilihnya bahasa Arab sebagai bahasa al-Qur’an awalnya memang hak preogratif Tuhan. Namun lebih dari itu, hikmah terpilihnya Arab sebagai bahasa mukjizat adalah karena ia memiliki kualitas yang lebih dibanding bahasa-bahasa lainnya. Baik secara kandungan makna dalam kata dan juga tata bahasanya. Sehingga, bisa dikatakan bahasa arab sangat kental dengan nuansa teologis. Kandungan-kandungan istimewa dalam bahasa arab itu rupanya dipahami betul oleh Syaikh Al-Kuhin, sehingga ia mencoba menyingkap bukan hanya “makna dekat”, tapi juga “makna jauh” yang terdapat dalam tata bahasa arab yang sudah terangkum dalam kitab al-jurumiyah. simbol-simbol yang terdapat di dalamnya digunakan Al-Kuhany untuk mengungkapkan realitas dan pengalaman spiritual. Ia melukiskan rahasia di balik eksplorasi pemakaian obyek dan simbol yang diharapkan akan memiliki nilai-nilai pemaknaan yang dalam. Hingga kemudian muncul istilah nahwu lisan & hati.



Kitab Melatih Diri Membentuk Akhlak Mulia Mengobati Penyakit Hati


Kitab Melatih Diri Membentuk Akhlak Mulia Mengobati Penyakit Hati
DOWNLOAD

Author : Bahrudin Achmad
language : id
Publisher: Almuqsith Pustaka
Release Date : 2021-12-14

Kitab Melatih Diri Membentuk Akhlak Mulia Mengobati Penyakit Hati written by Bahrudin Achmad and has been published by Almuqsith Pustaka this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2021-12-14 with Philosophy categories.


Penyakit hati merupakan sifat atau perbuatan tercela yang dilarang oleh agama Islam, tetapi sangat disukai oleh syaitan. Penyakit hati seringkali tidak disadari oleh orang yang mengindapnya, tetapi mudah dikenali oleh orang lain yang mengenalinya. Sedikitnya ada enam macam penyakit hati, yaitu (1) sombong, (2) ujub, (3) riya' (4) gibah, (5) iri-dengki, & (6) marah. Pertama, Sombong (takabur). Sombong adalah perasaan membanggakan diri dan memandang rendah orang lain. Kondisi yang berpotensi membuat sifat sombong antara lain adalah kekayaan, jabatan, kecantikan, kegagahan, dan kepandaian. Kedua, Riya' (pamer). Riya' adalah niatan dalam beramal bukan karena Allah tetapi ingin dipuji orang lain. Riya' merupakan kebalikan dari ikhlas. Seseorang yang melakukan perbuatan amal shaleh karena riya' (tidak ikhlas karena Allah) maka ia tidaklah mendapatkan pahala di sisi Allah. Ketiga, Ujub (merasa sholeh). Ujub adalah perasaan mengagumi/membanggakan diri sendiri dalam beribadah. Sifat ujub harus dihindari karena sifat ini bisa mengurangi bahkan menghilangkan pahala ibadah seseorang. Ujub juga bisa menjerumuskan seseorang kepada sifat takabur (sombong). Keempat, Iri-dengki (hasad dan hasud). Iri berarti tidak senang melihat kelebihan orang lain, sedangkan dengki merupakan wujud amarah karena perasaan iri. Dampak paling besar dari sifat iri-dengki adalah hancurnya tali persaudaraan, serta menimbulkan kebencian dan permusuhan. Dalam Islam kita boleh iri terhadap 2 hal, yaitu orang yang dikaruniai ilmu lalu diamalkan, serta orang yang dikaruniai harta lalu disedekahkan (hadis). Kelima, Ghibah (bergunjing), yaitu prilaku suka membicarakan aib orang lain untuk tujuan provokasi (kebencian). Berghibah merupakan perbuatan tercela dan berdosa besar. Keenam, Ghadab (emosional/pemarah). Marah menyebabkan seseorang sulit mengontrol diri sehingga menyebabkan daya nalar pikiran tidak dapat berfungsi dengan baik. Orang yang suka marah tidak akan disukai siapapun. Untuk menjadikan hati bersih dan terbebas dari penyakit hati, maka kita harus senantiasa membersihkan hati. Setidaknya ada empat cara untuk membersihkan hati yang kotor atau mengobati penyakit hati, yaitu: (1) zuhud, (2) sedekah, (3) ramah, dan (4) istighfar. Pertama, Zuhud. Zuhud adalah prilaku hidup sederhana dan tidak materialistik, yakni hidup yg selalu dipenuhi oleh keinginan duniawi. Zuhud juga mencakup sifat rendah hati. Sehingga prilaku zuhud dapat membuat seseorang terbebas dari sifat sombong, takabur, dan iri dengki. Kedua, Sedekah. Sedekah merupakan rasa syukur yang diwujudkan dalam bentuk kepedulian sosial dengan cara membantu harta untuk meringankan beban ekonomi seseorang. Sedekah akan membangun karakter kasih sayang dan menjauhkan dari sifat tamak. Ketiga, Ramah. Sikap ramah adalah prilaku terpuji dalam pergaulan masyarakat, yang diwujudkan dalam bentuk 3S, yaitu senyum, salam dan sapa terhadap orang lain. Sikap ramah adalah prilaku yang menyenangkan sehingga dapat menarik simpati banyak orang. Sikap ramah akan membebaskan diri dari sifat sombong dan iri dengki. Keempat, Istighfar. Istighfar adalah kalimat permohonan ampunan kepada Allah. Istighfar seharusnya dilafalkan secara berulang-ulang dalam satu kegiatan dzikir, yang dilakukan sehabis shalat atau pada saat-saat tertentu di malam hari. Dalam hadis riwayat Bukhari dikatakan bahwa Rasulullah senantiasa beristighfar minimal tujuh puluh kali dalam sehari, meskipun beliau manusia yang terbebas dari kesalahan dan dosa (ma'shum). Manfaat lain dari dzikir istighfar adalah seperti dalam hadis berikut, Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa yang senantiasa beristighfar, maka Allah akan memberikan kegembiraan dari setiap kesedihannya, dan kelapangan bagi setiap kesempitannya dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangka ,"(HR.Abu Daud, Ibnu Majah dan Ahmad). Fungsi hati (qalbu) yang paling utama adalah mengenal Allah atau iman, lalu menggerakkan si pemilik hati untuk mewujudkan keimanannya itu dalam sikap dan perilaku konkret kehidupan sehari-hari. Oleh karena itulah maka kita diperintahkan untuk senantiasa membersihkan hati, dengan setidaknya melalui empat cara seperti diatas agar kita mempunyai hati yang bersih (qalbun salim). Rasulullah Saw bersabda, "At-tagwa ha-huna, takwa itu di sini," sambil menunjuk ke dada tiga kali. (HR. Baihaqi). Apabila hati kita bersih maka kita akan mudah mengenal Allah, karena syaitan telah menjauh dan tidak mampu lagi menggoda diri kita. Dengan qalbun salim maka diri kita akan dengan ringan untuk bertakwa kepada Allah.



Bahaya Lisan


Bahaya Lisan
DOWNLOAD

Author : Al-Ghazali
language : id
Publisher: Almuqsith Pustaka
Release Date : 2022-01-09

Bahaya Lisan written by Al-Ghazali and has been published by Almuqsith Pustaka this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2022-01-09 with Social Science categories.


Manusia dianugerahi kemampuan untuk berbicara lewat lisan. Lisan, adalah seperangkat bagian tubuh yang memiliki kemampuan luar biasa berupa berbicara. Terbangun atas mulut, lidah, sampai pita suara, kita bisa mengeluarkan suara. Setelah kita mengenal yang namanya bahasa, lalu kita mulai mengucap kata, lalu kalimat. Dari situ, kita dapat berinteraksi dengan orang dengan aneka ragam bentuk. Ciptaan Allah yang luar biasa ini, meniscayakan segera dua hal, mengarahkannya untuk hal yang baik atau yang buruk. Baik dan buruk adalah dua pilihan yang senantiasa melekati kita sebagai manusia selama hidup di dunia. Imam al-Ghazali, dalam kitabnya Ihya ‘Ulumu al-Din (Cetakan Dar al-Salam, Kairo. j. 2 h. 987), sampai membuat bab khusus soal lisan. Ia menamainya dengan Kitab Afaat al-Lisan, kitab tentang bahaya-bahaya lisan. Al-Ghazali langsung menempatkan kata Afaat karena menurut beliau lisan adalah anugerah Allah yang paling ringan namun di saat yang sama, sulit dikendalikan. Persoalan lisan dimasukan al-Ghazali ke dalam bagian al-muhlikaat, bagian ketiga dari tetralogi dalam Ihya ‘Ulum al-Din. Menjaga lisan menurut al-Ghazali, dimulai dari memahami bahwa fungsi lisan adalah alat wicara apa yang terdapat di dalam hati. Ia mengatakan, “… (Allah) telah penuhi hati manusia dengan gudang-gudang ilmu dan Dia sempurnakannya. Kemudian, Allah turunkan tabir untuk apa yang ada dalam hati itu sebagai bagian dari kasih sayang-Nya. Allah rentangkan dari hati berupa lisan yang mewicarakan apa yang terkandung dalam hati dan pikiran. Lewat lisan dapat menyingkap tabir yang dia turunkan tadi. Sehingga, lisan bisa berucap kebenaran. Bersyukur atas apa yang dikaruniai. Dimudahkan untuk mengungkapkan ilmu yang didapat dan berbicara dengan baik.” Masih di bab dan halaman yang sama, al-Ghazali kembali menguraikan kalau lisan adalah diantara nikmat dan salah satu kemahadetailan ciptaan Allah. Kata beliau, lisan (lidah) itu bentuknya kecil. Tapi pernyataan seseorang itu beriman atau tidak dibuktikan lewat ucapan. Selain itu, segala hal yang di alam semesta ini, yang ada maupun tidak, Pencipta maupun yang diciptakan, khayalan atau realita yang mendekati kebenaran mutlak, semuanya akan menghadapi pembenaran atau penolakan dari lisan. Karena ilmu, semuanya ditransformasikan lewat lisan. Menurut al-Ghazali, ini adalah kelebihan lisan yang tidak dimiliki anggota tubuh manapun. Mari kita perhatikan pernyataan beliau soal terbatasnya anggota tubuh yang lain Sesungguhnya mata hanya bisa menerima warna dan gambar/citra yang wujud, telinga hanya menerima suara, tangan hanya bisa menyentuh yang konkrit/fisik, begitu juga dengan anggota tubuh yang lain. Sementara, kalau lisan, menurut al-Ghazali adalah anggota tubuh yang lapang untuk selalu bergerak, bahkan tidak ada akhirnya. Lisan bisa sangat lancar digunakan untuk kebaikan, di saat yang sama untuk kejahatan. Di bagian lain, al-Ghazali menegaskan kalau lisan adalah organ yang tidak ada kata lelah untuk bergerak (la ta’ba fi ithlaaqihi), tidak membutuhkan energi (dalam jumlah besar) untuk menggeraknya (la mu’nata fi tahriikihi), banyak orang yang menyepelakan untuk mengendalikan dampak buruk dari ucapan (qad tasaahala al-khalqu fi al-ihtiraaz ‘an aafatihi wa ghawaailihi), dan lisan menjadi alat terbaik bagi setan untuk menjerumuskan manusia (a’zhamu aalatin li al-syaithaan fi istighwaai al-lisaan). Setelah berbicara soal ini, al-Ghazali menyatakan bahwa ia bersyukur dianugerahi Allah untuk mengendalikan lisan serta diberi kemampuan menjelaskan persoalan-persoalan soal bahaya lisan ini. Ada banyak sekali yang berhasil beliau inventarisir terkait soal lisan. Dari mulai berbicara yang tidak manfaat, debat, bersenandung, joke/gurauan, lain orang lain ucapan, sampai hal yang mendalam seperti larangan orang awam berbicara atau mempersoalkan sifat-sifat Allah terlalu dalam.



Jawahirul Kalamiyah


Jawahirul Kalamiyah
DOWNLOAD

Author : Bahrudin Achmad
language : id
Publisher: Almuqsith Pustaka
Release Date : 2021-08-10

Jawahirul Kalamiyah written by Bahrudin Achmad and has been published by Almuqsith Pustaka this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2021-08-10 with Social Science categories.


Kitab al-Jawahir al-Kalamiyyah fi idhohi al-Aqidah al-Islamiyyah karya Syaikh Thohir bin Sholih Al-Jaza'iry merupakan kitab ringkas dan mudah dipahami. Banyak pelajaran dan manfaat yang terkandung di dalamnya, karena memuat semua prinsip-prinsip dasar aqidah Ahlussunnah wal Jama'ah. Buku ini sudah cukup memadai bagi orang yang ingin mempelajari aqidah Ahlussunnah wal Jama'ah yang dikemas dengan gaya bahasa yang sederhana, ringkas, dan lugas dengan metode tanya Jawaban ringan yang disusun secara sistematis sehingga mudah dipahami. Oleh karenanya, buku ini sangat baik untuk menjadi bahan bacaan sehari-hari bagi semua kalangan. Baik anak-anak, remaja, pemuda-pemudi, dan para orang tua dan juga agar kitab aslinya dijadikan mata pelajaran di madrasah-madrasah Salafiyyah.



Ngaji Kitab Miskatul Anwar Imam Al Ghazali


Ngaji Kitab Miskatul Anwar Imam Al Ghazali
DOWNLOAD

Author : Bahrudin Achmad
language : id
Publisher: Almuqsith Pustaka
Release Date : 2021-07-07

Ngaji Kitab Miskatul Anwar Imam Al Ghazali written by Bahrudin Achmad and has been published by Almuqsith Pustaka this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2021-07-07 with Philosophy categories.


Misykât al­Anwâr adalah salah satu Kitab Tasawuf karya Imam Ghazali. berbeda dengan Kitab lainnya, Kitab ini tidak tebal, kecil dan tipis. Fokus pembahasannya adalah interpretasi ayat tentang cahaya yang terdapat dalam Al-Quran Surat An- Nûr ayat 35. Dalam Mukaddimah, Imam Ghazali menjelaskan tujuan penulisan kitab ini yaitu untuk menguraikan sebuah ayat Alquran dan sebuah hadis, atas permintaan seorang murid terdekatnya. Hadis yang dimaksud adalah hadis tentang hijab. Jadi, tema umum Misykât al­Anwâr adalah metafisika cahaya. Kitab ini merupakan salah satu di antara kitab Imam Al-Ghazali yang paling banyak dicurigai dan disorot oleh sebagian kecil ilmuwan modern. Meskipun dari kalangan tradisionalis dan sebagian besar sarjana modern lainnya tetap mengakuinya sebagai karya tulis Al-Ghazali. Kitab Misykatu al-Anwar dicurigai karena mereka melihat adanya ketidak-konsistenan keilmiahan dalam karya-karya tersebut. Di antara ilmuwan yang paling sibuk membedah masalah ini adalah orientalis Montgomeri Watt. Bahkan, secara khusus topik keotentikan kitab Misykât al­Anwâr sebagai buah karya Al-Ghazali ini diangkat dalam tulisannya yang dimuat dalam journal of Royal Asiatic Society. Tapi, pada akhirnya seluruh argumen Montgomeri Watt dipatahkan oleh beberapa ulama modern. Ulama pakar Tasauf menempatkan karya ini pada maqâm (peringkat) tertinggi dalam kategori tasawuf bersama beberapa karya lain Al-Ghazali dan magnum opus sufi-sufi besar lainnya, seperti Fushûs al­Hikam, al­Futûhât al­Makkiyah karya Ibn Arabi, al­Insân al­Kâmil karya al­Jîlî dan beberapa masterpiece lainnya dalam Ilmu Tasawuf.



Mutiara Yang Indah Addur An Nafis Syekh Muhammad Nafis Ibnu Idris Al Banjari


Mutiara Yang Indah Addur An Nafis Syekh Muhammad Nafis Ibnu Idris Al Banjari
DOWNLOAD

Author : Syekh Muhammad Nafis Ibnu Idris Al-Banjari
language : id
Publisher: Almuqsith Pustaka
Release Date : 2021-08-14

Mutiara Yang Indah Addur An Nafis Syekh Muhammad Nafis Ibnu Idris Al Banjari written by Syekh Muhammad Nafis Ibnu Idris Al-Banjari and has been published by Almuqsith Pustaka this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2021-08-14 with Religion categories.


Buku Terakhir ini biasa disebut dengan ad-Durr an-Nafis (Permata Berharga), yang ditulis dalam bahasa Melayu ditulis dengan huruf Arab. Dan hingga kini, karya Syekh Muhammad Nafis Al-Banjari banyak diminati dan masih digunakan sebagai buku pegangan tasawuf di sebagian wilayah Asia Tenggara. Bahkan, hingga kini, kitab ini masih terus dicetak di sejumlah negara seperti Makkah (Arab Saudi), Kairo (Mesir), Singapura, dan Surabaya (Indonesia). Kitab ini sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.Secara garis besar buku ini dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian pendahuluan, bagian isi yang menjelaskan maqam (tingkatan) yang harus dilalui oleh seorang sufi, dan bagian penutup. Pada bagian pendahuluan terbagi atas dua pokok pembahasan. Pembahasan pertama menjelaskan hal-hal yang dapat merusak usaha seorang salik (pengikut tasawuf) untuk mencapai keridlaan Allah SWT. Menurut Nafis, hal-hal yang dapat merusak usaha seorang Salik dalam mencapai keridlaan Allah itu adalah malas mengerjakan ibadah dalam keadaan mampu; lemah pendirian dan tidak mempunyai tekad untuk melakukan ibadah karena tergoda oleh kehidupan duniawi; serta cepat merasa bosan dalam melakukan ibadah. Adapun pokok bahasan kedua dari pendahuluan berisi penjelasan tentang hal yang mengakibatkan gagalnya seseorang dalam mencapai tujuan mencapai keridlaan Allah SWT. Hal tersebut adalah syirik khafi (syirik terselubung), yang terdiri atas riya (pamer), sum'ah (mencari pujian dalam beribadah), 'ujub (membanggakan diri dengan ibadah, memandang ibadah sebagai perbuatan sendiri dan bukan sebagai nikmat yang diberikan Tuhan), dan hijab (ibadahnya menjadi pembatas antara dirinya dan Tuhan karena ia terpesona dengan keindahan ibadahnya itu dan mengganggap ibadahnya sudah sampai kepada Allah SWT). Oleh karena itu, Syekh Muhammad Nafis mengingatkan, untuk mencapai ridla Allah, seorang salik harus yakin betul bahwa segala sesuatu pada hakikatnya adalah dari Allah SWT.Kemudian, pembahasan kitab dilanjutkan dengan bagian kedua yang membahas empat pasal, yaitu tauhid al-af'al, tauhid al-asma', tauhid as-sifat, dan tauhid az-zat. Dalam tauhid al-af'al, dijelaskan bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam ini pada hakikatnya adalah af'al (perbuatan) Allah SWT. Adapun tentang tauhid al-asma', Syekh Muhammad Nafis menyebutkan bahwa segala nama pada hakikatnya bersumber pada Allah SWT, karena segala yang wujud selain Allah adalah khayal (semu) atau wahm (sangkaan) belaka.



Risalah Ahlussunnah Wal Jama Ah Hadratussyeikh Hasyim Asy Ari


Risalah Ahlussunnah Wal Jama Ah Hadratussyeikh Hasyim Asy Ari
DOWNLOAD

Author : Bahrudin Achmad
language : id
Publisher: Almuqsith Pustaka
Release Date : 2021-08-27

Risalah Ahlussunnah Wal Jama Ah Hadratussyeikh Hasyim Asy Ari written by Bahrudin Achmad and has been published by Almuqsith Pustaka this book supported file pdf, txt, epub, kindle and other format this book has been release on 2021-08-27 with Social Science categories.


Mencermati kitab Risalah Ahlissunnah wal Jamaah karya Kiai Muhammad Hasyim Asy’ari, kita akan mengetahui bahwa penulisannya dilatar belakangi oleh munculnya gerakan modernisme Islam di Indonesia. Menurut Andrée Feillard (2009:6) kaum modernis membentuk organisasi yang dikenal seperti Muhammadiyyah (1912), Al-Irsyad (1915), dan Persatuan Islam (1923). Gerakan ini menurutnya adalah gerakan kedua yang harus dihadapi kaum muslimin Ahlussunnah wal Jamaah setelah gerakan puritanisme di Sumatera Barat yang ditandai dengan pertentangan kaum Paderi di satu sisi dan kaum sufi adat di sisi lain. Gerakan ini menurut catatan Andrée Feillard dalam bukunya NU vis-à-vis Negara adalah gerakan kedua yang harus dihadapi kaum muslimin Ahlussunnah wal Jamaah setelah gerakan puritanisme di Sumatera Barat yang ditandai dengan pertentangan kaum Paderi di satu sisi dan kaum sufi adat di sisi lain. Kitab Risalah Ahlissunnah wal Jamaah ini adalah suatu bentuk usaha intelektual dalam mempertahankan Islam Ahlussunnah wal Jamaah di Indonesia yang dilakukan oleh Hadratussyekh. Pada perkembangan berikutnya, perdebatan yang kian meruncing ini kemudian diupayakan penyatuannya oleh Kiai Hasyim Asy’ari pada tahun 1930 di dalam sebuah ceramahnya yang ditulis dengan judul “al-Mawaidh” (wejangan-wejangan). Apa yang disebutkan terakhir ini kemudian dicatat para pengamat seperti Martin van Bruinnesen sebagai bentuk sikap nasionalisme sang kiai. Para pemuka kaum muslimin dari berbagai mazhab dan organisasi mengamininya dalam wujud pembentukan organisasi konfederasi Islam Majelis Islam A’la Indonesia (MIAI) pada tahun 1937 M. Bahwa kitab Risalah Ahlissunnah wal Jamaah ini dilatarbelakangi munculnya berbagai aliran Islam di Nusantara, terlihat seperti dalam apa yang disampaikan oleh Hadratussyekh dalam wacana pembuka pasal kedua kitab ini. Secara eksplisit hal ini terungkap pada paragraf kedua pasal itu. Hadratussyekh di dalamnya mengatakan: “Kemudian terjadilah pada tahun 1330 (H) kelompok-kelompok yang bermacam-macam, pandangan-pandangan yang saling bertentangan, pendapat-pendapat yang membingungkan, orang-orang yang memperebutkan pengikut….” Kemudian dalam paragraf selanjutnya Kiai Hasyim mengatakan: “Sebagian dari mereka ada yang mengikuti pendapat Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha, yang mana mereka berdua mengambil bid’ah dari Muhammad bin Abdul Wahab….” (hal. 9). Kitab ini sendiri terdiri dari 10 (sepuluh) pasal ditambah dengan satu lagi khutbah kitab (pendahuluan). Pasal pertama dari kitab ini setelah pendahuluan membahas tetang pemahaman mengenai pengertian dari kata sunnah dan kata bid’ah. Masing-masing kedua istilah tersebut dibahas dari segi tinjauan pengertian bahasa (etimologi) dan pengertian istilah (terminologi). Pasal kedua dari kitab ini membahas tentang kondisi keagamaan (Islam) masyarakat Jawa (baca: Nusantara) sebelum dan sesudah tahun 1330 H. Pasal ketiga membahas tentang garis perjuangan ulama salaf, makna yang terkandung dari istilah sawad al-a’dzam, dan pentingnya berpegang teguh pada salah satu dari mazhab empat. Pasal keempat dari buku ini menjelaskan tentang kewajiban bermazhab bagi orang yang tidak memiliki keahlian ijtihad. Pasal kelima dari buku ini menjelaskan kelaziman untuk berhati-hati dalam mengambil (belajar) agama dan ilmu, juga masalah keharusan berhati-hati dari fitnahnya ahli bid’ah dan kaum munafiq dan para pemuka agama yang menyesatkan. Pasal keenam membahas tentang hadits-hadit mengenai merebaknya bid’ah dan kebodohan sebagai kondisi akhir zaman. Pasal ketujuh mengulas soal keberdosaan orang yang mengajak kepada kesesatan atau memberikan teladan yang buruk. Pasal kedelapan dari kitab ini membahas tetang keterpecahan umat Islam kepada 37 (tiga puluh tujuh) golongan serta kelompok-kelompok sesat di antaranya. Juga penjelasan mengenai kelompok Ahlussunnah wal Jamaah adalah satu-satunya yang selamat. Pasal kesembilan dari kitab ini membahas tentang tanda-tanda hari kiamat sudah dekat. Pasal kesepuluh dari kitab ini menjelaskan tentang hadits-hadits yang berkaitan dengan kondisi orang mati yang dapat mendengar dan berkata-kata. Dengan membaca keseluruhan dari pasal-pasal kitab ini, kita menjadi mengerti setidaknya dua hal. Pertama, bahwa sebagaimana juga dikatakan oleh Martin van Bruinnessen, kenyataan tuduhan bid’ah yang pada mulanya ditujukan kaum modernis terhadap ulama pesantren telah dinyatakan sebaliknya oleh para ulama tradisional dan demikian pula Nahdlatul Ulama sebagaimana tercatat dalam satutennya. Kedua, bahwa para ulama tradisional tetap berpegang teguh dan membela cara-cara keagamaan dengan model bermazhab. Suatu hal yang sangat kontras dengan cara-cara keberagamaan orang modernis. Hadratussyekh sendiri, sebagai dijelaskan oleh Martin van Bruinnessen, memilih pendekatan bermazhab kepada salah satu dari Imam Empat (Madzahib Arba’ah) karena beliau baru menguasai 12 cabang dari 16 cabang ilmu yang harus dikuasai oleh seorang mujtahid. Penting untuk dikatakan di sini bahwa pada pasal pertama kitab ini KH Hasyim Asy’ari menukil dan menjelaskan pendapat dari Syekh Zarruq yang menjelaskan bahwa penilaian akan suatu perbuatan, atau sesuatu apa pun sebagai bid’ah harus dipertimbangkan dari tiga segi, yaitu (1) dari segi adanya landasan atau tidak, termasuk pertimbangan bertentangan dengan dalil atau tidak; (2) pengukuran dengan kaidah-kaidah yang ditetapkan para imam dari ulama salaf; dan (3) mempertimbangkan dari syawahid (pernyataan) hukum yang kemudian diperinci ke dalam bid’ah yang wajib, nadb (baik), haram, makruh, khilaf al-aula (berbeda dengan yang utama), dan mubah (boleh). Menurut Kiai Hasyim, para ulama telah menguraikan penjelasan mereka tentang hadits seputar bid’ah, bahwa yang dimaksud adalah perubahan i’tiqad (keyakinan) dari sesuatu yang awalnya bukanlah ibadah menjadi diyakini sebagai ibadah. Dari penjelasan terakhir ini, maka kita menjadi mengerti bahwa sesungguhnya perdebatan atau kritik dari kaum puritan terhadap kaum tradisionalis adalah karena kesalahpahaman mengenai apa yang seharusnya dipahami sebagai tradisi keagamaan dan dianggap sebagai ibadah. Dalam bagian terakhir pasal pertama kemudian Kiai Hasyim Asy’ari membela keabsahan tradisi keberagamaan masyarakat tradisionalis yang sering dikritik kaum modernis dan puritan. Beliau menegaskan keabsahan tradisi seperti penggunaan tasbih, melafalkan niat, tahlil dan bersedekah untuk mayit, yang mana itu semua tidak ada dalil yang melarang. Sebagai bandingan, lalu Hadratussyekh menjelaskan penilaian buruknya terhadap perilaku menyimpang seperti judi di pasar malang dan permainan undi dengan bantengan. Kitab ini bermanfaat bukan hanya untuk memahami, menilai, dan membeda mana ibadah mana tradisi, mana sunnah mana bid’ah, tapi juga posisi keagamaan para ulama pesantren saat itu yang direpresentasikan Hadratussyekh Muhammad Hasyim Asy’ari, salah satu ulama paling berpengaruh di bumi Nusantara. Semoga buku terjemah ini senantiasa membawa manfaat bagi siapa pun yang membacanya. Semoga Allah SWT menjadikan amal ini sebagai berkah bagi kita semua. Aamiin.